Tittle :
The Secret Agent
Author :
Csyclouds (Choi Sungyoong)
Genre : Action
Length :
Series
Rated : PG-16
Cast :
Kim Jongwoon
Lee Sungmin
Kim Ryeowook
Other Cast : Kim Yesung (Kim Jongwoon’s twins)
Can you see by yourself
Author
Note :
Hello readernim, I’m back? Do you
remember this story? I hope you say yes ^^v. Also, I hope you’ll like it.
Warning! Typo everywhere so becareful :P
Your RCL is very important for me ^^
Happy reading all...
THE
SECRET AGENT
Part 5
-
It hard to be you –
3
months later...
Author
POV
Seorang
pemuda memasuki sebuah rumah yang kini terasa begitu sunyi baginya. Ia tak
pernah merasa sesunyi ini saat ia tiba dirumah setelah selesai dengan mini
konsernya. Dahulu setidaknya ia akan mendengar suara seseorang menggerutu saat
masalah yang dihadapinya begitu rumit. Langkah kaki pemuda itu terasa berat
walau nyatanya ia hidup dalam rumah itu sejak 10 tahun yang lalu. Sejak ia
masih bisa mendengar suara tawa dan amarah seseorang yang saat ini ia rindukan.
Kakaknya.
“bahkan aku tak berani mengubah semua yang ada
dikamar ini. Aku tak ingin melupakan sosokmu. Jujur, aku merindukanmu, hyung.”
Tangan
Yesung –pemuda itu- tergerak untuk memegang sebuah bingkai dimana ia dan
kakaknya tengah tertawa lepas dalam sebuah foto. Yesung masih mengingat momen
itu dengan jelas. Momen-momen kebersamaannya dengan kakaknya berputar dalam
otaknya bak sebuah film. Sanggupkah ia melanjutkan semua yang telah terlanjur
terjadi?
...
Pagi-pagi
sekali, seorang pria dengan celana jeans hitam dan jaket kulitnya tengah
berlari disepanjang koridor kantor kepolisian. Ya, pria itu adalah Yesung.
Entah ada angin apa, Mr. Park menghubunginya dan memintanya untuk segera ke
kantor kepolisian. Ujung koridor ini akan mengarah langsung keruangan Mr.Park
“Ma..
maaf Mr. Park, apakah aku terlambat?”
“Ah, tidak Yesung-ah. Kau datang tepat waktu. Atur
dulu napasmu. Sudah banyak yang menunggumu diruang interogasi.”
“Eh?”
Yesung
yang tengah kebingungan hanya mengekor Mr. Park yang berjalan beberapa meter
didepannya. Sepertinya ini sesuatu yang sangat mendesak. Mr. Park bahkan
terlihat tergesa-gesa.
“Maaf
telah membuat kalian menunggu lama.”
Ucapan
Mr. Park membuat 6 orang yang sejak tadi telah berada diruangan itu berbalik
seketika. Ekpresi wajah yang mereka tunjukan bahkan berbeda-beda. Ada yang
hanya duduk diam, kaget, dan sisanya sulit diartikan.
“K..ka..
kalian? Apa yang kalian lakukan disini?”
“Yesung-ah, duduklah disini, aku akan menjelaskan
semuanya padamu dan pada kalian semua.”
Yesung
memilih duduk didekat Mr. Park yang duduk tepat diujung meja panjang dalam
ruangan interogasi itu. Ia menatap satu persatu orang-orang yang ada dalam
ruangan itu. Berharap mendapat sebuah jawaban mengapa ia harus ada ditempat itu
sepagi ini lewat sorot mata mereka. Hasilnya nihil. Namun, tersirat arti yang
lain dari sorot mata Sungmin dan Ryeowook. Sayang sekali Yesung tak sepandai
kakaknya dalam hal menafsirkan arti sorot mata.
“Aku tak perlu berbasa-basi untuk hal yang satu ini.
Ada misi khusus yang harus segera diselesaikan. Dan dalam misi ini, pihak
kepolisian membutuhkan bantuan kalian semua. Terutama padamu Yesung-ah.”
“A.. aku?”
“Ya, kau. Kau adalah bagian terpenting dalam misi
ini. Dan aku yakin kau tak bisa bekerja sendiri. Itulah sebabnya mengapa
teman-temanmu juga ada disini bersamamu saat ini. Aku tak bermaksud untuk
meremehkanmu. Aku bisa membedakan kemampuanmu dan kakakmu. Harus kuakui,
kakakmu memanglah yang terbaik.”
