Senin, 17 Desember 2012

{FF} SAD STORY IN MY AUTUMN




 Author          : Ima (*i’m3424*) ^-^ {@Imasitinoorc | twitter}
 Genre          : Sad, Romance(?)
 Length         : One Shot (16 page)
 Main Cast      : Kim Jongwoon (Super Junior)
                  Han Soobin
 Other Cast     : Cho Kyuhyun (Super Junior)
                  Kim Heechul (Super Junior)
                  Kim Heebum
                  Choi Raejoon

 
 Author Note:
 Author kembali dengan new story, hanya saja kali ini length nya oneshot dengan versi fanfiction super junior. Hehe maklum, karena author adalah ELF dan clouds. FF pertama ini main cast nya Yesung oppa yang suaranya cetar membahana (?). Awas ranjau typo!! Semua POV disini adalah milik Kim Jongwoon (Yesung).
Mianhae kalo ada tulisan korea yang penulisannya salah ^^
Disarankan mendengarkan lagu dibawah ini saat reader membaca ff ini...
Super Junior – Memories
Super Junior KRY – Coagulation
Super Junior – She’s Gone
Yesung feat Jang Hyejin – I’m Behind You

Happy Reading 

@Kim Jongwoon’s home
 “Jongwoon~ah, ireona, sudah siang, bisa terlambat ke kampus nanti.” Kata eomma dari balik pintu kamarku.
“Arraso eomma, aku akan bangun 5 menit lagi.” Kataku kembali mempererat selimutku.
“Yak!! Sekarang sudah pukul 7 chagi...” Teriak eomma makin kencang.
“Aish jinjja... ne arraso eomma aku sudah bangun sekarang.”
Dengan malas kulangkahkan kakiku kekamar mandi. Aku malas sekali bila ada jam kuliah pagi, aku serasa kembali menjadi siswa sekolah menengah yang setiap hari harus bangun pagi. Setelah selesai merapikan diri, aku turun ke lantai bawah dan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada appa yang sedang menikmati sarapan buatan eomma, dan eommaku yang sedang sibuk didapur yang memang letakknya tak jauh dari ruang makan. Setelah menghabiskan sarapanku, aku berpamitan pada appa dan eomma, lalu bergegas menuju kampus.
Hari ini udara kota Seoul dingin, hanya saja tidak sedingin saat musim dingin tiba. Sekarang sedang musim gugur, dan entah mengapa aku sangat menyukai musim ini. Melihat dedaunan yang berguguran seolah turut menggugurkan semua masalah yang menghinggapiku. Saat kubuka pintu rumahku, aku melihat banyak anak-anak kecil yang sedang bermain dengan dedaunan kering yang berguguran. Mereka tampak senang dengan dunia mereka, akupun turut tersenyum melihat tingkah anak-anak itu sembari berjalan menuju garasi rumahku. Ketika kumasuki garasi rumahku, aku tak melihat motor sport merah kesayanganku terparkir didalamnya.
“Aish, Jongwoon pabo, motormu kan sedang dibengkel, terpaksa naik bus hari ini.” Gerutuku.
Kututup kembali pintu garasi dan berjalan menuju halte bus terdekat. Untung saja hari ini aku tidak sedang terburu-buru berangkat ke kampus, karena jam kuliahku baru akan dimulai sekitar 1 jam lagi. Kunikmati udara kota Seoul pagi ini yang menenangkan hati dan pikiranku, sebelum semua pikiranku tercemari oleh pelajaran-pelajarn di kampus nanti yang seakan tak mau melepaskan diriku dari jeratannya.
@Halte
Setibanya aku di halte, tak kulihat seorangpun dalam halte itu. Akhirnya kuputuskan duduk di bangku halte tersebut sembari mendengarkan lagu dari handphone ku lewat earphone. Ketika sedang menikmati alunan lagu dari earphoneku, aku melihat seorang yeoja bersyal merah diganggu segerombolan pria yang sepertinya hendak merampas tasnya. Reflek, kukencangkan earphoneku lalu berlari kearah segerombolan pria tadi dan langsung menghujani wajah mereka dengan bogem mentahku. Kupikir aku akan kalah, karena mereka ber 4 sedangkan aku hanya seorang diri. Tapi syukurlah aku berhasil membuat mereka babak belur dan lari ketakutan menjauh dariku dan yeoja itu.
“Neo, gwenchana? Ini tasmu.” Ujarku sembari memberikan tasnya.
“Oh..eh.. Nan gwenchana, gamsahamnida agassi sudah membantuku.” Katanya gugup tapi tetap tersenyum dan membetulkan letak syalnya.
“Ah, kau formal sekali terhadapku. Oh ya nan neun Kim Jongwoon imnida tapi kau bisa memanggilku Jongwoon oppa atau Yesung oppa hehe, siapa namamu?” ujarku sembari mengulurkan tangan kananku dan tangan kiriku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal sama sekali.
“Ne, Jongwoon op..pa. Nan neun Han Soobin imnida, panggil saja Soobin.” Jawabnya sambil menyambut uluran tanganku kemudian tersenyum manis padaku.
Tanpa kusadari, bus yang akan aku naiki ke kampus sudah tiba di halte. Lalu kami berdua berjalan memasukki bus itu dan duduk bersebelahan. Setelah ngobrol beberapa saat, memang awalnya sedikit canggung, tapi lama kelamaan aku menyadari kalau dia adalah yeoja yang baik, ramah dan sedikit pendiam. Ketika kutanya dia hendak turun dimana, dia menjawab nama universitas yang sama dengan unversitas tempatku kuliah. Ternyata kami satu universitas, hanya saja berbeda jurusan. Aku mengambil jurusan vocal sedangkan dia jurusan seni lukis. Sejak saat itu, kami mulai akrab. Bahkan kami sudah bertukar nomor telepon. Hampir tiap hari aku menelponnya, dan setelah selesai menelponnya tanpa sadar aku selalu tersenyum sendiri.
Suatu hari dikampus, saat pelajaran tengah berlangsung, tanpa sadar aku melamunkan Soobin, yeoja yang kutolong beberapa hari yang lalu. Heechul hyung, sahabat sekaligus teman sebangkuku sudah berulang kali mengguncang-guncang tubuhku untuk membangunkanku dari seluruh lamunanku, tapi tak satupun yang ku pedulikan sampai tiba-tiba...
“Jongwoon~ssi, apakah kau bisa menjelaskan ulang materi yang telah saya jelaskan saat ini?” Kata Park seosangnim.
“Jongwoon~ah, Park seosangnim sedang bertanya padamu.” Bisik Heechul hyung sambil terus mengguncang tubuhku. Seketika aku tersadar dari lamunanku. Dan mendapati seisi kelas sedang menatapku.
“Oh ne, seosangnim.” Jawabku sedikit takut.
“Apa kau dengar apa pertanyaan saya tadi Jongwoon~ssi?” ucap Park seosangnim sekali lagi.
“Mianhamnida, Park seosangnim, aku tak mendengarnya.” Jawabku sambil menunduk.
“Aish, jelas saja kau tak mendengar perkataanku karena kau terus melamun selama pelajaran, sekarang pergi ke kamar kecil dan cuci mukamu agar kau tak melamun lagi.”
“Ne seosangnim, gamsahamnida.” Ucapku sambil berdiri lalu pergi menuju ke kamar kecil.
Saat jam mata pelajaran selesai, 2 orang sahabatku, Heechul hyung dan Kyuhyun datang. Kyuhyun adalah mahasiswa semester 4 diuniversitas ini, tak seperti aku dan Heechul hyung yang sudah sampai semester akhir. Kami bersahabat semenjak masih dibangku SMA, kami bertiga akrab karena kami pernah melakukan sebuah pementasan seni untuk perpisahan siswa-siswa kelas 3 saat masih di SMA. Dan sudah menjadi kebiasaan, jika setiap pelajaran usai, Kyuhyun selalu datang ke kelasku dan Heechul hyung. Mereka berdua mengajakku ke kantin dan aku menggangguk setuju.
@Kantin Kampus
Saat tiba di kantin, aku tak berniat untuk membeli makanan karena entah mengapa aku tak merasa lapar sama sekali, jadi aku memutuskan hanya membeli minuman.
“Aku akan cari tempat untuk kita duduk, kalian pergilah memesan makanan.” Kataku pada kedua sahabatku.
“Kau sendiri tak memesan makanan?” kata Kyuhyun sambil mengeluarkan PSP dari saku celananya.
“Ani, aku masih kenyang. Sepertinya meja diujung sana kosong, aku tunggu disana ne.” Jawabku dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Ketika sampai dimeja yang aku lihat kosong tadi, aku langsung mendudukinya dan kembali mendengarkan lagu di handphoneku lewat earphone. Sambil menunggu kedua sahabatku yang belum kembali dari memesan makanan, sesekali aku bersenandung kecil mengikuti alunan lagu yang sedang kudengarkan. Tiba-tiba aku merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh lembut pundakku. Seketika kulepaskan earphoneku dan menoleh ke belakang.
“Anyyeong oppa, kita bertemu lagi.” Ujar Soobin sambil tersenyum. Aigoo senyumnya manis sekali, lebih manis daripada saat kami pertama kali bertemu.
“Oh, eh, ne... annyeong Soobin~ah, sedang apa kau disini? Apa kau sendirian?” tanyaku gugup. Yak! Kenapa aku jadi gugup begini ketika ada didekatnya.
“Aku baru saja memesan makanan. Aku tak sendirian oppa, aku bersama sahabatku, dia sedang duduk disana. Oppa tidak makan?” tanyanya.
“Ani, aku sedang tidak lapar.” Jawabku.
“Kalau begitu aku tinggal dulu oppa.” Kata Soobin lalu ia pergi meninggalkanku yang masih sendirian duduk dimeja ini.
Tak lama kemudian, Heechul hyung dan Kyuhyun tiba dengan nampan yang berisi makanan lalu duduk tenang di hadapanku. Sepertinya mereka tak melihat ketika aku ngobrol dengan Soobin tadi, huft, syukurlah. Kalau mereka melihatnya, alhasil mereka berdua akan meledekku habis-habisan. Aku sudah bosan dengan semua ledekan mereka -_-. Setelah mereka menghabiskan makanan dan minuman mereka dan aku juga sudah menghabiskan minumanku, kami kembali ke kelas masing-masing.
Setelah semua pelajaran selesai, sebelum pulang kerumah masing-masing, kami bertiga janjian akan berkumpul di cafe, tempat yang biasanya kami gunakan untuk berkumpul. Ketika sudah diputuskan pukul berapa kami akan berkumpul, kami langsung berpencar dan pulang kerumah masing-masing.
***
Sesampainya aku dirumah, aku segera berjalan menuju kamarku dan merebahkan tubuhku yang lelah ini diatas kasur empuk yang dengan setia menungguku setiap pulang kuliah, atau bahkan setiap hari (?). Sesaat kemudian aku kembali melamunkan Soobin, entah mengapa akhir-akhir ini aku sering melamunkan Soobin. Apa aku menyukainya? Aish molla, yang jelas aku selalu merasa nyaman bila didekatnya. Ketika sudah cukup lama asyik melamun dikamarku, tiba-tiba nada dering handphoneku membuyarkan seluruh lamunanku. Dengan malas, kuangkat telepon yang masuk ke handphoneku tanpa melihat nama si penelpon.
“Yoboseyo..” kataku cuek.
“Yak!! Jongwoon~ah, dimana kau sekarang, kami sudah menunggumu setengah jam disini.” Sahut seseorang dengan nada setengah berteriak. Bila dilihat dari caranya berbicara, sudah kupastikan kalau yang menelponku adalah Heechul hyung, seketika kulihat jam dinding dikamarku. Astaga aku terlambat.
“Mianhae hyung aku lupa hehe, 20 menit lagi aku sampai disana ne, anyyeong.” Jawabku terburu-buru sembari menutup sambungan telepon.
Untung saja motorku sudah selesai diperbaiki, jadi tanpa berpikir panjang aku langsung menyambar jaket dan kunci motorku, kemudian bergegas menemui mereka di sebuah cafe.
@ Cafe
“Mianhae aku terlambat, aku lupa kalau hari ini kita kumpul.” Ucapku santai kemudian menuju meja yang telah diduduki 2 sahabatku.
“Baru kali ini kau terlambat Jongwoon~ah, biasanya kau selalu on time. waeyo?” ujar Kyuhyun tanpa menatapku, seperti biasa dia sedang asik dengan game di PSPnya.
“Yak! Evil! Bisakah kau sedikit lebih sopan padaku. Aku lebih tua darimu, panggil aku hyung, oh ya satu lagi, setidaknya tataplah orang yang sedang kau ajak bicara.” Aigoo anak ini lagi-lagi membuatku naik darah. Tenangkan dirimu Jongwoon.
“Ani, aku tak mau, bahkan kau tak menjawab pertanyaanku.” Ujarnya sambil tetap menatap PSP pemberian Heebum, yeojachingunya.
“Aku malas meladenimu Kyu.” Sahutku sinis.
“Sudah-sudah, kalian ini kalau bertemu selalu begini, membuatku nyaris gila saja.” Kata Heechul hyung dengan deathglarenya.
Aku hening dan langsung menatap Heechul hyung ketika mendapati Heechul hyung melayangkan deathglarenya padaku. Tak hanya itu, Kyuhyun juga mengalihkan pusat perhatiannya, yang tadinya hanya untuk PSP kesayangannya, kini ikut menatap Heechul hyung dengan tatapan serius ketika ia menyadari kalau deathglare Heechul hyung tak hanya diberikan untukku.
“Sudah kan ributnya? Sekarang giliran aku yang berbicara. Kita bertiga diundang diacara ulang tahun Leeteuk, dan diacara tersebut kita harus datang dengan membawa pasangan kita masing-masing. Acara itu akan diselenggarakan 4 hari lagi.” Tuturnya panjang lebar.
“Shireo, aku tak akan datang hyung.” Jawabku sinis sambil menyeruput capucino hangatku.
“Yak! Jongwoon~ah, kita wajib datang diacara itu. Kita akan jadi pengisi acara juga. Aku sebagai MC dan kau serta Kyuhyun sebagai penyanyi.” Kata Heechul hyung dengan nada bicara yang sedikit meninggi.
“Kalau begitu aku akan mengajak Kim Heebum keacara itu untuk menemaniku. Aku akan menelponnya sekarang.” Sahut Kyuhyun yang dengan cepat meletakkan PSPnya dan menggantinya dengan Samsung Galaxy S3 miliknya lalu bergegas menelpon yeojachingunya.
“Tapi hyung, kau kan tau sendiri. Diantara kita bertiga hanya aku yang belum memiliki yeojachingu. Kalau kau sudah jelas akan pergi dengan Choi Raejoon. Si magnae akan pergi dengan Kim Heebum sedangkan aku? Sudahlah, kalian berdua saja yang menghadiri acara itu.” Kataku malas.
“Ya pokoknya kau wajib datang bagaimanapun caranya.” Ujar Heechul hyung dan Kyuhyun lalu pergi meninggalkanku sendirian di cafe ini.
“Aish, mereka selalu saja seperti ini.” Rutukku dalam hati.
***
Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang dengan suasana hati yang benar-benar tidak nyaman. Aku benar-benar bingung harus berbuat apa. Di tengah perjalanan menuju ke rumahku, aku melewati sebuah taman yang terdapat danau di ujungnya. Aku memutuskan untuk menenangkan pikiranku sejenak di taman itu. Setelah ku parkirkan motorku, aku berjalan pelan menyusuri jalan setapak ini dengan mood yang benar-benar down. Ketika aku melihat ke arah danau. Aku melihat seorang yeoja yang duduk sambil melukis, ia nampak tak asing olehku, tanpa ragu aku memanggilnya.
“Soobin~ah.” Panggilku. Dan tak salah lagi, yeoja itu memang Soobin.
“Jongwoon oppa, anyyeong. Palli duduk sini.” Ajaknya sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.
“Gomawo.” Kataku seraya duduk disampingnya. “Apa yang sedang kau jadikan objek lukisanmu?” tanyaku.
“Hmm, aku hanya sedang melukis 2 ekor angsa ditengah danau itu. Oh ya, apa yang oppa lakukan disini? Aku lihat oppa sedang tidak bersemangat hari ini.” Katanya.
Mungkin ada baiknya aku ceritakan keluh kesahku pada Soobin, toh juga dapat menghilangkan sedikit beban pikiranku, atau mungkin ia dapat memberikanku jalan keluar dari masalahku.
“Apa kau mau mendengar keluh kesahku.” Tanyaku ragu-ragu.
“Boleh saja oppa, asalkan kau tak keberatan kalau aku mendengarkan ceritamu sambil melukis.” Jawabnya sambil tersenyum
Lalu aku menceritakan semuanya pada Soobin, ternyata ia memang tipe pendengar yang baik. Aku senang bisa berbagi keluh kesah dengannya. Dan sepertinya, aku benar-benar menyukainya.
“Oh jadi itu masalahnya, aku juga bingung oppa dengan jalan keluar yang harus kau jalani.” Katanya setelah aku menyelesaikan ceritaku.
Sejenak aku berpikir, kemudian aku mendapatkan ide, ide yang cukup brilian. Hehe
“Kalau kau yang menjadi pasanganku ke acara itu, eotteohge?” usulku.
“Mwo! Naega?”
“Ne, kau mau? Aku akan menjemputmu.” Tawarku. Ayo setuju, gumamku dalam hati. Sesaat dia terdiam, sedang berpikir mungkin. Dan akhirnya ia mengangguk. Yes!
“Gomawo Soobin~ah.” Ucapku, tanpa sadar aku memeluknya karena senang melihat reaksinya.
“Um, eh oppa bisakah kau melepaskan pelukanmu, aku malu oppa.” Katanya pelan. Rona merah dipipinya menyiratkan ia sedang malu sekarang.
“Mianhae Soobin~ah.” Ujarku sembari melepaskan pelukanku. Jongwoon pabo! Kau tak sadar ini masih di taman hum, rutukku dalam hati. Tapi aku nyaman memeluknya.
Hari berlalu sangat cepat, tak terasa matahari hendak kembali keperaduannya. Soobin juga tampak sedang membereskan peralatan melukisnya. Hasil lukisannya sangat nyata. Perpaduan warnanya juga sangat cantik. Yah, sebuah nilai plus untuknya dariku.
“Oppa, aku pulang duluan ne.” Katanya seraya berdiri. Ketika ia hendak melangkah pergi, aku menggenggam tangannya.
“Chakkaman, aku antar kau pulang.”
“Andwae oppa, tak perlu repot-repot, aku bisa pulang sendiri.” Tolaknya.
“Ah ani, tak merepotkan kok, kajja.” Ucapku sambil menarik tangannya agar ia berjalan beriringan denganku. Soobin, kau benar moodbosterku.
Ketika sudah berada dekat dengan motor sportku, aku naik dengan santai, tapi Soobin terlihat canggung berboncengan denganku. Aku memintanya untuk berpegangan dengan cara melingkarkan tangannya diperutku. Awalnya ia tampak ragu untuk melingkarkan tangannya diperutku. Tapi akhirnya ia melakukannya dengan kata lain, secara tak sadar ia memelukku. Tanpa membuang waktu aku langsung tancap gas. Selama dalam perjalanan, suasana hening. Aku tak berani membuka pembicaraan, begitupun ia. Suasana canggung kembali menyelimuti kami. Tak lama kemudian, kami sudah sampai didepan rumah Soobin.
“Gomawo oppa telah mengantarku, mian merepotkanmu.” Ucapnya seraya turun dari motorku.
“Gwenchana, tak merepotkan sama sekali, aku senang bisa mengantarmu. Aku pulang dulu ya.”
“Ne, hati-hati oppa.”
***
Keesokan harinya @Kampus
Pagi ini aku merasa sangat senang, entah apa yang terjadi padaku hari ini, aku sendiri pun tak tau. Acara bangun pagi tadi yang biasanya sangat sulit kujalani, pagi ini berubah menjadi kegiatan yang menyenangkan. Aku tak pernah bisa melupakan kejadian semalam. Yeah! I’m falling in love with you, Soobin.
“Kyaaa kepala besar sedang jatuh cinta dengan yeoja yang semalam sepertinya.” Ucap Kyuhyun mengagetkanku.
“Yakk! Berhentilah memanggilku dengan sebutan kepala besar! dasar evil.”
“Yah aku kan hanya menyebutkan sesuai fakta yang ada.” Kata Kyuhyun sambil nyengir kuda.
“Aish kau ini. Eh  chakkaman, kau tadi bilang apa? Yeoja yang semalam? Apa maksudmu Kyu?” kataku pura-pura tak mengerti maksud ucapannya tadi.
“Ah sudahlah, akui saja. Ngomong-ngomong siapa yeoja itu? Yeojachingumu kah?”
“Ani, dia bukan yeojachinguku.” Jawabku.
“Tapi kau menyukainya kan, hayo ngaku.”
“Hmm... ya kurasa begitu...”
“Ceritakan padaku tentang yeoja itu.” Pintanya.
Akhirnya aku menceritakan semua hal tentang Soobin, mulai dari awal kami bertemu sampai keakraban kami. Tapi mengingat sifat keevilannya yang kadang muncul tiba-tiba, kuurungkan niatku untuk bercerita padanya tentang kejadian di taman. Bisa-bisa ia akan bersekongkol dengan Heechul hyung untuk meledekku.
“Sepertinya kau mulai merasakan yang namanya cinta kawan.” Kata Heechul hyung tiba-tiba. Aku tak menyadari kalau Heechul hyung sudah ada disampingku sejak tadi.
“Ya, begitulah hyung..” kataku sedikit malu.
“Lalu kapan kau akan menjadikannya yeojachingumu?” tanya Kyuhyun.
“Molla, aku masih belum tau.” Ucapku santai.
“Yak! Kau harus cepat menjadikannya yeojachingumu, sebelum ia direbut oleh namja lain yang lebih mencintainya.” Tegas Heechul hyung.
“Tenang, aku sudah mempersiapkan sesuatu. Oh ya, kalian juga akan aku pertemukan dengannya, karena aku akan mengajaknya ke acara ulang tahun Leeteuk hyung.” Sahutku kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Yeah, aku berencana untuk menjadikannya yeojachiguku sepulang dari acara ulang tahun Leeteuk hyung 3 hari lagi. Aku tak sabar menantikan hal itu terjadi. Aku tak sabar ingin segera menjadikan Soobin sebagai yeojachinguku. Kalian tau, aku hampir gila karena tiap hari memikirkan Soobin. Khayalku tak pernah mau lepas darinya. Aku ingin setiap hari berada didekatnya, melindunginya, dan membuat ia bahagia selamanya.
3 days later...
“Yoboseyo, Soobin~ah, kau tak lupa dengan acara malam ini kan?” tanyaku memastikan.
“Ani oppa, aku tak melupakannya. Tapi mian ya oppa, jika nanti aku tampak biasa saja, itu karena aku tak pandai berdandan.” Ucapnya dari ujung telepon.
“Ah kau ini, sehari-hari kau juga nampak menawan kok. Hehe.” Gombalku.
“Aish oppa, jangan menggombaliku. Sudah dulu ya oppa aku mau siap-siap dulu.”
“Hehe, ne bersiap-siaplah, aku akan menjemputmu pukul 7.”
“Arraso oppa, anyyeong.” Katanya lalu memutus sambungan telepon.
Hari ini benar-benar hari yang paling aku tunggu-tunggu. Semua hal yang akan aku gunakan untuk memintanya menjadi yeojachinguku, sudah benar-benar aku persiapkan dengan matang. Sekarang masih pukul 5 dan 2jam lagi misi siap dijalankan.(kya yesung oppa serasa jadi spy sepertinya, I got you little runaway~~ kekeke :P)
Pukul 7 KST~~
Aku terus menatap jam tanganku selagi menunggu Soobin di depan rumahnya. Ya, kini aku sudah berada dirumahnya sejak 10 menit yang lalu. Aku sudah tak sabar menantinya. Ketika aku menengok ke arah kanan dan kiriku, tiba-tiba pandanganku terhenti pada satu arah. Soobin, kini ia berjalan ke arahku dan membuatku terpaku padanya. Dress biru safir selutut dengan sempurna membalut tubuh rampingnya. Sepatu hak tinggi yang ia kenakan nampak serasi dengan dress yang ia kenakan. Tatanan rambut yang simple, karena ia hanya membiarkan rambutnya tergerai diterpa semilir angin malam.
“Mian membuatmu menunggu terlalu lama.” Kata Soobin
“Oh.. ye gwenchanayo.” Ujarku tapi tetap tak mengalihkan pandanganku yang masih menatapnya. Speechless.
“Hmm oppa... Apa ada yang salah dengan penampilanku? Kenapa kau menatapku seperti itu terus?” tanyanya sembari menatap tubuhnya sendiri, takut ada sesuatu yang aneh dengan apa yang ia kenakan sekarang.
“Neomu neomu yeppo Soobin~ah.” Ucapku jujur.
“Ah oppa, kau bisa saja.” Katanya sambil menunduk untuk menutupi semburat merah dipipinya.
“Baiklah, kajja kita berangkat.” Ajakku. Dia hanya mengangguk, lalu duduk membonceng di motorku.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai ketempat pesta ulang tahun Leeteuk hyung. Aku terus menggandeng tangannya agar tak berjalan terlalu jauh atau mungkin agar ia tak terpisah dariku, ia pun tak terlihat menolak dengan apa yang aku lakukan terhadapnya. Kulihat dari kejauhan, nampak Heechul hyung sedang bersama dengan yeojachingunya yang mengenakan dress hitam dengan tatanan rambut yang menawan serta sepatu higheels yang senada dengan dress yang ia kenakan, dan tak salah lagi, dialah Choi Raejoon. Disamping Heechul hyung juga nampak si magnae bersama yeojachingunya yang mengenakan dress ungu, sepatu yang senada dan tatanan rambut yang tak kalah menawan, dia Kim Heebum.
“Lihat siapa yang datang.” Kata Heechul hyung ketika melihatku dan Soobin berjalan mendekati mereka.
“Ternyata kau menepati janjimu untuk datang dengan membawa yeoja cantik ini.” Ujar Kyu yang langsung mendapat cubitan dari Heebum di lengan kirinya.
“Jangan genit oppa.” Rajuk Heebum manja terhadap Kyu.
“Mian chagi, aku tak bermaksud menggodanya, aku hanya tergoda padamu.” Ujar Kyu cengengesan.
“Cih kau ini oppa. Oh nan neun Kim Heebum imnida, panggil saja Heebum.” Kata Heebum memperkenalkan dirinya pada Soobin.
“Nan neun Han Soobin imnida. Bangapseumnida.” Kata Soobin ramah seraya sedikit membungkuk.
“Jongwoon oppa, apakah dia yeojachingumu? Nan neun Choi Raejoon imnida. Panggil aku Raejoon.” Kata Raejoon turut memperkenalkan dirinya.
“Ani, aku hanya temannya Jongwoon oppa, Han Soobin imnida.”
“Aish kau ramah sekali. Oppa, boleh kami meminjamnya sebentar. Kami ingin mengenalnya lebih jauh.” Kata Raejoon.
“Silakan, tapi segera kembalikan dia padaku ya.” Candaku, yang hanya mendapatkan senyum simpul dari Soobin. Dan tak lama kemudian 3 yeoja itu sudah menghilang dari penglihatanku.
Sesaat sebelum acara dimulai, kami bertiga bersiap dengan posisi masing-masing. Heechul hyung sebagai MC, lalu aku dan Kyuhyun sudah bersiap diatas panggung untuk membawakan beberapa lagu. Setelah acara puncak selesai, kini tiba saat penutupan acara. Tapi aku sudah berpamitan pada 2 sahabatku serta Leeteuk hyung karena aku dan Soobin akan pulang duluan. Aku berkeliling mencari Soobin, dan akhirnya aku menemukannya tengah bersendau gurau dengan Raejoon dan Heebum. Kemudian aku turut berpamitan dengan Heebum dan Raejoon, aku menggandeng Soobin lalu mengajaknya pulang dengan alasan aku ada keperluan mendadak. Soobin hanya menurut dan mengikuti langkahku.
Ketika masih dalam perjalanan pulang, aku menghentikan laju motorku di parkiran taman. Yah, apa yang kalian pikirkan benar, aku akan melakukan aksiku di tempat ini. Ku biarkan ia berjalan dahulu masuk ketaman ini dan aku mengekorinya dibelakang. Lalu aku buru-buru bersembunyi dan mempersiapkan kejutanku.
“Oppa, kau bilang kau ada urusan mendadak tapi kenapa kau malah mengajakku ke tempat ini?” tanya Soobin.
“....”
“Oppa, kenapa kau tak menjawabku... oppa kamu dimana.” Ujarnya ketika tak menyadari aku tak lagi di belakangnya. Terlihat jelas dari sorot matanya ia sedang panik sekarang. Tapi aku harus tetap mengawasinya dari tempat pesembunyianku.
“Oppa... ini tidak lucu, jangan bercanda oppa, Aku takut sendirian disini.” Katanya sedikit berkaca-kaca.
Saat langkah kakinya mulai mendekati tempat yang aku maksud. Tiba-tiba..
“Soobin~ah.... tolong aku...” teriakku.
“Kyaaaa oppa kau dimana, aku tak bisa melihatmu, disini terlalu gelap.” Jawabnya
“Jebal Soobin~ah, tolong aku. Aaaaaaaaaa.......” Teriakku semakin keras
“Oppa kumohon bertahanlah, aku sedang berusaha mencarimu.” Teriaknya sambil menangis.
Detik berikutnya, ia terdiam. Lalu dimenit selanjutnya yang terdengar adalah suara tangisan Soobin. Ya, ia sudah menemukan kejutanku. Ia melihat rangkaian cahaya lampu diatas air danau yang aku susun menjadi kata I LOVE YOU. Aku berjalan mendekatinya yang sedang menangis sambil menyanyikan lagu I’m behind you.  (Yesung feat Jang Hyejin – I’m Behind You)
“Soobin~ah, saranghae...” ucapku lirih disela-sela lagu yang kunyanyikan. Lalu aku terus bernyanyi hingga lagu itu selesai.
“Soobin~ah, maukah kau menjadi yeojachinguku?” pintaku. Melihat ekspresi diamnya aku menjadi sedikit pesimis kalau ia akan menerimaku.
“Hiks... Na...nado saranghae Jongwoon oppa. Hiks... A...aku mau menjadi yeojachingumu.” Katanya sambil memelukku, tangisnya pun makin keras dipelukanku. Aku speechless saat itu.
“Apa kau serius Soobin~ah?” tanyaku memastikan. Soobin hanya meresponnya dengan anggukan Soobin yang masih membenamkan kepalanya didadaku.
“Sudah, hapus air matamu chagiya, aku tak suka melihatmu menangis, dan aku juga tak akan membuatmu menangis.” Kataku seraya menghapus air matanya.
“yakso oppa...” ujarnya sambil menyeka sisa air matanya.
“Ne, yakso.” Dan untuk kedua kalinya kami berpelukan. Malam ini memang malam yang sangat membahagiakan untukku.
***
1 year later...
Hari ini adalah musim gugur pertama yang kulalui bersama yeojachinguku selama 1 tahun ini, Han Soobin. Hari-hari yang kami lalui sejauh ini sangat menyenangkan. Aku senang bisa membuatnya terus tersenyum setiap hari. Dia yang selalu perhatian dan sayang padaku. Semakin lama, rasa cintaku pada Soobin semakin bertambah setiap harinya. Eomma dan appaku juga sudah mengenal Soobin, eommaku sangat sayang pada Soobin, atau mungkin melebihi rasa sayang eomma terhadapku, ah ani, rasa sayang eomma yang paling besar hanya tercurahkan untukku. -_-
Malam ini aku berencana akan melamar Soobin. Ya, walaupun kami baru berpacaran selama setahun, tapi kami berdua sama-sama serius menjalani hubungan ini. Aku sudah mempersiapkan candle light dinner ditaman tempat kami jadian dulu. Kami janjian akan bertemu ditaman pukul 5 sore. Aku sengaja tidak menjemputnya seperti biasa. Aku ingin membuat kejutan yang lebih daripada saat aku menjadikannya yeojachinguku dulu.
@Taman ~~~pukul 5 KST~~~
Sebuah kotak kecil berwarna biru safir sudah aku persiapkan didalam saku jasku. Tanpa membuang waktu aku segera memacu motor sport merahku menuju ke taman. Sesampainya aku disana, aku melihat Soobin sudah duduk menungguku. Segera kuparkirkan motorku diparkiran taman yang letaknya diseberang jalan raya. Soobin melihat kedatanganku lalu melambaikan tanganya. Aku pun membalas lambaian tangannya. Ia nampak anggun dengan dress peace selutut yang ia balut dengan mantel putih, ya, cuaca hari ini benar-benar dingin. Dengan warna sepatu yang senada makin mempercantik penampilannya sore ini. Ia juga memakai bando putih yang dulu pernah aku berikan padanya.
Ketika aku hendak turun dari motorku, aku melihatnya berjalan kearahku. Saat aku sudah turun dari motorku, tiba-tiba kotak biru safir yang berisi cincin yang akan aku gunakan untuk melamarnya, jatuh dari saku jasku. Dengan cekatan aku berusaha mencarinya. Akhirnya aku menemukan kotak itu yang ternyata jatuh dibelakangku, lalu dengan sedikit berjongkok aku mengambil kotak itu dan tiba-tiba...
Cittttttttt.....
Suara rem mobil yang memekakan telinga terdengar dengan jelas. Aku melihat banyak orang yang berlari kearah jalan raya. DEG. Kenapa perasaanku mendadak jadi tidak enak seperti ini, apa yang terjadi. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berbalik dan berlari menerobos kerumunan orang yang sudah memenuhi jalan raya. Dan nafasku serasa tercekat dan amat sesak ketika menyadari siapa yang menjadi korban tabrak lari itu.
“SOOBIN~AHHH......” teriakku sekencang mungkin saat melihat tubuhnya yang berlumuran darah tergeletak di aspal jalan. Reflek aku memangku tubuhnya, membiarkan darahnya membasahi jasku. Dan aku dengan tak sabar meminta seseorang disana untuk menelpon ambulan.
“Soobin~ah, bertahanlah chagi, aku sudah menelpon ambulan untukmu. Aku tau kau sanggup bertahan chagi.” Kataku sambil memeluk tubuhnya. Tangisku pun tak dapat kubendung lagi.
“Op.... oppa... a... ap.. apakah itu kau...” ucapnya lirih dan terbata-bata.
“Ne chagiya ini aku, bertahanlah chagi, ambulan sebentar lagi akan datang, kau harus kuat.” Kataku menyemangatinya agar ia tetap bertahan.
“O... op.. oppa, aku sudah tidak tahan lagi. I... ini terla...lu sakit oppa.”
“Chagiya, aku mohon bertahanlah....”
“Oppa, aku lelah...” ujarnya lirih seraya menyentuh pipiku, aku pun membalas sentuhan tangannya dipipiku. Tiba-tiba tangannya melemas dan matanya mulai terpejam dengan sempurna.
“Chagiya, jebal jangan tinggalkan aku... Ireona chagi... palliwa....” teriakku sambil mengguncang-guncang tubuhnya yang sudah melemas.
Ketika paramedis datang, mereka segera membawa Soobin ke dalam ambulan. Tapi, ketika seorang dokter mengecek detak nadi ditangan Soobin, dokter itu menggeleng pelan, lalu menepuk pelan pundakku.
“Mianhamnida agasshi, semuanya sudah terlambat. Dia telah pergi.” Kata dokter itu.
“Aish jebal dokter, anda sedang tidak bercanda kan.” Tanyaku tak sabar atau lebih tepatnya tidak rela atas kematian Soobin.
“Kuatkan dirimu agasshi.” Ucap dokter itu lagi lalu masuk kedalam ambulan dan pergi dengan membawa tubuh Soobin yang sudah tak bernyawa itu.
“ANDWEEEE.... ini tak mungkin, pasti ia sedang mengerjaiku sekarang. Hentikan lelucon gilamu ini Han Soobin.” Teriakku. Semua orang yang berkerumun dijalan tadi hanya menatapku dengan tatapan kasihan. Aku masih tak rela ia pergo secepat ini.
Several years later....
Aku masih duduk di bangku tatapan ini dengan memegang kotak cincin, sesekali mengeluarkan isinya dan menatap benda itu dengan tatapan pilu. Guguran daun yang jatuh menerpaku, seakan menemaniku dan menghiburku yang sedang terpuruk ini. Kejadian beberapa tahun lalu, ketika aku kehilangan seseorang yang sangat berarti untukku, tak akan mudah terhapus begitu saja dari ingatanku. Rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya dan kini ia telah meninggalkanku untuk selamanya. Good bye my autumn girl....


