Author : Ima (*i’m3424*) ^-^ {@Imasitinoorc | twitter}
Genre :
Sad, Romance(?)
Length :
One Shot (16 page)
Main Cast :
Kim Jongwoon (Super Junior)
Han Soobin
Other Cast :
Cho Kyuhyun (Super Junior)
Kim Heechul (Super Junior)
Kim Heebum
Author Note:
Author kembali dengan new story, hanya saja
kali ini length nya oneshot dengan versi fanfiction super junior. Hehe maklum,
karena author adalah ELF dan clouds. FF pertama ini main cast nya Yesung oppa
yang suaranya cetar membahana (?). Awas ranjau typo!! Semua POV disini adalah
milik Kim Jongwoon (Yesung).
Mianhae kalo ada
tulisan korea yang penulisannya salah ^^
Disarankan
mendengarkan lagu dibawah ini saat reader membaca ff ini...
Super
Junior – Memories
Super
Junior KRY – Coagulation
Super
Junior – She’s Gone
Yesung
feat Jang Hyejin – I’m Behind You
Happy Reading
@Kim Jongwoon’s home
“Jongwoon~ah, ireona, sudah siang, bisa
terlambat ke kampus nanti.” Kata eomma dari balik pintu kamarku.
“Arraso
eomma, aku akan bangun 5 menit lagi.” Kataku kembali mempererat selimutku.
“Yak!!
Sekarang sudah pukul 7 chagi...” Teriak eomma makin kencang.
“Aish
jinjja... ne arraso eomma aku sudah bangun sekarang.”
Dengan
malas kulangkahkan kakiku kekamar mandi. Aku malas sekali bila ada jam kuliah
pagi, aku serasa kembali menjadi siswa sekolah menengah yang setiap hari harus
bangun pagi. Setelah selesai merapikan diri, aku turun ke lantai bawah dan
menuju ke ruang makan. Disana sudah ada appa yang sedang menikmati sarapan
buatan eomma, dan eommaku yang sedang sibuk didapur yang memang letakknya tak
jauh dari ruang makan. Setelah menghabiskan sarapanku, aku berpamitan pada appa
dan eomma, lalu bergegas menuju kampus.
Hari
ini udara kota Seoul dingin, hanya saja tidak sedingin saat musim dingin tiba.
Sekarang sedang musim gugur, dan entah mengapa aku sangat menyukai musim ini.
Melihat dedaunan yang berguguran seolah turut menggugurkan semua masalah yang
menghinggapiku. Saat kubuka pintu rumahku, aku melihat banyak anak-anak kecil
yang sedang bermain dengan dedaunan kering yang berguguran. Mereka tampak
senang dengan dunia mereka, akupun turut tersenyum melihat tingkah anak-anak
itu sembari berjalan menuju garasi rumahku. Ketika kumasuki garasi rumahku, aku
tak melihat motor sport merah kesayanganku terparkir didalamnya.
“Aish,
Jongwoon pabo, motormu kan sedang dibengkel, terpaksa naik bus hari ini.”
Gerutuku.
Kututup
kembali pintu garasi dan berjalan menuju halte bus terdekat. Untung saja hari
ini aku tidak sedang terburu-buru berangkat ke kampus, karena jam kuliahku baru
akan dimulai sekitar 1 jam lagi. Kunikmati udara kota Seoul pagi ini yang
menenangkan hati dan pikiranku, sebelum semua pikiranku tercemari oleh
pelajaran-pelajarn di kampus nanti yang seakan tak mau melepaskan diriku dari
jeratannya.
@Halte
Setibanya
aku di halte, tak kulihat seorangpun dalam halte itu. Akhirnya kuputuskan duduk
di bangku halte tersebut sembari mendengarkan lagu dari handphone ku lewat
earphone. Ketika sedang menikmati alunan lagu dari earphoneku, aku melihat
seorang yeoja bersyal merah diganggu segerombolan pria yang sepertinya hendak
merampas tasnya. Reflek, kukencangkan earphoneku lalu berlari kearah
segerombolan pria tadi dan langsung menghujani wajah mereka dengan bogem
mentahku. Kupikir aku akan kalah, karena mereka ber 4 sedangkan aku hanya
seorang diri. Tapi syukurlah aku berhasil membuat mereka babak belur dan lari
ketakutan menjauh dariku dan yeoja itu.
“Neo,
gwenchana? Ini tasmu.” Ujarku sembari memberikan tasnya.
“Oh..eh..
Nan gwenchana, gamsahamnida agassi sudah membantuku.” Katanya gugup tapi tetap
tersenyum dan membetulkan letak syalnya.
“Ah,
kau formal sekali terhadapku. Oh ya nan neun Kim Jongwoon imnida tapi kau bisa
memanggilku Jongwoon oppa atau Yesung oppa hehe, siapa namamu?” ujarku sembari
mengulurkan tangan kananku dan tangan kiriku menggaruk belakang kepalaku yang
tak gatal sama sekali.
“Ne,
Jongwoon op..pa. Nan neun Han Soobin imnida, panggil saja Soobin.” Jawabnya
sambil menyambut uluran tanganku kemudian tersenyum manis padaku.
