Selasa, 24 Juni 2014

{FF} The Secret Agent - That Man




Tittle                           : The Secret Agent
Author                        : Csyclouds / Imasitinoorc
Genre                         : Action
 Length                       : Series
Rated                          : PG-16
 Cast                           : Kim Jongwoon
                                      Lee Sungmin
                                      Kim Ryeowook
 Other Cast                : Kim Yesung (Kim Jongwoon’s twins)
                                      Can you see by yourself


Author Note                 :
            Hello readernim, I’m back. It’s really close with the ending part. I hope you’ll like it. Warning! Typo everywhere so becareful :P
            Your RCL is very important for me ^^
            Happy reading all...

Previous part:
- Introduction
- The Story Begin
- When it Happen (Yesung's Side)
- I Save You or You Save Me
- It Isn't Over
- It Hard to be You





THE SECRET AGENT
That Man  



“Entahlah, Sungmin-ah. aku merasa ada yg aneh disini.”
“Apa?”
“Aku seperti melihat Jongwoon hyung membantuku tadi.”
“Jangan bercanda, hyung. Mana mungkin Jongwoon hyung ada disini sedangkan kita menyaksikan langsung pemakamannya 3 bulan lalu. Itu mungkin hanya halusinasimu, hyung. Sebaiknya kita segera pergi dari sini.”
...

Siwon’s House, London.

Pagi yang cerah di London. Suasana pagi yang membuat para pekerja lebih siap bekerja, para pelajar lebih siap menuntut ilmu serta para warga dan wisatawan yang sekedar ingin bersantai dipagi hari. Namun, suasana pagi nan damai sepertinya tak menyambangi sebuah rumah dengan arsitektur modern yang sangat khas. Seorang pria nampak tergesa-gesa masuk kedalam rumah itu dengan sesekali melihat kearah sekitarnya. Sekedar memastikan tak ada yang melihat atau mungkin saja mengikutinya masuk kedalam rumah megah itu.
“Berkumpul diruang tengah, SEKARANG!”
Teriakan pria itu menggema kesetiap penjuru ruangan. Semua orang yang menghuni rumah tersebut segera berhamburan menuju ruang tengah. Terlihat pula Donghae yang masuk keruang tengah paling akhir dengan terpincang akibat peluru panas yang mengenai kakinya 2 hari yang lalu.
“Inilah saatnya kita menjalankan misi.”
Tanpa basa basi terlebih dahulu, Mr. Park –pria itu- menghidupkan laptopnya dan menghubungkannya ke proyektor. Ia ingin menjelaskan tentang misi yang membuat mereka pergi jauh-jauh ke London. Mr. Park tak pernah diam ditempat dan membiarkan anak buahnya mencari informasi sendirian. Ia lebih suka terjun langsung kelapangan. Turut mencari informasi sebanyak yang ia bisa. Seperti yang tengah dilakukannya saat ini.
“Beberapa hari yang lalu, aku mendengar seseorang yang tengah membicarakan tentang Mr. J. Salah seorang dari mereka mengatakan jika Mr. J dan anak buahnya saat ini tengah berada di Belgravia.”
“Belgravia? Bukankah itu distrik termahal di dunia. Distrik itu terkenal dengan harga propertinya yang menjulang tinggi.”
“Ya, kau benar Siwon-ah. Belgravia memang merupakan distrik yang terkenal dengan mahalnya harga properti. Menurut informasi yang kudengar, kini ia menyamar sebagai seorang pengusaha properti. Bahkan ia nekat membuka sebuah toko properti.”
“Aku tak habis pikir psikopat yang satu ini berani melakukan hal yang mungkin tak terduga oleh para polisi. Apa kali ini ada motif tersembunyi dari usaha barunya Mr. Park?”
“Tentu saja. Bukan Mr. J namanya jika melakukan suatu hal tanpa motif tersembunyi. Kurasa ia mulai menyelundupkan senjata rakitan dan bahan peledak yang ledakannya hampir membunuh kita beberapa tahun yang lalu.”
“Ah, aku masih ingat dengan jelas kejadian ledakkan itu. Bahkan aku dan Jongwoon hyung nyaris terkubur hidup-hidup dalam laboratorium bawah tanah.”
Ryeowook mendesah pelan saat otaknya kembali memutar memori peledakkan kantor kepolisian beberapa tahun silam. Jika saja saat itu Jongwoon tak merasa ada yang janggal dengan sistem operasi komputer dikepolisian, mungkin saat ini ia tak akan bisa menginjakkan kakinya di London.
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Yesung yang sejak tadi hanya menjadi pendengar, tiba-tiba mengajukan sebuah pertanyaan. Terlihat dari air mukanya yang serius, sepertinya Yesung mulai tertarik dengan perannya dalam misi ini. Ia harus berakting sebaik mungkin agar misi ini berjalan sesuai rencana. Namun, dalam benaknya, ia masih memikirkan siapa pria bertopi yang mengecoh si penembak di tempat parkir bandara.
“Baiklah ini rencana kita. Untuk rencana jangka pendek kita saat ini, aku memerlukan 2 orang dengan kemampuan akting yang bagus yang akan pergi ke toko properti milik Mr. J. Berpura-pura menjadi seorang pembeli atau mungkin kolektor yang mencari properti dengan motif yang langka. Orang-orang dalam bagian ini harus memasang sebuah chip pengintai disalah satu ruangan yang berada paling dekat dengan ruangan sang pemilik. Aku juga memerlukan seorang pengemudi handal yang siap berjaga dari jarak dekat. Dan 2 pengemudi lain yang berjaga dari jarak jauh. Semua pengemudi itu tak semuanya mengemudikan mobil. Satu diantara 3 pengemudi itu akan mengendarai motor. Sisanya akan tetap disini mengawasi semua gerak gerik ‘aktor’ kita jika sewaktu-waktu terjadi suatu hal diluar rencana.”
Semua orang yang berada diruangan itu mengangguk paham dengan rencana Mr. Park. Namun yang menjadi pertanyaan dalam pikiran mereka saat ini adalah, siapa yang akan menjalankan peran-peran itu. Suasana diruang tengah itu mendadak hening.
“Bolehkah aku menjadi pengemudi yang berada dalam jarak dekat Mr. Park?”
 Seketika semua orang yang berada diruangan itu menoleh kearah Yesung. Mr. Park tersenyum penuh arti mendengar tawaran yang diajukan oleh Yesung. Sejenak Mr. Park terdiam sembari memperhatikan dengan baik wajah-wajah yang kini mulai menatapnya bingung.
“Kurasa bukan itu peran yang tepat untukmu Yesung-ah. Aku sudah menemukan siapa-siapa saja yang akan menjadi ‘aktor’ dalam ‘sandiwara’ ini. Siwon dan Kyuhyun akan menjadi sang kolektor. Sungmin akan menjadi pengemudi jarak dekat. Yesung akan membawa mobil dan mengawasi dari jarak yang cukup jauh namun masih dapat melihat situasi diluar toko. Sedangkan Eunhyuk akan mengendarai motor yang sudah persiapkan. Donghae dan Ryeowook akan tetap berjaga disini.”
“Ehm, Mr. Park, bolehkah aku meminta bertukar peran dengan Eunhyuk? Jujur kemampuanku dalam menyetir mobil tidak cukup bagus jika sewaktu-waktu ada situasi genting yang mengharuskanku dan Ryeowook menyusul ke lokasi.”
“Kau yakin kondisi kakkimu sudah memungkinkan untuk menyetir motor?”
“Ya, kurasa begitu.”
“Baiklah. Kita mulai rencana ini besok. Persiapkan segala sesuatu yang harus kalian bawa dalam menjalankan peran kalian masing-masing.”
...
Tomorrow morning...
Rei POV
Ini sudah menginjak bulan ketiga setelah insiden penembakan dirumah tempatku menyekap Jongwoon. Dan ini juga bulan ketiga aku meninggalkan tanah kelahiranku, agar para manusia-manusia bodoh penegak hukum itu tak mengetahui identitasku yang sebenarnya. Kurasa mereka juga tak mengetahui bahwa sejak kejadian itu aku tak pernah muncul di kantor kepolisian. Ya, seperti yang kalian tahu, aku berhasil mengelabuhi semua orang yang ada di kantor kepolisian dengan nama Bryan.
Apa kalian terkejut jika sosok Bryan yang sebagaimana diketahui merupakan seorang agent dari luar negeri itu adalah aku? Jika kalian mengatakan iya, kurasa kalian sama bodohnya dengan para penegak hukum dan juga Jongwoon. Tapi, tak semua identitas kupalsukan untuk bisa masuk kedalam kantor kepolisian utama Seoul.
Aku memang seorang agent terlatih yang telah dipersiapkan Mr. J untuk membantunya membalaskan dendam. Dan Bryan adalah nama asli dari seorang agent yang diminta para polisi itu untuk membantu mereka. Namun sayang, dia telah kulumpuhkan untuk sementara waktu. Yang pasti, tak semua identitasku akan aku bongkar dihadapan kalian semua. Aku tak sebodoh seperti yang kalian duga.
“Rei-ah, hari ini kita akan mendapat 2 client baru yang akan membeli properti kita dengan harga tinggi. Yakinkan mereka jika properti kita merupakan barang asli. Dan jangan melakukan kesalahan sedikitpun.”
“As your wish Mr. J.”
“Oh ya, apa kau tahu misi terbaru yang dilakukan Mr. Park, Jongwoon dan rekan-rekan mereka yang sama bodohnya dengan mereka?”
“Sejauh yang kuketahui, kasus terbaru yang mereka tangani setelah insiden penyekapan itu masih sama dengan kasus sebelumnya. Masalah penggelapan dana di salah satu bank di kawasan Cheonan.”
“Bagus. Dengan begitu kita akan mudah menghancurkan mereka karena mereka mungkin menganggap jika aku sudah mati dalam insiden itu. Lakukan yang terbaik dan jangan sampai gagal!” Mr. J meninggalkanku sendiri di toko properti yang baru saja dirintisnya sebagai kamuflase selama berada di kota ini.
Seperti biasa, aku harus mewakili Mr.J untuk urusan yang satu ini. Transaksi penjualan properti palsu. Akan terlalu berbahaya jika Mr.J turun tangan. Sejak kejadian penembakan itu, Mr.J mendapat predikat buronan internasional. Terlebih, usaha penipuan properti di kota dengan julukan distrik termahal didunia takkan berjalan dengan mulus jika seluruh dunia mengetahui jika pemiliknya adalah seorang buronan internasional.
Sebuah mobil audi hitam berhenti tepat didepan toko ini. Keluarlah 2 orang dengan setelan hitam. Tak lupa kacamata hitam bertengger di hidung mancung keduanya. Tak salah lagi, mereka pasti client yang dimaksud oleh Mr.J. Kuminta salah seorang dari karyawan ditoko ini untuk menyambut mereka dan membawa mereka ketempat yang biasa digunakan untuk bertransaksi dengan pembeli.
Rei POV end.
...
In other place...
Author POV
“Jordan-ah, bisakah kau pinjamkan aku sebuah mobil atau motor?”
Seorang pria bertopi tanpa basa basi melayangkan sebuah pertanyaan yang lebih terdengar seperti perintah. Entah apa yang sekarang ada didalam benak pria bernama John Kim itu. Pria yang dipanggil Jordan itu hanya menatap seseorang yang telah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu dengan tatapan meminta penjelasan. Namun sayang, ia tak memperoleh penjelasan apapun dari sorot mata John.
“Apa yang sedang kau rencanakan, hyung?”
“Aku harus mengikuti mereka agar aku tahu apa saja yang tengah mereka rencanakan. Setidaknya aku harus tetap membantu mereka, walaupun pada jarak jauh sekalipun.”
“Kenapa kau tak langsung menunjukkan identitasmu pada mereka, hyung?”
Sebuah pertanyaan bodoh terucap dari bibir Jordan, membuat John tertawa –walaupun tak seperti tertawa pada umumnya-. Jordan menyadari betul jika pertanyaan yang baru saja ia lontarkan adalah pertanyaan yang tidak penting bagi John. Mengingat ambisinya untuk menjalankan misinya yang tertunda sangatlah kuat. John menyandarkan tubuhnya pada tembok yang tepat berada disampingnya dengan sedikit terkekeh.
“Kau gila! Itu akan memusnahkan strategiku dalam hitungan detik!!”
“Tenanglah, hyung. Aku hanya bercanda. Ini kuncinya. Kau bisa pakai Audi hitamku.”
“Kau memang bisa kuandalkan Jordan-ah. Terima kasih untuk semuanya. Aku pergi.”
...