“Aku tak akan membantah fakta itu. Lalu apa yang
harus kami lakukan? Aku tahu misi ini ada sangkut pautnya dengan Jongwoon
hyung.”
“Itulah yang aku suka dari Kim brothers. Intuisi
yang tepat. Oke beredar kabar jika kini Mr.J mulai melancarkan aksinya di
London. Hanya kau dan teman-temanmu lah yang bisa ku andalkan sekarang. Mereka
tak pernah tau kalau Jongwoon telah tiada dan memiliki saudara kembar. Itulah
yang akan kita manfaatkan untuk saat ini. Aku, Sungmin dan Ryeowook akan
membantu kalian.”
“Tapi, Mr.Park, aku dan teman-temanku tak pernah
melakukan hal semacam ini sebelumnya.”
“Aku percaya kau bisa melakukannya.”
“Tunggu, sepertinya ada seseorang dari kita yang tak
ada disini.”
Semua
orang mengalihkan tatapan mereka pada sosok Lee Donghae yang secara tiba-tiba
mengeluarkan sebuah pernyataan. Peryataan yang membuat beberapa orang yang ada
disana tersadar jika tak semua orang yang dibutuhkan berkumpul disana saat ini.
“Ah
ya, dimana Heechul hyung?” Donghae berpikir sejenak.
“Tadi pagi ia hanya mengatakan padaku kalau ia harus
pergi menemui seseorang.”
“Who?”
“I dont know.”
Kali
ini Donghae terdiam setelah mendengar penuturan Siwon. Suasana di ruang
interogasi kini maksin terasa sunyi mencekam saat semua orang dalam ruangan itu
lebih memilih untuk bergelut dengan pikiran masing-masing.
“Apa Bryan tak ikut dalam misi ini Mr. Park?”
Sungmin angkat bicara.
“Sepertinya tidak untuk yang satu ini Sungmin-ah.
Oke, itu saja yang ingin kusampaikan pada kalian. Masih banyak kasus yang harus
kuselesaikan secepatnya. Aku berharap kalian bisa menjaga kepercayaan yang
kuberikan sepenuhnya pada kalian.”
Mr.
Park melangkah pergi meninggalkan ruang interogasi. Menyisakan Yesung dan para
personil Prince yang masih nampak belum mempercayai jika mereka kini akan
terjun langsung dalam masalah kepolisian. Sungmin dan Ryeowook pun ikut
menyusul Mr. Park pergi meninggalkan ruang interogasi. Tak ada yang memulai
percakapan. Semua yang ada didalam ruangan itu nampak tengah kembali bergelut
dengan pikiran masing-masing.
...
In
other place, still author POV
Seorang
pria dengan coat coklat yang melekat ditubuhnya, berjalan memasuki pelataran
sebuah rumah sederhana dengan terus waspada terhadap sekelilingnya. Setelah
dirasanya aman, pria itu membuka pintu dan masuk kedalam rumah yang letaknya
sangat jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Pria itu kemudian masuk kesebuah
kamar. Disana nampak seorang pria lain yang tengah menatap kearah luar jendela.
“Maaf aku terlambat mengunjungimu. Kau tahu sendiri
kan kalau aku harus memastikan jika tak ada seorang pun yang mengikutiku
kemari.”
“Aku tahu.”
“Bagaimana keadaanmu?”
“Baik. Ya, cukup baik untuk menjalankan rencanaku.”
“Sepertinya peluru itu membuatmu makin tak waras.”
“Hmm... mungkin.”
“Kau yakin dengan rencana konyolmu itu, eoh? Apa
kekuatanmu sudah 100 ah tidak mungkin 80% kembali? Bahkan kau baru saja sadar
dari tidur panjangmu 3 minggu yang lalu.”
“Aku yakin. 100% yakin. Aku tak mungkin selamanya berdiam
diri ditempat ini dan menyaksikan semua berakhir sia-sia. Ini adalah saat yang
tepat untuk bertindak. Kau tahu, aku bosan berada ditempat ini tanpa melakukan
apapun. Jujur, aku merindukan suara tembakan.”
“Kau memang tak pernah berubah. Kupikir koma akan
merubah letak otakmu dan kau akan memutuskan untuk keluar dari dunia yang
sangat kau cintai ini, hyung.”
Pria
yang menatap jendela itu hanya terkekeh sembari memutar badannya menghadap
seseorang yang baru saja masuk kekamar yang dalam 3 minggu terakhir menjadi
kamar pribadinya. Kemudian ia menjatuhkan dirinya disebuah sofa yang terletak
tak jauh dari tempatnya berdiri.
“Apakah kau berhasil mendapatkan semua barang yang
bisa mendukung rencanaku?”
“Ah ya, semuanya ada dalam koper ini. Informasi
terkahir yang kudapat, mereka akan ke London. Aku harus segera pergi. Masih
banyak hal yang harus kuselesaikan. Berhati-hatilah, hyung.”
Pria
bercoat coklat itu meletakkan sebuah koper berukuran sedang keatas meja dan
pergi dengan sedikit tergesa-gesa. Ketika koper itu terbuka, terdapat sebuah
kacamata berwarna hitam dan kacamata baca, syal, topi, paspor, surat ijin
mengemudi, kartu kredit dan sebuah tanda pengenal dengan nama “John Kim”. Pria itu menyeringai puas
dengan hasil kerja rekannya itu. Kini ia berjalan kearah balkon kamarnya.
“Hello world. I’m reborn now. Welcome back,
John, welcome back.”
Author
POV End
...
Yesung
POV
“Arrgghh, ini gila! Sekalipun aku tak pernah
berpikir akan ikut campur dalam hal semacam ini.”
“Aku sendiri pun masih tak percaya kita benar-benar
akan menjadi seorang agent dadakan, Kyuhyun-ah. Tapi kupikir ini keren.”
“Apanya yang keren dari sebuah tugas yang mungkin
akan mengantar nyawa kita untuk pergi ke alam baka, Hyukjae-ssi.”
“Ya! Diamlah. Kau menambah pusing kepalaku.”
“Kau yakin kita akan benar-benar melakukan hal ini,
hyung?”
“Yakin, aku akan sangat yakin jika ini menyangkut
masalah kakakku.”
“Semua keputusan ada ditanganmu, hyung. Kami tak
bisa berbuat banyak. Ku harap kau memilih keputusan yang benar.”
Kubiarkan
mereka berempat terdiam sepuas hati. Mungkin beberapa diantara mereka ada yang
tengah mengumpatku dalam hati. Terlalu lama bersama mereka membuatku semakin
pusing dan bingung. Dan disinilah aku sekarang, di balkon kamarku. Ya, setelah
dari kantor kepolisian, aku lebih memilih untuk kembali kerumah untuk
beristirahat. Namun, secara tak terduga, semua member Prince membuntutiku
kerumah. Mereka mengacaukan acara istirahatku.
Drrtt drrtt
From
: Sungmin
‘Ku
harap kau segera mengambil keputusan, hyung. Kelancaran misi ini tergantung
pada keputusanmu.’
Benarkah
aku harus menjalankan misi ini dan turut melibatkan teman-temanku? Jujur, masih
terdapat sedikit keraguan dilubuk hatiku jika rencana ini akan berjalan
selancar saat Jongwoon hyung yang turut andil. Bagaimanapun aku bukan Jongwoon
hyung. Kami hanya memiliki persamaan wajah. Tidak untuk masalah sebuah
keyakinan akan sesuatu hal. Ya dan tidak. Hanya sebuah kata tapi memiliki
konsekuensi tersendiri disetiap pilihannya. Baiklah, mungkin ini keputusan yang
tepat.
To
: Sungmin
‘Baiklah,
aku ikut dalam misi ini.”
Yesung
POV End
...
2 weeks later. Heathrow
International Airport, London
Author POV
Segerombolan
pria keluar dari pintu kedatangan internasional yang biasanya dilalui oleh
seorang artis demi keamanan mereka. Terdapat alasan khusus mengapa mereka
melewati pintu itu. Walaupun mereka kini mengenakan pakaian yang kasual dan
nampak sama dengan orang kebanyakan, siapa yang akan menduga jika kini
segerombolan pria itu membawa berbagai macam senapan dalam koper masing-masing.
“Aku sama sekali tak merasa senang selama
perjalanan, meskipun ini kali pertamaku mengunjungi London.”
Seorang
pria yang berjalan paling akhir dari orang-orang itu bergumam tak jelas. Pria
itu adalah Cho Kyuhyun. Sejak turun dari pesawat, pria itu tak henti-hentinya
menggumamkan sesuatu. Penting atau tidaknya sesuatu yang ia gumamkan, tak ada
yang tahu.
Tiba-tiba
Mr. Park –yang berjalan paling depan- berhenti mendadak. Membuat beberapa orang
yang berjalan tak fokus dibelakangnya menabrak punggungnya. Mereka melemparkan
tatapan ‘ada apa?’ pada Mr. Park.
“Ada
yang mengikuti kita sampai kesini.”
“Bagaimana mungkin kita bisa diikuti? Bahkan kita
baru saja sampai di tempat parkir bandara ini. Lagipula tak seorangpun di
kepolisian yang tahu kalau kita tengah menjalankan misi di London. Aku berani
menjamin kerahasiaannya.”
“Aku percaya pada tugas kerahasiaan yang kulimpahkan
padamu, Ryeowook-ah. Tapi, aku benar-benar merasakan jika kita tengah diawasi
sekarang. Tetap waspada dan persiapkan senjata kalian.”
Mr.
Park dan yang lain kembali melanjutkan langkahnya menuju sebuah mobil mini van
yang telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Van itu akan membawa mereka ke
rumah milik Siwon yang akan digunakan untuk markas mereka selama di London.
DORRR
Seketika
semua yang telah berjalan didepan menoleh kearah belakang. Sebuah peluru
ditembakkan tepat dijalanan yang hendak dilalui Yesung dan Sungmin. Beruntung
Sungmin tepat waktu menarik Yesung. Jika terlambat sedikit semenit saja,
mungkin timah panas itu kini bersarang dikaki kiri Yesung.
“Kau
baik-baik saja, hyung?”
“Ya, seperti yang kau lihat, aku tak apa.
Terimakasih.” Sungmin hanya membalasnya dengan tersenyum.
Tiba-tiba
sebuah suara tembakan kembali terdengar. Suara yang lebih keras dibanding yang
sebelumnya menyimpulkan jika posisi sang penembak sedikit lebih dekat dengan
mereka.
“Kalian
semua BERPENCAR!!” teriak Mr. Park.
Semua
orang yang berada di tempat parkir berhamburan saat mendengar teriakan Mr.Park.
Mereka berlari untuk menyelamatkan diri terkecuali Mr. Park, Sungmin, Ryeowook
dan member Prince segera bersiap dalam posisi menembak dan bersembunyi dibalik
pilar-pilar. Suara tembakan demi tembakan makin terdengar mengerikan ditelinga.
Pilar-pilar yang semula terlihat indah, kini nampak penuh lubang.
“AARRGGGHHH!!”
Terdengar
sebuah teriakan dari sebuah pilar yang terletak paling ujung. Tak lama
setelahnya Donghae tergeletak dengan kaki yang bersimbah darah. Ternyata salah
satu peluru milik penembak misterius tepat mengenai pergelangan kaki Donghae.
Yesung yang sempat melihat penembak kaki Donghae segera berlari mengejar
penembak itu.
“YESUNG-AH,
MAU KEMANA KAU! JANGAN GEGABAH!”
Teriakan
Sungmin hanya dianggap angin lalu oleh Yesung. Ia tetap berlari mengejar
penembak itu. Dengan berbekal sisa peluru yang masih terdapat di dalam senapan
yang dipegangnya, ia mengikuti penembak itu hingga akhirnya berhenti disuatu
tempat gelap di belakang bandara.
Yesung
melihat penembak itu berhenti. Ia menjaga jaraknya agar tidak terlalu dekat
dengan si penembak misterius. Ia tak ingin ambil resiko akan tertembak jika ia
memutuskan untuk mendekat.
“Aku
tahu kau pasti akan mengikutiku.”
Tanpa
melepas topeng yang melekat diwajahnya, penembak itu berbalik dan menatap
Yesung. Dengan tetap waspada, Yesung lebih memilih mundur selangkah dan
menghadapkan lubang senapan yang ada dalam genggamannya tepat kearah penembak
itu.
“Kusarankan kau jangan gegabah, Jongwoon-ah. Akan
ada yang terluka jika kau melakukan itu.”
“Suara ini. Aku pernah mendengar suara ini.” Gumam
Yesung.
“Tak ingatkah kau dengan suaraku, Jongwoon-ssi? Ah,
aku lupa. Orang secerdas kau takkan mungkin melupakan suara sefamiliar
suaraku.”
Yesung
tetap tak memperdulikan segala macam ucapan orang itu. Ia lebih memilih tetap
mengacungkan senjatanya kearah penembak itu.
“Oh
ya, bagaimana kabar adikmu? Kudengar ia sudah kembali kealam baka.”
‘Sialan
dia menyumpahiku.’
Dengan
jemari yang sudah bersiap menarik pelatuk, Yesung mengarahkan senapannya agar
tepat mengenai jantungnya. Tapi semua terlambat, si penembak itu telah lebih
dulu melepas pelatuknya dan kembali nyaris mengenai perut Yesung. Dengan
gerakan sigapnya ia menghindari peluru itu dan mulai menghujani tembakan demi
tembakan kearah si penembak misterius. Adegan saling tembak serta saling
kejar pun tak terelakkan lagi. Hingga akhirnya Yesung tersudut akibat kepungan
anak buah si penembak misterius yang dikejarnya tadi. Benar-benar licik.
Memanfaatkan situasinya yang saat ini seorang diri.
Seluruh
anak buah si penembak misterius itu menodongkan pistol kearahnya. Sedikit tidak
mungkin jika Yesung memenangkan duel ini 6 lawan 1. Ia kalah jumlah. Persediaan
pelurunya pun juga tak memadahi. Haruskah ia kalah sebelum berperang?
“Cepat katakan! Dimana kau menyimpan bukti yang akan
memberatkan Mr. J dipersidangan?”
“...”
“Kau pikir dengan kau diam, kami akan berdiam diri,
huh? Semakin kau diam semakin kau menantang kami untuk lebih menyakitimu!”
Salah
seorang anak buah si penembak itu mendekati Yesung dengan sebuah pisau kecil
ditangannya. Tanpa basa-basi, si penembak yang saat ini mengenakan topeng itu
mengambil pisau itu dan mendekatkan benda tajam itu pada pipi kanan Yesung.
“Masih tak mau bicara?”
“...”
“ Ternyata kau lebih suka jika pisau ini menggores
pipimu, hmm.”
Si penembak itu menggoreskan sedikit ujung pisau ke
pipi mulus Yesung.
“AARRGGHH!!!”
Si
penembak itu tertawa puas saat melihat darah segar mengalir dari pipi kanan
Yesung. Setidaknya ia berhasil membuat pria itu kesakitan. Tawanya menggelegar
keseluruh penjuru ruangan tempat dimana Yesung berada saat ini.
“Lepaskan
dia!”
Seketika
seluruh orang yang ada ditempat itu menoleh dan mendapati seorang pria bertopi
berdiri tak jauh dari mereka. Penerangan yang sangat minim membuat wajah pria
yang baru saja menghentikan aksi penyiksaan itu tak terlihat dengan jelas. Si
penembak itu membuang pisau dalam genggamannya asal. Ia juga menyuruh beberapa
anak buahnya untuk memegang kedua tangan Yesung agar ia tak kabur, serta
menutup mulutnya dengan kain.
“Siapa
kau? Beraninya kau mengacaukan acaraku?”
“Acara? Yang benar saja. Sejauh yang kulihat, kau
malah menyiksa dia. Apa itu yang kau sebut acara hmm?”
Dengan
aba-aba dari si penembak, beberapa anak buahnya menyerang pria bertopi itu.
Namun dengan sigap, pria bertopi itu sanggup melumpuhkan seluruh anak buah si
penembak. Yesung memanfaatkan situasi saat anak buah yang dari tadi mencengkram
erat tangannya ikut bergabung dengan teman-temannya berkelahi dengan pria
bertopi itu dengan mengambil pistol yang tadi dijatuhkannya. Kemudian pistol
itu diarahkannya pada si penembak yang kini tengah menyaksikan adegan
perkelahian anak buahnya dengan pria bertopi itu.
“Ternyata kau masih punya keberanian untuk
mengarahkan pistol itu kearahku, bocah tengik?”
‘sial!!
Bagaimana ia bisa mengetahuinya tanpa ia melihat kearahku?’
Pria
bertopi itu ikut mendongak saat si penembak mengucapkan kalimat itu. Secercah
cahaya yang mengenai wajah pria bertopi itu benar-benar mengagetkan Yesung saat
ia secara tak sengaja melihat kearahnya.
‘wa...wa..waj..wajah
itu. Ba.. bagaimana bisa?’
“YESUNG
HYUNG. AWAS!!”
Sungmin
yang baru saja datang segera menarik Yesung. Dan untuk kesekian kalinya, peluru
panas itu berhasil dihindari. Kelengahan Yesung dimanfaatkan oleh si penembak
untuk kembali menembaknya. Pria bertopi dan si penembak yang menyadari
kehadiran Sungmin segera pergi dari tempat itu. Namun, pria bertopi itu tak
sepenuhnya pergi. Ia bersembunyi disalah satu pilar yang letaknya tak jauh dari
tempatnya berdiri tadi.
“Nyaris saja kau
tertembak. apa ada yang sedang kau pikirkan tadi? Kenapa tak langsung
menembaknya?”
“Entahlah, Sungmin-ah. aku merasa
ada yg aneh disini.”
“Apa?”
“Aku seperti melihat Jongwoon hyung
membantuku tadi.”
tbc ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar