Tittle :
The Secret Agent
Author :
Csyclouds / Imasitinoorc
Genre : Action
Length :
Series
Rated : PG-16
Cast :
Kim Jongwoon
Lee Sungmin
Kim Ryeowook
Other Cast : Kim Yesung (Kim Jongwoon’s twins)
Can you see by yourself
Author
Note :
Hello readernim, I’m back. It’s really
close with the ending part. I hope you’ll like it. Warning! Typo everywhere so
becareful :P
Your RCL is very important for me ^^
Happy reading all...
Previous part:
- Introduction
- The Story Begin
- When it Happen (Yesung's Side)
- I Save You or You Save Me
- It Isn't Over
- It Hard to be You
THE SECRET AGENT
That Man
“Entahlah,
Sungmin-ah. aku merasa ada yg aneh disini.”
“Apa?”
“Aku
seperti melihat Jongwoon hyung membantuku tadi.”
“Jangan bercanda, hyung.
Mana mungkin Jongwoon hyung ada disini sedangkan kita menyaksikan langsung
pemakamannya 3 bulan lalu. Itu mungkin hanya halusinasimu, hyung. Sebaiknya
kita segera pergi dari sini.”
...
Siwon’s House, London.
Pagi yang cerah di London. Suasana pagi
yang membuat para pekerja lebih siap bekerja, para pelajar lebih siap menuntut
ilmu serta para warga dan wisatawan yang sekedar ingin bersantai dipagi hari.
Namun, suasana pagi nan damai sepertinya tak menyambangi sebuah rumah dengan
arsitektur modern yang sangat khas. Seorang pria nampak tergesa-gesa masuk
kedalam rumah itu dengan sesekali melihat kearah sekitarnya. Sekedar memastikan
tak ada yang melihat atau mungkin saja mengikutinya masuk kedalam rumah megah
itu.
“Berkumpul diruang tengah, SEKARANG!”
Teriakan pria itu menggema kesetiap
penjuru ruangan. Semua orang yang menghuni rumah tersebut segera berhamburan
menuju ruang tengah. Terlihat pula Donghae yang masuk keruang tengah paling
akhir dengan terpincang akibat peluru panas yang mengenai kakinya 2 hari yang
lalu.
“Inilah saatnya kita menjalankan misi.”
Tanpa basa basi terlebih dahulu, Mr.
Park –pria itu- menghidupkan laptopnya dan menghubungkannya ke proyektor. Ia
ingin menjelaskan tentang misi yang membuat mereka pergi jauh-jauh ke London.
Mr. Park tak pernah diam ditempat dan membiarkan anak buahnya mencari informasi
sendirian. Ia lebih suka terjun langsung kelapangan. Turut mencari informasi sebanyak
yang ia bisa. Seperti yang tengah dilakukannya saat ini.
“Beberapa hari yang lalu, aku
mendengar seseorang yang tengah membicarakan tentang Mr. J. Salah seorang dari
mereka mengatakan jika Mr. J dan anak buahnya saat ini tengah berada di
Belgravia.”
“Belgravia? Bukankah itu distrik
termahal di dunia. Distrik itu terkenal dengan harga propertinya yang menjulang
tinggi.”
“Ya, kau benar Siwon-ah. Belgravia
memang merupakan distrik yang terkenal dengan mahalnya harga properti. Menurut
informasi yang kudengar, kini ia menyamar sebagai seorang pengusaha properti.
Bahkan ia nekat membuka sebuah toko properti.”
“Aku tak habis pikir psikopat yang
satu ini berani melakukan hal yang mungkin tak terduga oleh para polisi. Apa
kali ini ada motif tersembunyi dari usaha barunya Mr. Park?”
“Tentu saja. Bukan Mr. J namanya
jika melakukan suatu hal tanpa motif tersembunyi. Kurasa ia mulai
menyelundupkan senjata rakitan dan bahan peledak yang ledakannya hampir membunuh
kita beberapa tahun yang lalu.”
“Ah, aku masih ingat dengan jelas
kejadian ledakkan itu. Bahkan aku dan Jongwoon hyung nyaris terkubur
hidup-hidup dalam laboratorium bawah tanah.”