Tanpa
kusadari, bus yang akan aku naiki ke kampus sudah tiba di halte. Lalu kami
berdua berjalan memasukki bus itu dan duduk bersebelahan. Setelah ngobrol
beberapa saat, memang awalnya sedikit canggung, tapi lama kelamaan aku
menyadari kalau dia adalah yeoja yang baik, ramah dan sedikit pendiam. Ketika
kutanya dia hendak turun dimana, dia menjawab nama universitas yang sama dengan
unversitas tempatku kuliah. Ternyata kami satu universitas, hanya saja berbeda
jurusan. Aku mengambil jurusan vocal sedangkan dia jurusan seni lukis. Sejak
saat itu, kami mulai akrab. Bahkan kami sudah bertukar nomor telepon. Hampir
tiap hari aku menelponnya, dan setelah selesai menelponnya tanpa sadar aku
selalu tersenyum sendiri.
Suatu
hari dikampus, saat pelajaran tengah berlangsung, tanpa sadar aku melamunkan
Soobin, yeoja yang kutolong beberapa hari yang lalu. Heechul hyung, sahabat
sekaligus teman sebangkuku sudah berulang kali mengguncang-guncang tubuhku
untuk membangunkanku dari seluruh lamunanku, tapi tak satupun yang ku pedulikan
sampai tiba-tiba...
“Jongwoon~ssi,
apakah kau bisa menjelaskan ulang materi yang telah saya jelaskan saat ini?”
Kata Park seosangnim.
“Jongwoon~ah,
Park seosangnim sedang bertanya padamu.” Bisik Heechul hyung sambil terus
mengguncang tubuhku. Seketika aku tersadar dari lamunanku. Dan mendapati seisi
kelas sedang menatapku.
“Oh
ne, seosangnim.” Jawabku sedikit takut.
“Apa
kau dengar apa pertanyaan saya tadi Jongwoon~ssi?” ucap Park seosangnim sekali
lagi.
“Mianhamnida,
Park seosangnim, aku tak mendengarnya.” Jawabku sambil menunduk.
“Aish,
jelas saja kau tak mendengar perkataanku karena kau terus melamun selama
pelajaran, sekarang pergi ke kamar kecil dan cuci mukamu agar kau tak melamun
lagi.”
“Ne
seosangnim, gamsahamnida.” Ucapku sambil berdiri lalu pergi menuju ke kamar
kecil.
Saat
jam mata pelajaran selesai, 2 orang sahabatku, Heechul hyung dan Kyuhyun
datang. Kyuhyun adalah mahasiswa semester 4 diuniversitas ini, tak seperti aku
dan Heechul hyung yang sudah sampai semester akhir. Kami bersahabat semenjak
masih dibangku SMA, kami bertiga akrab karena kami pernah melakukan sebuah
pementasan seni untuk perpisahan siswa-siswa kelas 3 saat masih di SMA. Dan
sudah menjadi kebiasaan, jika setiap pelajaran usai, Kyuhyun selalu datang ke
kelasku dan Heechul hyung. Mereka berdua mengajakku ke kantin dan aku
menggangguk setuju.
@Kantin Kampus
Saat
tiba di kantin, aku tak berniat untuk membeli makanan karena entah mengapa aku
tak merasa lapar sama sekali, jadi aku memutuskan hanya membeli minuman.
“Aku
akan cari tempat untuk kita duduk, kalian pergilah memesan makanan.” Kataku
pada kedua sahabatku.
“Kau
sendiri tak memesan makanan?” kata Kyuhyun sambil mengeluarkan PSP dari saku
celananya.
“Ani,
aku masih kenyang. Sepertinya meja diujung sana kosong, aku tunggu disana ne.”
Jawabku dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Ketika
sampai dimeja yang aku lihat kosong tadi, aku langsung mendudukinya dan kembali
mendengarkan lagu di handphoneku lewat earphone. Sambil menunggu kedua
sahabatku yang belum kembali dari memesan makanan, sesekali aku bersenandung
kecil mengikuti alunan lagu yang sedang kudengarkan. Tiba-tiba aku merasakan
ada sebuah tangan yang menyentuh lembut pundakku. Seketika kulepaskan
earphoneku dan menoleh ke belakang.
“Anyyeong
oppa, kita bertemu lagi.” Ujar Soobin sambil tersenyum. Aigoo senyumnya manis
sekali, lebih manis daripada saat kami pertama kali bertemu.
“Oh,
eh, ne... annyeong Soobin~ah, sedang apa kau disini? Apa kau sendirian?”
tanyaku gugup. Yak! Kenapa aku jadi gugup begini ketika ada didekatnya.
“Aku
baru saja memesan makanan. Aku tak sendirian oppa, aku bersama sahabatku, dia
sedang duduk disana. Oppa tidak makan?” tanyanya.
“Ani,
aku sedang tidak lapar.” Jawabku.
“Kalau
begitu aku tinggal dulu oppa.” Kata Soobin lalu ia pergi meninggalkanku yang
masih sendirian duduk dimeja ini.
Tak
lama kemudian, Heechul hyung dan Kyuhyun tiba dengan nampan yang berisi makanan
lalu duduk tenang di hadapanku. Sepertinya mereka tak melihat ketika aku
ngobrol dengan Soobin tadi, huft, syukurlah. Kalau mereka melihatnya, alhasil
mereka berdua akan meledekku habis-habisan. Aku sudah bosan dengan semua
ledekan mereka -_-. Setelah mereka menghabiskan makanan dan minuman mereka dan
aku juga sudah menghabiskan minumanku, kami kembali ke kelas masing-masing.
Setelah
semua pelajaran selesai, sebelum pulang kerumah masing-masing, kami bertiga
janjian akan berkumpul di cafe, tempat yang biasanya kami gunakan untuk
berkumpul. Ketika sudah diputuskan pukul berapa kami akan berkumpul, kami
langsung berpencar dan pulang kerumah masing-masing.
***
Sesampainya
aku dirumah, aku segera berjalan menuju kamarku dan merebahkan tubuhku yang
lelah ini diatas kasur empuk yang dengan setia menungguku setiap pulang kuliah,
atau bahkan setiap hari (?). Sesaat kemudian aku kembali melamunkan Soobin,
entah mengapa akhir-akhir ini aku sering melamunkan Soobin. Apa aku
menyukainya? Aish molla, yang jelas aku selalu merasa nyaman bila didekatnya. Ketika
sudah cukup lama asyik melamun dikamarku, tiba-tiba nada dering handphoneku
membuyarkan seluruh lamunanku. Dengan malas, kuangkat telepon yang masuk ke
handphoneku tanpa melihat nama si penelpon.
“Yoboseyo..”
kataku cuek.
“Yak!!
Jongwoon~ah, dimana kau sekarang, kami sudah menunggumu setengah jam disini.”
Sahut seseorang dengan nada setengah berteriak. Bila dilihat dari caranya
berbicara, sudah kupastikan kalau yang menelponku adalah Heechul hyung,
seketika kulihat jam dinding dikamarku. Astaga aku terlambat.
“Mianhae
hyung aku lupa hehe, 20 menit lagi aku sampai disana ne, anyyeong.” Jawabku terburu-buru
sembari menutup sambungan telepon.
Untung
saja motorku sudah selesai diperbaiki, jadi tanpa berpikir panjang aku langsung
menyambar jaket dan kunci motorku, kemudian bergegas menemui mereka di sebuah
cafe.
@ Cafe
“Mianhae
aku terlambat, aku lupa kalau hari ini kita kumpul.” Ucapku santai kemudian menuju
meja yang telah diduduki 2 sahabatku.
“Baru
kali ini kau terlambat Jongwoon~ah, biasanya kau selalu on time. waeyo?” ujar
Kyuhyun tanpa menatapku, seperti biasa dia sedang asik dengan game di PSPnya.
“Yak!
Evil! Bisakah kau sedikit lebih sopan padaku. Aku lebih tua darimu, panggil aku
hyung, oh ya satu lagi, setidaknya tataplah orang yang sedang kau ajak bicara.”
Aigoo anak ini lagi-lagi membuatku naik darah. Tenangkan dirimu Jongwoon.
“Ani,
aku tak mau, bahkan kau tak menjawab pertanyaanku.” Ujarnya sambil tetap
menatap PSP pemberian Heebum, yeojachingunya.
“Aku
malas meladenimu Kyu.” Sahutku sinis.
“Sudah-sudah,
kalian ini kalau bertemu selalu begini, membuatku nyaris gila saja.” Kata
Heechul hyung dengan deathglarenya.
Aku
hening dan langsung menatap Heechul hyung ketika mendapati Heechul hyung
melayangkan deathglarenya padaku. Tak hanya itu, Kyuhyun juga mengalihkan pusat
perhatiannya, yang tadinya hanya untuk PSP kesayangannya, kini ikut menatap
Heechul hyung dengan tatapan serius ketika ia menyadari kalau deathglare
Heechul hyung tak hanya diberikan untukku.
“Sudah
kan ributnya? Sekarang giliran aku yang berbicara. Kita bertiga diundang
diacara ulang tahun Leeteuk, dan diacara tersebut kita harus datang dengan
membawa pasangan kita masing-masing. Acara itu akan diselenggarakan 4 hari
lagi.” Tuturnya panjang lebar.
“Shireo,
aku tak akan datang hyung.” Jawabku sinis sambil menyeruput capucino hangatku.
“Yak!
Jongwoon~ah, kita wajib datang diacara itu. Kita akan jadi pengisi acara juga.
Aku sebagai MC dan kau serta Kyuhyun sebagai penyanyi.” Kata Heechul hyung
dengan nada bicara yang sedikit meninggi.
“Kalau
begitu aku akan mengajak Kim Heebum keacara itu untuk menemaniku. Aku akan
menelponnya sekarang.” Sahut Kyuhyun yang dengan cepat meletakkan PSPnya dan
menggantinya dengan Samsung Galaxy S3 miliknya lalu bergegas menelpon
yeojachingunya.
“Tapi
hyung, kau kan tau sendiri. Diantara kita bertiga hanya aku yang belum memiliki
yeojachingu. Kalau kau sudah jelas akan pergi dengan Choi Raejoon. Si magnae
akan pergi dengan Kim Heebum sedangkan aku? Sudahlah, kalian berdua saja yang
menghadiri acara itu.” Kataku malas.
“Ya
pokoknya kau wajib datang bagaimanapun caranya.” Ujar Heechul hyung dan Kyuhyun
lalu pergi meninggalkanku sendirian di cafe ini.
“Aish,
mereka selalu saja seperti ini.” Rutukku dalam hati.
***
Akhirnya,
aku memutuskan untuk pulang dengan suasana hati yang benar-benar tidak nyaman.
Aku benar-benar bingung harus berbuat apa. Di tengah perjalanan menuju ke
rumahku, aku melewati sebuah taman yang terdapat danau di ujungnya. Aku
memutuskan untuk menenangkan pikiranku sejenak di taman itu. Setelah ku
parkirkan motorku, aku berjalan pelan menyusuri jalan setapak ini dengan mood
yang benar-benar down. Ketika aku melihat ke arah danau. Aku melihat seorang yeoja
yang duduk sambil melukis, ia nampak tak asing olehku, tanpa ragu aku
memanggilnya.
“Soobin~ah.”
Panggilku. Dan tak salah lagi, yeoja itu memang Soobin.
“Jongwoon
oppa, anyyeong. Palli duduk sini.” Ajaknya sambil menepuk-nepuk tempat kosong
disampingnya.
“Gomawo.”
Kataku seraya duduk disampingnya. “Apa yang sedang kau jadikan objek
lukisanmu?” tanyaku.
“Hmm,
aku hanya sedang melukis 2 ekor angsa ditengah danau itu. Oh ya, apa yang oppa
lakukan disini? Aku lihat oppa sedang tidak bersemangat hari ini.” Katanya.
Mungkin
ada baiknya aku ceritakan keluh kesahku pada Soobin, toh juga dapat
menghilangkan sedikit beban pikiranku, atau mungkin ia dapat memberikanku jalan
keluar dari masalahku.
“Apa
kau mau mendengar keluh kesahku.” Tanyaku ragu-ragu.
“Boleh
saja oppa, asalkan kau tak keberatan kalau aku mendengarkan ceritamu sambil
melukis.” Jawabnya sambil tersenyum
Lalu
aku menceritakan semuanya pada Soobin, ternyata ia memang tipe pendengar yang
baik. Aku senang bisa berbagi keluh kesah dengannya. Dan sepertinya, aku
benar-benar menyukainya.
“Oh
jadi itu masalahnya, aku juga bingung oppa dengan jalan keluar yang harus kau
jalani.” Katanya setelah aku menyelesaikan ceritaku.
Sejenak
aku berpikir, kemudian aku mendapatkan ide, ide yang cukup brilian. Hehe
“Kalau
kau yang menjadi pasanganku ke acara itu, eotteohge?” usulku.
“Mwo!
Naega?”
“Ne,
kau mau? Aku akan menjemputmu.” Tawarku. Ayo setuju, gumamku dalam hati. Sesaat
dia terdiam, sedang berpikir mungkin. Dan akhirnya ia mengangguk. Yes!
“Gomawo
Soobin~ah.” Ucapku, tanpa sadar aku memeluknya karena senang melihat reaksinya.
“Um,
eh oppa bisakah kau melepaskan pelukanmu, aku malu oppa.” Katanya pelan. Rona
merah dipipinya menyiratkan ia sedang malu sekarang.
“Mianhae
Soobin~ah.” Ujarku sembari melepaskan pelukanku. Jongwoon pabo! Kau tak sadar
ini masih di taman hum, rutukku dalam hati. Tapi aku nyaman memeluknya.
Hari
berlalu sangat cepat, tak terasa matahari hendak kembali keperaduannya. Soobin
juga tampak sedang membereskan peralatan melukisnya. Hasil lukisannya sangat
nyata. Perpaduan warnanya juga sangat cantik. Yah, sebuah nilai plus untuknya
dariku.
“Oppa,
aku pulang duluan ne.” Katanya seraya berdiri. Ketika ia hendak melangkah
pergi, aku menggenggam tangannya.
“Chakkaman,
aku antar kau pulang.”
“Andwae
oppa, tak perlu repot-repot, aku bisa pulang sendiri.” Tolaknya.
“Ah
ani, tak merepotkan kok, kajja.” Ucapku sambil menarik tangannya agar ia
berjalan beriringan denganku. Soobin, kau benar moodbosterku.
Ketika
sudah berada dekat dengan motor sportku, aku naik dengan santai, tapi Soobin
terlihat canggung berboncengan denganku. Aku memintanya untuk berpegangan
dengan cara melingkarkan tangannya diperutku. Awalnya ia tampak ragu untuk
melingkarkan tangannya diperutku. Tapi akhirnya ia melakukannya dengan kata
lain, secara tak sadar ia memelukku. Tanpa membuang waktu aku langsung tancap
gas. Selama dalam perjalanan, suasana hening. Aku tak berani membuka
pembicaraan, begitupun ia. Suasana canggung kembali menyelimuti kami. Tak lama
kemudian, kami sudah sampai didepan rumah Soobin.
“Gomawo
oppa telah mengantarku, mian merepotkanmu.” Ucapnya seraya turun dari motorku.
“Gwenchana,
tak merepotkan sama sekali, aku senang bisa mengantarmu. Aku pulang dulu ya.”
“Ne,
hati-hati oppa.”
***
Keesokan harinya @Kampus
Pagi
ini aku merasa sangat senang, entah apa yang terjadi padaku hari ini, aku
sendiri pun tak tau. Acara bangun pagi tadi yang biasanya sangat sulit
kujalani, pagi ini berubah menjadi kegiatan yang menyenangkan. Aku tak pernah
bisa melupakan kejadian semalam. Yeah! I’m falling in love with you, Soobin.
“Kyaaa
kepala besar sedang jatuh cinta dengan yeoja yang semalam sepertinya.” Ucap
Kyuhyun mengagetkanku.
“Yakk!
Berhentilah memanggilku dengan sebutan kepala besar! dasar evil.”
“Yah
aku kan hanya menyebutkan sesuai fakta yang ada.” Kata Kyuhyun sambil nyengir
kuda.
“Aish
kau ini. Eh chakkaman, kau tadi bilang
apa? Yeoja yang semalam? Apa maksudmu Kyu?” kataku pura-pura tak mengerti
maksud ucapannya tadi.
“Ah
sudahlah, akui saja. Ngomong-ngomong siapa yeoja itu? Yeojachingumu kah?”
“Ani,
dia bukan yeojachinguku.” Jawabku.
“Tapi
kau menyukainya kan, hayo ngaku.”
“Hmm...
ya kurasa begitu...”
“Ceritakan
padaku tentang yeoja itu.” Pintanya.
Akhirnya
aku menceritakan semua hal tentang Soobin, mulai dari awal kami bertemu sampai
keakraban kami. Tapi mengingat sifat keevilannya yang kadang muncul tiba-tiba,
kuurungkan niatku untuk bercerita padanya tentang kejadian di taman. Bisa-bisa
ia akan bersekongkol dengan Heechul hyung untuk meledekku.
“Sepertinya
kau mulai merasakan yang namanya cinta kawan.” Kata Heechul hyung tiba-tiba.
Aku tak menyadari kalau Heechul hyung sudah ada disampingku sejak tadi.
“Ya,
begitulah hyung..” kataku sedikit malu.
“Lalu
kapan kau akan menjadikannya yeojachingumu?” tanya Kyuhyun.
“Molla,
aku masih belum tau.” Ucapku santai.
“Yak!
Kau harus cepat menjadikannya yeojachingumu, sebelum ia direbut oleh namja lain
yang lebih mencintainya.” Tegas Heechul hyung.
“Tenang,
aku sudah mempersiapkan sesuatu. Oh ya, kalian juga akan aku pertemukan dengannya,
karena aku akan mengajaknya ke acara ulang tahun Leeteuk hyung.” Sahutku
kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Yeah,
aku berencana untuk menjadikannya yeojachiguku sepulang dari acara ulang tahun
Leeteuk hyung 3 hari lagi. Aku tak sabar menantikan hal itu terjadi. Aku tak
sabar ingin segera menjadikan Soobin sebagai yeojachinguku. Kalian tau, aku
hampir gila karena tiap hari memikirkan Soobin. Khayalku tak pernah mau lepas
darinya. Aku ingin setiap hari berada didekatnya, melindunginya, dan membuat ia
bahagia selamanya.
3 days later...
“Yoboseyo,
Soobin~ah, kau tak lupa dengan acara malam ini kan?” tanyaku memastikan.
“Ani
oppa, aku tak melupakannya. Tapi mian ya oppa, jika nanti aku tampak biasa
saja, itu karena aku tak pandai berdandan.” Ucapnya dari ujung telepon.
“Ah
kau ini, sehari-hari kau juga nampak menawan kok. Hehe.” Gombalku.
“Aish
oppa, jangan menggombaliku. Sudah dulu ya oppa aku mau siap-siap dulu.”
“Hehe,
ne bersiap-siaplah, aku akan menjemputmu pukul 7.”
“Arraso
oppa, anyyeong.” Katanya lalu memutus sambungan telepon.
Hari
ini benar-benar hari yang paling aku tunggu-tunggu. Semua hal yang akan aku
gunakan untuk memintanya menjadi yeojachinguku, sudah benar-benar aku
persiapkan dengan matang. Sekarang masih pukul 5 dan 2jam lagi misi siap
dijalankan.(kya yesung oppa serasa jadi
spy sepertinya, I got you little runaway~~ kekeke :P)
Pukul 7 KST~~
Aku
terus menatap jam tanganku selagi menunggu Soobin di depan rumahnya. Ya, kini
aku sudah berada dirumahnya sejak 10 menit yang lalu. Aku sudah tak sabar
menantinya. Ketika aku menengok ke arah kanan dan kiriku, tiba-tiba pandanganku
terhenti pada satu arah. Soobin, kini ia berjalan ke arahku dan membuatku
terpaku padanya. Dress biru safir selutut dengan sempurna membalut tubuh rampingnya.
Sepatu hak tinggi yang ia kenakan nampak serasi dengan dress yang ia kenakan.
Tatanan rambut yang simple, karena ia hanya membiarkan rambutnya tergerai
diterpa semilir angin malam.
“Mian
membuatmu menunggu terlalu lama.” Kata Soobin
“Oh..
ye gwenchanayo.” Ujarku tapi tetap tak mengalihkan pandanganku yang masih
menatapnya. Speechless.
“Hmm
oppa... Apa ada yang salah dengan penampilanku? Kenapa kau menatapku seperti
itu terus?” tanyanya sembari menatap tubuhnya sendiri, takut ada sesuatu yang
aneh dengan apa yang ia kenakan sekarang.
“Neomu
neomu yeppo Soobin~ah.” Ucapku jujur.
“Ah
oppa, kau bisa saja.” Katanya sambil menunduk untuk menutupi semburat merah
dipipinya.
“Baiklah,
kajja kita berangkat.” Ajakku. Dia hanya mengangguk, lalu duduk membonceng di
motorku.
Tak
membutuhkan waktu lama untuk sampai ketempat pesta ulang tahun Leeteuk hyung.
Aku terus menggandeng tangannya agar tak berjalan terlalu jauh atau mungkin
agar ia tak terpisah dariku, ia pun tak terlihat menolak dengan apa yang aku
lakukan terhadapnya. Kulihat dari kejauhan, nampak Heechul hyung sedang bersama
dengan yeojachingunya yang mengenakan dress hitam dengan tatanan rambut yang
menawan serta sepatu higheels yang senada dengan dress yang ia kenakan, dan tak
salah lagi, dialah Choi Raejoon. Disamping Heechul hyung juga nampak si magnae
bersama yeojachingunya yang mengenakan dress ungu, sepatu yang senada dan
tatanan rambut yang tak kalah menawan, dia Kim Heebum.
“Lihat
siapa yang datang.” Kata Heechul hyung ketika melihatku dan Soobin berjalan
mendekati mereka.
“Ternyata
kau menepati janjimu untuk datang dengan membawa yeoja cantik ini.” Ujar Kyu
yang langsung mendapat cubitan dari Heebum di lengan kirinya.
“Jangan
genit oppa.” Rajuk Heebum manja terhadap Kyu.
“Mian
chagi, aku tak bermaksud menggodanya, aku hanya tergoda padamu.” Ujar Kyu
cengengesan.
“Cih
kau ini oppa. Oh nan neun Kim Heebum imnida, panggil saja Heebum.” Kata Heebum
memperkenalkan dirinya pada Soobin.
“Nan
neun Han Soobin imnida. Bangapseumnida.” Kata Soobin ramah seraya sedikit
membungkuk.
“Jongwoon
oppa, apakah dia yeojachingumu? Nan neun Choi Raejoon imnida. Panggil aku
Raejoon.” Kata Raejoon turut memperkenalkan dirinya.
“Ani,
aku hanya temannya Jongwoon oppa, Han Soobin imnida.”
“Aish
kau ramah sekali. Oppa, boleh kami meminjamnya sebentar. Kami ingin mengenalnya
lebih jauh.” Kata Raejoon.
“Silakan,
tapi segera kembalikan dia padaku ya.” Candaku, yang hanya mendapatkan senyum
simpul dari Soobin. Dan tak lama kemudian 3 yeoja itu sudah menghilang dari
penglihatanku.
Sesaat
sebelum acara dimulai, kami bertiga bersiap dengan posisi masing-masing.
Heechul hyung sebagai MC, lalu aku dan Kyuhyun sudah bersiap diatas panggung
untuk membawakan beberapa lagu. Setelah acara puncak selesai, kini tiba saat
penutupan acara. Tapi aku sudah berpamitan pada 2 sahabatku serta Leeteuk hyung
karena aku dan Soobin akan pulang duluan. Aku berkeliling mencari Soobin, dan
akhirnya aku menemukannya tengah bersendau gurau dengan Raejoon dan Heebum.
Kemudian aku turut berpamitan dengan Heebum dan Raejoon, aku menggandeng Soobin
lalu mengajaknya pulang dengan alasan aku ada keperluan mendadak. Soobin hanya
menurut dan mengikuti langkahku.
Ketika
masih dalam perjalanan pulang, aku menghentikan laju motorku di parkiran taman.
Yah, apa yang kalian pikirkan benar, aku akan melakukan aksiku di tempat ini. Ku
biarkan ia berjalan dahulu masuk ketaman ini dan aku mengekorinya dibelakang.
Lalu aku buru-buru bersembunyi dan mempersiapkan kejutanku.
“Oppa,
kau bilang kau ada urusan mendadak tapi kenapa kau malah mengajakku ke tempat
ini?” tanya Soobin.
“....”
“Oppa,
kenapa kau tak menjawabku... oppa kamu dimana.” Ujarnya ketika tak menyadari
aku tak lagi di belakangnya. Terlihat jelas dari sorot matanya ia sedang panik
sekarang. Tapi aku harus tetap mengawasinya dari tempat pesembunyianku.
“Oppa...
ini tidak lucu, jangan bercanda oppa, Aku takut sendirian disini.” Katanya
sedikit berkaca-kaca.
Saat
langkah kakinya mulai mendekati tempat yang aku maksud. Tiba-tiba..
“Soobin~ah....
tolong aku...” teriakku.
“Kyaaaa
oppa kau dimana, aku tak bisa melihatmu, disini terlalu gelap.” Jawabnya
“Jebal
Soobin~ah, tolong aku. Aaaaaaaaaa.......” Teriakku semakin keras
“Oppa
kumohon bertahanlah, aku sedang berusaha mencarimu.” Teriaknya sambil menangis.
Detik
berikutnya, ia terdiam. Lalu dimenit selanjutnya yang terdengar adalah suara
tangisan Soobin. Ya, ia sudah menemukan kejutanku. Ia melihat rangkaian cahaya
lampu diatas air danau yang aku susun menjadi kata I LOVE YOU. Aku berjalan
mendekatinya yang sedang menangis sambil menyanyikan lagu I’m behind you. (Yesung feat
Jang Hyejin – I’m Behind You)
“Soobin~ah,
saranghae...” ucapku lirih disela-sela lagu yang kunyanyikan. Lalu aku terus
bernyanyi hingga lagu itu selesai.
“Soobin~ah,
maukah kau menjadi yeojachinguku?” pintaku. Melihat ekspresi diamnya aku
menjadi sedikit pesimis kalau ia akan menerimaku.
“Hiks...
Na...nado saranghae Jongwoon oppa. Hiks... A...aku mau menjadi yeojachingumu.”
Katanya sambil memelukku, tangisnya pun makin keras dipelukanku. Aku speechless
saat itu.
“Apa
kau serius Soobin~ah?” tanyaku memastikan. Soobin hanya meresponnya dengan
anggukan Soobin yang masih membenamkan kepalanya didadaku.
“Sudah,
hapus air matamu chagiya, aku tak suka melihatmu menangis, dan aku juga tak
akan membuatmu menangis.” Kataku seraya menghapus air matanya.
“yakso
oppa...” ujarnya sambil menyeka sisa air matanya.
“Ne,
yakso.” Dan untuk kedua kalinya kami berpelukan. Malam ini memang malam yang sangat
membahagiakan untukku.
***
1 year later...
Hari
ini adalah musim gugur pertama yang kulalui bersama yeojachinguku selama 1
tahun ini, Han Soobin. Hari-hari yang kami lalui sejauh ini sangat
menyenangkan. Aku senang bisa membuatnya terus tersenyum setiap hari. Dia yang
selalu perhatian dan sayang padaku. Semakin lama, rasa cintaku pada Soobin
semakin bertambah setiap harinya. Eomma dan appaku juga sudah mengenal Soobin,
eommaku sangat sayang pada Soobin, atau mungkin melebihi rasa sayang eomma
terhadapku, ah ani, rasa sayang eomma yang paling besar hanya tercurahkan
untukku. -_-
Malam
ini aku berencana akan melamar Soobin. Ya, walaupun kami baru berpacaran selama
setahun, tapi kami berdua sama-sama serius menjalani hubungan ini. Aku sudah
mempersiapkan candle light dinner ditaman tempat kami jadian dulu. Kami janjian
akan bertemu ditaman pukul 5 sore. Aku sengaja tidak menjemputnya seperti
biasa. Aku ingin membuat kejutan yang lebih daripada saat aku menjadikannya
yeojachinguku dulu.
@Taman ~~~pukul 5 KST~~~
Sebuah
kotak kecil berwarna biru safir sudah aku persiapkan didalam saku jasku. Tanpa
membuang waktu aku segera memacu motor sport merahku menuju ke taman.
Sesampainya aku disana, aku melihat Soobin sudah duduk menungguku. Segera
kuparkirkan motorku diparkiran taman yang letaknya diseberang jalan raya.
Soobin melihat kedatanganku lalu melambaikan tanganya. Aku pun membalas
lambaian tangannya. Ia nampak anggun dengan dress peace selutut yang ia balut
dengan mantel putih, ya, cuaca hari ini benar-benar dingin. Dengan warna sepatu
yang senada makin mempercantik penampilannya sore ini. Ia juga memakai bando
putih yang dulu pernah aku berikan padanya.
Ketika
aku hendak turun dari motorku, aku melihatnya berjalan kearahku. Saat aku sudah
turun dari motorku, tiba-tiba kotak biru safir yang berisi cincin yang akan aku
gunakan untuk melamarnya, jatuh dari saku jasku. Dengan cekatan aku berusaha
mencarinya. Akhirnya aku menemukan kotak itu yang ternyata jatuh dibelakangku,
lalu dengan sedikit berjongkok aku mengambil kotak itu dan tiba-tiba...
Cittttttttt.....
Suara
rem mobil yang memekakan telinga terdengar dengan jelas. Aku melihat banyak
orang yang berlari kearah jalan raya. DEG. Kenapa perasaanku mendadak jadi
tidak enak seperti ini, apa yang terjadi. Tanpa berpikir panjang, aku langsung
berbalik dan berlari menerobos kerumunan orang yang sudah memenuhi jalan raya.
Dan nafasku serasa tercekat dan amat sesak ketika menyadari siapa yang menjadi
korban tabrak lari itu.
“SOOBIN~AHHH......”
teriakku sekencang mungkin saat melihat tubuhnya yang berlumuran darah
tergeletak di aspal jalan. Reflek aku memangku tubuhnya, membiarkan darahnya
membasahi jasku. Dan aku dengan tak sabar meminta seseorang disana untuk
menelpon ambulan.
“Soobin~ah,
bertahanlah chagi, aku sudah menelpon ambulan untukmu. Aku tau kau sanggup
bertahan chagi.” Kataku sambil memeluk tubuhnya. Tangisku pun tak dapat
kubendung lagi.
“Op....
oppa... a... ap.. apakah itu kau...” ucapnya lirih dan terbata-bata.
“Ne
chagiya ini aku, bertahanlah chagi, ambulan sebentar lagi akan datang, kau
harus kuat.” Kataku menyemangatinya agar ia tetap bertahan.
“O...
op.. oppa, aku sudah tidak tahan lagi. I... ini terla...lu sakit oppa.”
“Chagiya,
aku mohon bertahanlah....”
“Oppa,
aku lelah...” ujarnya lirih seraya menyentuh pipiku, aku pun membalas sentuhan
tangannya dipipiku. Tiba-tiba tangannya melemas dan matanya mulai terpejam
dengan sempurna.
“Chagiya,
jebal jangan tinggalkan aku... Ireona chagi... palliwa....” teriakku sambil
mengguncang-guncang tubuhnya yang sudah melemas.
Ketika
paramedis datang, mereka segera membawa Soobin ke dalam ambulan. Tapi, ketika
seorang dokter mengecek detak nadi ditangan Soobin, dokter itu menggeleng
pelan, lalu menepuk pelan pundakku.
“Mianhamnida
agasshi, semuanya sudah terlambat. Dia telah pergi.” Kata dokter itu.
“Aish
jebal dokter, anda sedang tidak bercanda kan.” Tanyaku tak sabar atau lebih
tepatnya tidak rela atas kematian Soobin.
“Kuatkan
dirimu agasshi.” Ucap dokter itu lagi lalu masuk kedalam ambulan dan pergi
dengan membawa tubuh Soobin yang sudah tak bernyawa itu.
“ANDWEEEE....
ini tak mungkin, pasti ia sedang mengerjaiku sekarang. Hentikan lelucon gilamu
ini Han Soobin.” Teriakku. Semua orang yang berkerumun dijalan tadi hanya
menatapku dengan tatapan kasihan. Aku masih tak rela ia pergo secepat ini.
Several years later....
Aku
masih duduk di bangku tatapan ini dengan memegang kotak cincin, sesekali
mengeluarkan isinya dan menatap benda itu dengan tatapan pilu. Guguran daun
yang jatuh menerpaku, seakan menemaniku dan menghiburku yang sedang terpuruk
ini. Kejadian beberapa tahun lalu, ketika aku kehilangan seseorang yang sangat
berarti untukku, tak akan mudah terhapus begitu saja dari ingatanku. Rasanya
baru kemarin aku bertemu dengannya dan kini ia telah meninggalkanku untuk selamanya.
Good bye my autumn girl....
~
END ~
Gimana
nih ceritanya, aneh kah? Tidak masuk akal kah? Atau mungkin feelnya kurang
berasa? Hehehe
Mian
readers bila kalian kurang atau bahkan tak mendapat feel dari cerita ini,
maklum ini adalah first fanfiction karyaku. Aku harap kalian tak hanya membaca
tapi juga meninggalkan jejak kalia disini. Saran dan kritik kalian sangat aku
tunggu demi kesempurnaan karya-karyaku selanjutnya.
Gomawo~~~
(bungkuk 90o)
aaaaaa choi raejoon menawan :') terharu baca deskripsi nya raejoon, makasih ya :*
BalasHapusaku mau komentar panjang boleh ya?
aku suka ff sad ending gini nih haha, jangan oneshot, bikinnya part aja.. ntar yesungnya nemuin cewek lain, adiknya raejoon atau siapa yang raejoon boleh bgt lho #plakk! xixixi :D
over all, ff nya sukses! daebak! selamat ya, cepet bgt jadinya, ngebut ya? tapi tambah bagus lagi kalo di dalam ceritanya ada kisahnya hee-joon :D separagraf aja... hahaha
gomawo sudah baca dan ninggalin jejak.
BalasHapuskau tau aku bikin ini memang sengaja ngebut karena otakku nggak kuat sama romancenya(?)
masalah part/sequelnya nyusul ya, soalnya aku mo bikin ff yg horor hohoho
iya deh ntar ada hee-joon couple, separagraf kan oke oke hehe #justkid :P
a... sedih banget. yesung ditinggal..
BalasHapuspadahal dia mesti udah ngerencanain masa depan yang indah buat soobin.. sabar ya oppa..
eh, makasih hlo im buat heebum nya.. haha
keren keren nih.. bahasanya nyantai. enak dibaca, nggak ngajak gelut.. bagus..
aku tunggu ff selanjutnya yaaa..
BTW, background mu bagus. Maksudku –ehm- mukanya kyuhyun yg setengah itu di belakang yesung
gomawo udah baca & ninggalin jejak
BalasHapusne cheonma Ny.Cho *lhoh*
buat backkground nya cuman satu komen fi
makasih lho pujiannya -_- #hening
oke ditunggu ff yang lainnya ya, aku juga menunggu ffmu dan tara :D
kenapa soobin mati sih?,feel ny dapat kok
BalasHapusmaaf ya baru sempet bales, udah lama hiatus soalnya.
BalasHapushan soobin meninggal kecelakaan di taman.
thanks komennya ^^
Kerenn ff nya, romance ^^
BalasHapusKsihan yesung nya T_T
Good job