~  END ~





Gimana nih ceritanya, aneh kah? Tidak masuk akal kah? Atau mungkin feelnya kurang berasa? Hehehe
Mian readers bila kalian kurang atau bahkan tak mendapat feel dari cerita ini, maklum ini adalah first fanfiction karyaku. Aku harap kalian tak hanya membaca tapi juga meninggalkan jejak kalia disini. Saran dan kritik kalian sangat aku tunggu demi kesempurnaan karya-karyaku selanjutnya.
Gomawo~~~ (bungkuk 90o)

7 komentar:

  1. aaaaaa choi raejoon menawan :') terharu baca deskripsi nya raejoon, makasih ya :*
    aku mau komentar panjang boleh ya?

    aku suka ff sad ending gini nih haha, jangan oneshot, bikinnya part aja.. ntar yesungnya nemuin cewek lain, adiknya raejoon atau siapa yang raejoon boleh bgt lho #plakk! xixixi :D

    over all, ff nya sukses! daebak! selamat ya, cepet bgt jadinya, ngebut ya? tapi tambah bagus lagi kalo di dalam ceritanya ada kisahnya hee-joon :D separagraf aja... hahaha

    BalasHapus
  2. gomawo sudah baca dan ninggalin jejak.
    kau tau aku bikin ini memang sengaja ngebut karena otakku nggak kuat sama romancenya(?)

    masalah part/sequelnya nyusul ya, soalnya aku mo bikin ff yg horor hohoho
    iya deh ntar ada hee-joon couple, separagraf kan oke oke hehe #justkid :P

    BalasHapus
  3. a... sedih banget. yesung ditinggal..
    padahal dia mesti udah ngerencanain masa depan yang indah buat soobin.. sabar ya oppa..
    eh, makasih hlo im buat heebum nya.. haha
    keren keren nih.. bahasanya nyantai. enak dibaca, nggak ngajak gelut.. bagus..
    aku tunggu ff selanjutnya yaaa..

    BTW, background mu bagus. Maksudku –ehm- mukanya kyuhyun yg setengah itu di belakang yesung

    BalasHapus
  4. gomawo udah baca & ninggalin jejak
    ne cheonma Ny.Cho *lhoh*

    buat backkground nya cuman satu komen fi

    makasih lho pujiannya -_- #hening

    oke ditunggu ff yang lainnya ya, aku juga menunggu ffmu dan tara :D

    BalasHapus
  5. kenapa soobin mati sih?,feel ny dapat kok

    BalasHapus
  6. maaf ya baru sempet bales, udah lama hiatus soalnya.
    han soobin meninggal kecelakaan di taman.
    thanks komennya ^^

    BalasHapus
  7. Kerenn ff nya, romance ^^
    Ksihan yesung nya T_T
    Good job

    BalasHapus