Ryeowook mendesah pelan saat otaknya
kembali memutar memori peledakkan kantor kepolisian beberapa tahun silam. Jika
saja saat itu Jongwoon tak merasa ada yang janggal dengan sistem operasi
komputer dikepolisian, mungkin saat ini ia tak akan bisa menginjakkan kakinya
di London.
“Lalu apa yang harus kita lakukan
sekarang?”
Yesung yang sejak tadi hanya menjadi
pendengar, tiba-tiba mengajukan sebuah pertanyaan. Terlihat dari air mukanya
yang serius, sepertinya Yesung mulai tertarik dengan perannya dalam misi ini.
Ia harus berakting sebaik mungkin agar misi ini berjalan sesuai rencana. Namun,
dalam benaknya, ia masih memikirkan siapa pria bertopi yang mengecoh si
penembak di tempat parkir bandara.
“Baiklah ini rencana kita. Untuk
rencana jangka pendek kita saat ini, aku memerlukan 2 orang dengan kemampuan
akting yang bagus yang akan pergi ke toko properti milik Mr. J. Berpura-pura
menjadi seorang pembeli atau mungkin kolektor yang mencari properti dengan
motif yang langka. Orang-orang dalam bagian ini harus memasang sebuah chip
pengintai disalah satu ruangan yang berada paling dekat dengan ruangan sang
pemilik. Aku juga memerlukan seorang pengemudi handal yang siap berjaga dari
jarak dekat. Dan 2 pengemudi lain yang berjaga dari jarak jauh. Semua pengemudi
itu tak semuanya mengemudikan mobil. Satu diantara 3 pengemudi itu akan
mengendarai motor. Sisanya akan tetap disini mengawasi semua gerak gerik
‘aktor’ kita jika sewaktu-waktu terjadi suatu hal diluar rencana.”
Semua orang yang berada diruangan itu
mengangguk paham dengan rencana Mr. Park. Namun yang menjadi pertanyaan dalam
pikiran mereka saat ini adalah, siapa yang akan menjalankan peran-peran itu.
Suasana diruang tengah itu mendadak hening.
“Bolehkah aku menjadi pengemudi
yang berada dalam jarak dekat Mr. Park?”
Seketika
semua orang yang berada diruangan itu menoleh kearah Yesung. Mr. Park tersenyum
penuh arti mendengar tawaran yang diajukan oleh Yesung. Sejenak Mr. Park
terdiam sembari memperhatikan dengan baik wajah-wajah yang kini mulai
menatapnya bingung.
“Kurasa bukan itu peran yang tepat
untukmu Yesung-ah. Aku sudah menemukan siapa-siapa saja yang akan menjadi
‘aktor’ dalam ‘sandiwara’ ini. Siwon dan Kyuhyun akan menjadi sang kolektor.
Sungmin akan menjadi pengemudi jarak dekat. Yesung akan membawa mobil dan
mengawasi dari jarak yang cukup jauh namun masih dapat melihat situasi diluar
toko. Sedangkan Eunhyuk akan mengendarai motor yang sudah persiapkan. Donghae
dan Ryeowook akan tetap berjaga disini.”
“Ehm, Mr. Park, bolehkah aku
meminta bertukar peran dengan Eunhyuk? Jujur kemampuanku dalam menyetir mobil
tidak cukup bagus jika sewaktu-waktu ada situasi genting yang mengharuskanku dan
Ryeowook menyusul ke lokasi.”
“Kau yakin kondisi kakkimu sudah
memungkinkan untuk menyetir motor?”
“Ya, kurasa begitu.”
“Baiklah. Kita mulai rencana ini
besok. Persiapkan segala sesuatu yang harus kalian bawa dalam menjalankan peran
kalian masing-masing.”
...
Tomorrow morning...
Rei POV
Ini sudah menginjak bulan ketiga setelah
insiden penembakan dirumah tempatku menyekap Jongwoon. Dan ini juga bulan
ketiga aku meninggalkan tanah kelahiranku, agar para manusia-manusia bodoh
penegak hukum itu tak mengetahui identitasku yang sebenarnya. Kurasa mereka
juga tak mengetahui bahwa sejak kejadian itu aku tak pernah muncul di kantor
kepolisian. Ya, seperti yang kalian tahu, aku berhasil mengelabuhi semua orang
yang ada di kantor kepolisian dengan nama Bryan.
Apa kalian terkejut jika sosok Bryan
yang sebagaimana diketahui merupakan seorang agent dari luar negeri itu adalah
aku? Jika kalian mengatakan iya, kurasa kalian sama bodohnya dengan para
penegak hukum dan juga Jongwoon. Tapi, tak semua identitas kupalsukan untuk
bisa masuk kedalam kantor kepolisian utama Seoul.
Aku memang seorang agent terlatih yang
telah dipersiapkan Mr. J untuk membantunya membalaskan dendam. Dan Bryan adalah
nama asli dari seorang agent yang diminta para polisi itu untuk membantu
mereka. Namun sayang, dia telah kulumpuhkan untuk sementara waktu. Yang pasti,
tak semua identitasku akan aku bongkar dihadapan kalian semua. Aku tak sebodoh
seperti yang kalian duga.
“Rei-ah, hari ini kita akan
mendapat 2 client baru yang akan membeli properti kita dengan harga tinggi.
Yakinkan mereka jika properti kita merupakan barang asli. Dan jangan melakukan
kesalahan sedikitpun.”
“As your wish Mr. J.”
“Oh ya, apa kau tahu misi terbaru
yang dilakukan Mr. Park, Jongwoon dan rekan-rekan mereka yang sama bodohnya dengan
mereka?”
“Sejauh yang kuketahui, kasus
terbaru yang mereka tangani setelah insiden penyekapan itu masih sama dengan
kasus sebelumnya. Masalah penggelapan dana di salah satu bank di kawasan
Cheonan.”
“Bagus. Dengan begitu kita akan
mudah menghancurkan mereka karena mereka mungkin menganggap jika aku sudah mati
dalam insiden itu. Lakukan yang terbaik dan jangan sampai gagal!” Mr. J
meninggalkanku sendiri di toko properti yang baru saja dirintisnya sebagai
kamuflase selama berada di kota ini.
Seperti biasa, aku harus mewakili Mr.J
untuk urusan yang satu ini. Transaksi penjualan properti palsu. Akan terlalu
berbahaya jika Mr.J turun tangan. Sejak kejadian penembakan itu, Mr.J mendapat
predikat buronan internasional. Terlebih, usaha penipuan properti di kota
dengan julukan distrik termahal didunia takkan berjalan dengan mulus jika
seluruh dunia mengetahui jika pemiliknya adalah seorang buronan internasional.
Sebuah mobil audi hitam berhenti tepat
didepan toko ini. Keluarlah 2 orang dengan setelan hitam. Tak lupa kacamata
hitam bertengger di hidung mancung keduanya. Tak salah lagi, mereka pasti
client yang dimaksud oleh Mr.J. Kuminta salah seorang dari karyawan ditoko ini
untuk menyambut mereka dan membawa mereka ketempat yang biasa digunakan untuk
bertransaksi dengan pembeli.
Rei POV end.
...
In other place...
Author POV
“Jordan-ah, bisakah kau pinjamkan aku
sebuah mobil atau motor?”
Seorang pria bertopi tanpa basa basi melayangkan
sebuah pertanyaan yang lebih terdengar seperti perintah. Entah apa yang sekarang
ada didalam benak pria bernama John Kim itu. Pria yang dipanggil Jordan itu
hanya menatap seseorang yang telah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu
dengan tatapan meminta penjelasan. Namun sayang, ia tak memperoleh penjelasan
apapun dari sorot mata John.
“Apa yang sedang kau rencanakan, hyung?”
“Aku harus mengikuti mereka agar
aku tahu apa saja yang tengah mereka rencanakan. Setidaknya aku harus tetap
membantu mereka, walaupun pada jarak jauh sekalipun.”
“Kenapa kau tak langsung
menunjukkan identitasmu pada mereka, hyung?”
Sebuah pertanyaan bodoh terucap dari
bibir Jordan, membuat John tertawa –walaupun tak seperti tertawa pada umumnya-.
Jordan menyadari betul jika pertanyaan yang baru saja ia lontarkan adalah
pertanyaan yang tidak penting bagi John. Mengingat ambisinya untuk menjalankan
misinya yang tertunda sangatlah kuat. John menyandarkan tubuhnya pada tembok
yang tepat berada disampingnya dengan sedikit terkekeh.
“Kau gila! Itu akan memusnahkan strategiku
dalam hitungan detik!!”
“Tenanglah, hyung. Aku hanya
bercanda. Ini kuncinya. Kau bisa pakai Audi hitamku.”
“Kau memang bisa kuandalkan
Jordan-ah. Terima kasih untuk semuanya. Aku pergi.”
...
Still author POV
Setelah seluruh persiapan matang, Mr.
Park dan agentnya bersedia diposisinya masing-masing. Tiga buah mobil dan
sebuah sepeda motor khusus terlihat meninggalkan rumah megah milik Siwon dan
bertolak menuju Belgravia guna menjalankan misi mereka. Meringkus dan kembali
menjebloskan Mr.J berserta semua anak buahnya kedalam jeruji besi.
Dan disinilah mereka sekarang. Lokasi
dimana target utama berada. Sebuah toko yang nampak sederhana dibagian luar. Nampak
seperti toko biasa. Namun siapa yang akan menyangka jika pemiliknya berstatus
buronan internasional.
“Selamat datang, ditoko properti
ini. Anda bisa langsung mengikuti saya menuju keruangan yang berada diujung
koridor untuk menemui Mr.Rei.”
Seorang karyawan menyambut kedatangan
Siwon dan Kyuhyun dengan bahasa inggris yang sangat fasih. Sepertinya ia bukan
orang sembarangan, mengingat wajahnya yang sangat familiar dengan wajah orang
asia tenggara. Karyawan ini sama sekali tak mencurigai jika mereka berasal dari
Korea.
Siwon dan Kyuhyun mengekor karyawan
tersebut tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dibalik penampilan yang sangat
formal itu, terselip sebuah pistol dibalik jas yang saat ini dikenakan oleh
Siwon dan Kyuhyun. Tak lupa, sebuah kamera pengintai yang memiliki ukuran
sekecil kancing kemeja juga tersimpan dengan rapi dibalik celah jam tangan
mewah yang dikenakan Kyuhyun.
Sungmin masih tetap waspada didalam
mobil yang terparkir tepat didepan toko. Yesung siaga didalam mobil Audi putih
milik Siwon diradius 700 meter dari sisi kiri toko. Sedangkan Donghae dan
Mr.Park berpura-pura sebagai pengunjung yang tengah bercengkrama di sebuah kafe
yang letaknya 600 meter dari sisi kanan toko. Eunhyuk mengawasi komputer yang
terhubung dengan cctv diluar toko. Dan Ryeowook mengawasi komputer yang
terhubung dengan kamera kecil yang terpasang di salah satu kancing saku jas
Siwon dan Kyuhyun.
Tanpa mereka semua sadari sebuah audi
berwarna hitam baru saja berhenti disamping toko yang memang letaknya berada
dipertigaan jalan. Jangan heran jika pengendara mobil itu bisa mengetahui
dimana lokasi toko properti ini. Semua ini tak lepas dari campur tangan Jordan
dan Kim Heechul. Kim Heechul? Bagaimana bisa?
...
Inside the shop
“Silakan masuk tuan. Mr. Rei sudah
menunggu Anda semua. Saya permisi.”
Dengan sopan, karyawan itu pergi
meninggalkan Siwon dan Kyuhyun sesaat setelah membukakan pintu untuk keduanya.
Jemari tangan Kyuhyun bersiap mengeluarkan kamera yang terletak dibalik celah
jam tangannya dan menempelkannya tepat di pintu sebelum pintu itu tertutup dan
keduanya masuk keruangan itu.
“Welcome Mr...”
“Andrew and he is Marcus. Nice to meet
you.”
“Ah, me too. Thankyou for coming here.
Can I help you, sir?”
“Sure. I need...”
Dan
pembicaraan mengenai harga properti dan berbagai macam hal yang masih ada
sangkut pautnya dengan properti itu berlanjut tanpa seorang pun yang mencurigai
jika pembicaraan itu hanyalah kamuflase. Ditengah percakapan, muncul seorang
wanita yang belakangan diketahui sebagai asisten dari Rei. Wanita berwajah
oriental itu mengamati dengan seksama client dari bosnya. Tiba-tiba,
pandangannya jatuh pada sesuatu yang janggal pada pakaian yang saat ini dikenakan
oleh 2 orang dihadapannya. Mata wanita itu cukup jeli untuk melihat sesuatu
yang terselip di areal sekitar saku.
Cukup lama wanita itu mengamati area
yang dicurigainya. Matanya menyipit, seolah memastikan jika apa yang kini
menjadi persepsinya itu benar. Setelah berulang kali memastikan jika 2 benda
yang sedikit mengkilap saat terkena cahaya lampu itu adalah lensa kamera,
wanita itu meminta ijin untuk keluar mengambil katalog properti baru milik
toko. Kamera yang berada disaku itu menangkap hal aneh dibalik saku mantel yang
kini digunakan oleh asisten Rei sesaat setelah wanita itu kembali masuk
keruangan dimana Rei, Siwon dan Kyuhyun tengah membicarakan bisnis –palsu-
mereka.
Tanpa disadari oleh wanita itu,
seseorang yang tengah memegang kendali kamera itu mengetahui apa yang wanita
itu sembunyikan dibalik saku mantelnya.
“Hyung, sepertinya aku menangkap
sesuatu yang aneh dibalik saku mantel wanita yang kini ikut berada didalam
ruangan bersama Siwon hyung dan Kyuhyun. Lihatlah!”
“Ryeowook-ah, bukankah itu sebuah
pistol?”
“Ya kau benar, hyung.”
“Sepertinya wanita itu sudah
mengetahui jika salah satu kancing saku Siwon dan Kyuhyun. Sialan! Wanita itu
memiliki mata yang jeli juga. Aku harus memberi tahu yang lain.”
Drrrtt...
ddrrrtt...
Sebuah getaran handphone mengejutkan
para agent termasuk Mr.Park yang ikut mengawasi situasi langsung dilapangan.
Central Calling
Semua handphone yang memang telah
disetting agar bisa menerima panggilan dari pusat itu segera menjawab panggilan
yang masuk ke handphone masing-masing agent.
“Hyung-ah! Gawat! Salah seorang
dari mereka mengetahui kamera yang mengawasi situasi didalam ruangan tempat
Siwon dan Kyuhyun berada. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Suara Eunhyuk terdengar frustasi dan
panik.
“Semuanya! Masuk kedalam toko dan kepung
mereka sekarang!”
Suara tegas Mr.Park terdengar yakin.
Eunhyuk yang mengetahui harus melakukan apa dalam situasi seperti ini, segera
masuk kedalam mobil disusul oleh Ryeowook untuk segera menuju ketoko tempat
teman-temannya berada saat ini. Sungmin yang berada dilokasi yang paling dekat
dengan 2 orang anak buah yang mengawal area pintu masuk toko itu, diam-diam
turun dari mobil dan melumpuhkan kedua anak buah Mr.J agar ia lebih leluasa
untuk masuk kedalam toko.
Setelah dirasa tak bergerak, Sungmin
memberikan kode jarak jauh. Sebuah kode yang ia gunakan jika situasi
benar-benar aman untuk meringkus target. Tak lama setelahnya, sebuah mobil dan
2 buah motor tepat berada didepan toko. Sang pengemudi segera berhamburan masuk
kedalam toko menyusul Sungmin yang telah masuk terlebih dahulu.
Suasana didalam toko ternyata sudah
lebih tegang. Berbanding terbalik dengan situasi diluar toko yang nampak
tenang. Seseorang yang sejak tadi berdiam diri didalam mobil audi hitam itu
keluar dari mobilnya saat melihat orang-orang yang begitu dikenalnya masuk
kedalam toko itu dengan sedikit tergesa-gesa. Pria itu bersembunyi dibalik
pilar dekat pintu masuk yang memudahkannya untuk mengawasi situasi didalam toko
yang kini sedikit mencekam. Karena dirasa pintu masuk itu tidak cukup aman
untuk menyembunyikan identitasnya, pria itu memilih mencari jalan belakang.
Tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan menghubungi
seseorang.
“Heechul hyung, bisakah kau dan
Jordan menyusulku sekarang. Situasinya lebih buruk dibandingkan yang aku kira.”
“...”
“Aku tunggu secepatnya.”
Situasi mencekam ini muncul belum lama.
Ya, tepat setelah asisten Rei memberi tahukan jika ada yang tidak beres dengan
clientnya. Rei dengan mimik wajah yang ia buat seolah tak terjadi apapun,
mengajak kedua clientnya untuk ngobrol diluar ruangan. Tepat setelah keduanya
keluar dari ruangan diujung koridor toko itu, Rei dan asistennya mengacungkan
pistol kearah Siwon dan Kyuhyun. Mr.Park dan para agent lainnya muncul tepat
waktu.
“Seharusnya aku sudah mengetahuinya
sejak awal jika kalian tidak mungkin datang sendiri.”
Seorang pria dengan setelan hitam muncul
dari sebuah ruangan yang berada dibelakang Rei.
“Mr.J”
Mr. Park, Sungmin dan Ryeowook sama
sekali tak mengira jika Mr.J benar-benar ada dihadapan mereka sekarang. Mereka
pikir, setelah situasi seperti ini, dia akan kembali kabur entah kemana.
“Kau dan para agent bodoh itu sama
sekali tak bisa diremehkan. Aku tak percaya jika kalian bisa mengetahui tempat
ini.”
Mr. J berjalan perlahan dan berhenti
setelah ia berada tepat beberapa langkah didepan Rei. Mr. J berdiri dengan
angkuhnya tanpa menodongkan senjata apapun. Ia hanya tertawa sinis menyaksikan
orang-orang dihadapannya. Orang-orang yang beberapa diantaranya telah membuat
ia mendekam dibalik jeruji besi. Sungmin yang kini emosinya sedang tersulut,
menodongkan pistol yang dibawanya tepat kearah Mr.J.
“Kau berani mengarahkan benda itu
kearahku? Luar biasa. Kau telah banyak berubah Sungmin-ah.”
“Aku tak akan kalah darimu untuk
yang kedua kalinya.”
“Terlalu bersemangat rupanya. Ternyata
kau ingin menyaksikan temanmu terbunuh hah?”
“...”
“Bawa dia kemari!!”
Yesung muncul dari salah satu pintu dengan
tangan terikat dan sepertinya sedang tak sadarkan diri.
“Hyung, ba..bagaimana bisa?”
“Aku tak tahu, Hae-ah. Pantas aku
merasa ada yang hilang dari kita saat kita masuk tadi.”
“Jika kalian semakin mendekat maka
aku tak akan segan-segan menyuruh anak buahku untuk menembaknya hingga tewas.”
Kini baik Mr. Park dan para agent
lainnya terdiam. Mereka bisa saja langsung memberondong Mr. J dan anak buahnya
dengan peluru panas. Tapi, mereka akan menerima resiko untuk kembali kehilangan
rekan mereka untuk selamanya. Mereka tak boleh bertindak gegabah. Mr. J tertawa
puas melihat kebingungan dari wajah orang-orang yang hendak menentangnya.
Suasana mendadak hening. Yang terdengar hanya suara Yesung yang mencoba
meloloskan diri dari tali yang mengikatnya sesaat setelah ia mendapatkan kembali
kesadarannya.
“Jika kau berani membunuhnya, maka
kau harus berani berhadapan denganku terlebih dahulu.”
Kini semua yang berada di toko itu
serentak menoleh kearah samping. Disana terdapat seorang dengan topi dan pistol
yang ada didalam genggamannya. Yesung yang merasa tak asing dengan suara itu sontak
mendongak.
‘Kau...’
to be continue...
Next terus dong.. Mana lanjutannya nih?? ^^
BalasHapus