Still author POV
Setelah seluruh persiapan matang, Mr. Park dan agentnya bersedia diposisinya masing-masing. Tiga buah mobil dan sebuah sepeda motor khusus terlihat meninggalkan rumah megah milik Siwon dan bertolak menuju Belgravia guna menjalankan misi mereka. Meringkus dan kembali menjebloskan Mr.J berserta semua anak buahnya kedalam jeruji besi.
Dan disinilah mereka sekarang. Lokasi dimana target utama berada. Sebuah toko yang nampak sederhana dibagian luar. Nampak seperti toko biasa. Namun siapa yang akan menyangka jika pemiliknya berstatus buronan internasional.
“Selamat datang, ditoko properti ini. Anda bisa langsung mengikuti saya menuju keruangan yang berada diujung koridor untuk menemui Mr.Rei.”
Seorang karyawan menyambut kedatangan Siwon dan Kyuhyun dengan bahasa inggris yang sangat fasih. Sepertinya ia bukan orang sembarangan, mengingat wajahnya yang sangat familiar dengan wajah orang asia tenggara. Karyawan ini sama sekali tak mencurigai jika mereka berasal dari Korea.
Siwon dan Kyuhyun mengekor karyawan tersebut tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dibalik penampilan yang sangat formal itu, terselip sebuah pistol dibalik jas yang saat ini dikenakan oleh Siwon dan Kyuhyun. Tak lupa, sebuah kamera pengintai yang memiliki ukuran sekecil kancing kemeja juga tersimpan dengan rapi dibalik celah jam tangan mewah yang dikenakan Kyuhyun.
Sungmin masih tetap waspada didalam mobil yang terparkir tepat didepan toko. Yesung siaga didalam mobil Audi putih milik Siwon diradius 700 meter dari sisi kiri toko. Sedangkan Donghae dan Mr.Park berpura-pura sebagai pengunjung yang tengah bercengkrama di sebuah kafe yang letaknya 600 meter dari sisi kanan toko. Eunhyuk mengawasi komputer yang terhubung dengan cctv diluar toko. Dan Ryeowook mengawasi komputer yang terhubung dengan kamera kecil yang terpasang di salah satu kancing saku jas Siwon dan Kyuhyun.
Tanpa mereka semua sadari sebuah audi berwarna hitam baru saja berhenti disamping toko yang memang letaknya berada dipertigaan jalan. Jangan heran jika pengendara mobil itu bisa mengetahui dimana lokasi toko properti ini. Semua ini tak lepas dari campur tangan Jordan dan Kim Heechul. Kim Heechul? Bagaimana bisa?
...
Inside the shop
“Silakan masuk tuan. Mr. Rei sudah menunggu Anda semua. Saya permisi.”
Dengan sopan, karyawan itu pergi meninggalkan Siwon dan Kyuhyun sesaat setelah membukakan pintu untuk keduanya. Jemari tangan Kyuhyun bersiap mengeluarkan kamera yang terletak dibalik celah jam tangannya dan menempelkannya tepat di pintu sebelum pintu itu tertutup dan keduanya masuk keruangan itu.
“Welcome Mr...”
“Andrew and he is Marcus. Nice to meet you.”
“Ah, me too. Thankyou for coming here. Can I help you, sir?”
“Sure. I need...”
 Dan pembicaraan mengenai harga properti dan berbagai macam hal yang masih ada sangkut pautnya dengan properti itu berlanjut tanpa seorang pun yang mencurigai jika pembicaraan itu hanyalah kamuflase. Ditengah percakapan, muncul seorang wanita yang belakangan diketahui sebagai asisten dari Rei. Wanita berwajah oriental itu mengamati dengan seksama client dari bosnya. Tiba-tiba, pandangannya jatuh pada sesuatu yang janggal pada pakaian yang saat ini dikenakan oleh 2 orang dihadapannya. Mata wanita itu cukup jeli untuk melihat sesuatu yang terselip di areal sekitar saku.
Cukup lama wanita itu mengamati area yang dicurigainya. Matanya menyipit, seolah memastikan jika apa yang kini menjadi persepsinya itu benar. Setelah berulang kali memastikan jika 2 benda yang sedikit mengkilap saat terkena cahaya lampu itu adalah lensa kamera, wanita itu meminta ijin untuk keluar mengambil katalog properti baru milik toko. Kamera yang berada disaku itu menangkap hal aneh dibalik saku mantel yang kini digunakan oleh asisten Rei sesaat setelah wanita itu kembali masuk keruangan dimana Rei, Siwon dan Kyuhyun tengah membicarakan bisnis –palsu- mereka.
Tanpa disadari oleh wanita itu, seseorang yang tengah memegang kendali kamera itu mengetahui apa yang wanita itu sembunyikan dibalik saku mantelnya.
“Hyung, sepertinya aku menangkap sesuatu yang aneh dibalik saku mantel wanita yang kini ikut berada didalam ruangan bersama Siwon hyung dan Kyuhyun. Lihatlah!”
“Ryeowook-ah, bukankah itu sebuah pistol?”
“Ya kau benar, hyung.”
“Sepertinya wanita itu sudah mengetahui jika salah satu kancing saku Siwon dan Kyuhyun. Sialan! Wanita itu memiliki mata yang jeli juga. Aku harus memberi tahu yang lain.”

Drrrtt... ddrrrtt...

Sebuah getaran handphone mengejutkan para agent termasuk Mr.Park yang ikut mengawasi situasi langsung dilapangan.

Central Calling

Semua handphone yang memang telah disetting agar bisa menerima panggilan dari pusat itu segera menjawab panggilan yang masuk ke handphone masing-masing agent.
“Hyung-ah! Gawat! Salah seorang dari mereka mengetahui kamera yang mengawasi situasi didalam ruangan tempat Siwon dan Kyuhyun berada. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Suara Eunhyuk terdengar frustasi dan panik.
“Semuanya! Masuk kedalam toko dan kepung mereka sekarang!”
Suara tegas Mr.Park terdengar yakin. Eunhyuk yang mengetahui harus melakukan apa dalam situasi seperti ini, segera masuk kedalam mobil disusul oleh Ryeowook untuk segera menuju ketoko tempat teman-temannya berada saat ini. Sungmin yang berada dilokasi yang paling dekat dengan 2 orang anak buah yang mengawal area pintu masuk toko itu, diam-diam turun dari mobil dan melumpuhkan kedua anak buah Mr.J agar ia lebih leluasa untuk masuk kedalam toko.
Setelah dirasa tak bergerak, Sungmin memberikan kode jarak jauh. Sebuah kode yang ia gunakan jika situasi benar-benar aman untuk meringkus target. Tak lama setelahnya, sebuah mobil dan 2 buah motor tepat berada didepan toko. Sang pengemudi segera berhamburan masuk kedalam toko menyusul Sungmin yang telah masuk terlebih dahulu.
Suasana didalam toko ternyata sudah lebih tegang. Berbanding terbalik dengan situasi diluar toko yang nampak tenang. Seseorang yang sejak tadi berdiam diri didalam mobil audi hitam itu keluar dari mobilnya saat melihat orang-orang yang begitu dikenalnya masuk kedalam toko itu dengan sedikit tergesa-gesa. Pria itu bersembunyi dibalik pilar dekat pintu masuk yang memudahkannya untuk mengawasi situasi didalam toko yang kini sedikit mencekam. Karena dirasa pintu masuk itu tidak cukup aman untuk menyembunyikan identitasnya, pria itu memilih mencari jalan belakang. Tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
“Heechul hyung, bisakah kau dan Jordan menyusulku sekarang. Situasinya lebih buruk dibandingkan yang aku kira.”
“...”
“Aku tunggu secepatnya.”
Situasi mencekam ini muncul belum lama. Ya, tepat setelah asisten Rei memberi tahukan jika ada yang tidak beres dengan clientnya. Rei dengan mimik wajah yang ia buat seolah tak terjadi apapun, mengajak kedua clientnya untuk ngobrol diluar ruangan. Tepat setelah keduanya keluar dari ruangan diujung koridor toko itu, Rei dan asistennya mengacungkan pistol kearah Siwon dan Kyuhyun. Mr.Park dan para agent lainnya muncul tepat waktu.
“Seharusnya aku sudah mengetahuinya sejak awal jika kalian tidak mungkin datang sendiri.”
Seorang pria dengan setelan hitam muncul dari sebuah ruangan yang berada dibelakang Rei.
“Mr.J”
Mr. Park, Sungmin dan Ryeowook sama sekali tak mengira jika Mr.J benar-benar ada dihadapan mereka sekarang. Mereka pikir, setelah situasi seperti ini, dia akan kembali kabur entah kemana.
“Kau dan para agent bodoh itu sama sekali tak bisa diremehkan. Aku tak percaya jika kalian bisa mengetahui tempat ini.”
Mr. J berjalan perlahan dan berhenti setelah ia berada tepat beberapa langkah didepan Rei. Mr. J berdiri dengan angkuhnya tanpa menodongkan senjata apapun. Ia hanya tertawa sinis menyaksikan orang-orang dihadapannya. Orang-orang yang beberapa diantaranya telah membuat ia mendekam dibalik jeruji besi. Sungmin yang kini emosinya sedang tersulut, menodongkan pistol yang dibawanya tepat kearah Mr.J.
“Kau berani mengarahkan benda itu kearahku? Luar biasa. Kau telah banyak berubah Sungmin-ah.”
“Aku tak akan kalah darimu untuk yang kedua kalinya.”
“Terlalu bersemangat rupanya. Ternyata kau ingin menyaksikan temanmu terbunuh hah?”
“...”
“Bawa dia kemari!!”
Yesung muncul dari salah satu pintu dengan tangan terikat dan sepertinya sedang tak sadarkan diri.
“Hyung, ba..bagaimana bisa?”
“Aku tak tahu, Hae-ah. Pantas aku merasa ada yang hilang dari kita saat kita masuk tadi.”
“Jika kalian semakin mendekat maka aku tak akan segan-segan menyuruh anak buahku untuk menembaknya hingga tewas.”
Kini baik Mr. Park dan para agent lainnya terdiam. Mereka bisa saja langsung memberondong Mr. J dan anak buahnya dengan peluru panas. Tapi, mereka akan menerima resiko untuk kembali kehilangan rekan mereka untuk selamanya. Mereka tak boleh bertindak gegabah. Mr. J tertawa puas melihat kebingungan dari wajah orang-orang yang hendak menentangnya. Suasana mendadak hening. Yang terdengar hanya suara Yesung yang mencoba meloloskan diri dari tali yang mengikatnya sesaat setelah ia mendapatkan kembali kesadarannya.
“Jika kau berani membunuhnya, maka kau harus berani berhadapan denganku terlebih dahulu.”
Kini semua yang berada di toko itu serentak menoleh kearah samping. Disana terdapat seorang dengan topi dan pistol yang ada didalam genggamannya. Yesung yang merasa tak asing dengan suara itu sontak mendongak.
‘Kau...’




 to be continue...
 

1 komentar: