Rabu, 12 Juni 2013

{FF} BECAUSE YOU... MY MEMORIES... [ 2/ END ]


Tittle               : Because You... My Memories...

 Author           : Ima (@Imasitinoorc)

 Genre             : Sad Romance, fantasy (maybe)

 Length           : Twoshoot

 Cast                : Kim Jong Woon       as        Yesung

                          Kim Sung Yoong      as        Sungyo

                          And other cast

 Author Note :

            Sad romance again, I hope you like it, give me your comment. I’m so sorry if the plot too fast. Find the POV by yourself. Mianhae ^^

Warning! Typo everywhere ^^

FYI : -- mean : still in same pov but in different situation

                    ... mean : changes of pov

Backsong        : Super Junior – Memories, In Your Dream and Day Dream



Happy Reading ^^


Because You... My Memories...



Part sebelumnya...
Sore ini, aku hendak membuat sesuatu yang bisa kuberikan pada Sungyo sebelum ia kembali kealamnya. Kususuri pantai yang terletak tak jauh dari rumahku. Kutemukan beberapa kerang-kerang kecil dengan warna yang sangat cantik. Kuambil beberapa kerang itu dan membawanya pulang.
‘Kuharap hadiah yang akan kubuat dan kuberikan padamu nanti bisa menjadi kenangan yang indah dariku saat kau mulai merindukanku suatu hari nanti.’
...

 
 Because you... my memories part 2

3 month later...
Kedekatan Yesung dan Sungyo makin hari makin terlihat jelas. Benih-benih cinta pun mulai tumuh dihati keduanya. Dan hal inilah yang paling dibenci dan membuat geram seorang Jungsoo. Bagaimanapun, mereka tidak akan bisa bersatu. Kecuali jika raga Sungyo yang tak tahu berada dimana sudah tak bisa lagi bertahan lebih lama sehingga Sungyo bisa seutuhnya berada di alam yang sama dengan mereka. Untuk menghindari kesalahan fatal yang bisa saja dilakukan oleh dongsaengnya maka kemanapun Yesung dan Sungyo pergi, Jungsoo selalu mengawasi gerak-gerik mereka dari kejauhan.
Aku tidak akan membiarkan apa yang sudah terjadi dimasa lalu terulang padamu Yesung~ah. Kepergian Jinhee yang benar-benar membuatku terpuruk. Jangan sampai apa yang terjadi pada Jinhee juga terjadi pada yeojamu.’ Batin Jungsoo.
...
Pagi ini, pagi yang begitu indah menurutku. Aku yang tak terbiasa berada dipantai, entah mengapa aku ingin sekali mengunjungi tempat itu. Tak perlu aku bergaya dengan baju-baju yang pas untuk pergi kesana, karena aku memang tak memerlukannya.
Deburan ombak ditepi pantailah yang pertama kali kudapati ketika aku sampai ditempat bernama pantai ini. Memang benar apa yang dikatakan Yesung padaku. Berada dalam kesendirian memang tak menyenangkan. Aku memang harus menengok ke dunia luar agar mengetahui keindahan ini. Batu karang yang sedikit berkilau itu berhasil menyita perhatianku. Selama aku menjadi seorang fairy di alam ini, aku tak pernah melihat alam ini bisa sangat indah. Kuputuskan untuk duduk dikarang itu sembari menghirup bebauan pantai yang begitu menenangkan. Hingga tak sadar kalau aku mulai memejamkan mata dan tertidur.
‘Mian, apakah kau tahu tempat apa ini?’ suara itulah yang kudengar pertama kali saat aku baru saja membuka mata. Seorang yeoja sudah berdiri didepanku. Eh bukankah dia manusia? kenapa bisa ada manusia disini? pikirku.
‘Darimana asalmu? Kenapa kau bisa ada disini?’ tanyaku. Yeoja ini nampak sedikit kebingungan. ‘Apakah terjadi sesuatu padamu sebelumnya?’ lanjutku.
--
Yeoja ini, benar-benar memiliki hati yang bersih. Jinhee. Yeoja yang kulihat dipantai beberapa bulan lalu. Kini kami mulai menjalin hubungan yang serius. Setelah kuceritakan semua tentang apa saja kemungkinan yang membuatnya bisa berada ditempat ini, ia tetap bersikeras tinggal dialam ini.
Sebenarnya aku tak mengijinkannya lebih lama dialam ini. Karena aku tahu ada yang sudah sejak lama mengincar jiwanya. Hangeng. Dialah yang selama ini berusaha menculik jiwa Jinhee agar tak ia tak bisa kembali kealamnya. Alam manusia.
--
Sehari sebelum kami menikah, aku berniat menemuinya dirumah pohon depan rumahku. Ya, selama dia berada dialam ini, aku menyuruhnya untuk tinggal disana agar aku bisa terus mengawasinya. Kulihat lampu diatas sana masih menyala, itu artinya dia belum tidur. Kupercepat langkah kakiku untuk menaiki pohon itu. Namun, apa yang kudapat ketika aku sudah sampai diatas. Jiwa Jinhee yang sudah transparan. Bukan transparan karena ia kembali keraga aslinya, tapi transparan karena ada yang menyerap energinya. Dengan kata lain, dia telah mati, mati dalam raga, mati dalam jiwa dan mati dalam cinta. Dia telah kembali kepada Sang Pencipta...
...
Sudah berapa lama aku berada disini. Haah... aku mulai merindukan eomma, appa dan Sungwon oppa. Walaupun appa dan eomma selama 2 bulan terakhir tak bertegur sapa sama sekali karena masalah yang tengah mereka hadapi, tapi kali ini aku benar-benar merindukan hangatnya kebersamaan keluarga yang hangat dan harmonis. Sempat terlintas dipikiranku kapan aku bisa kembali bertemu dengan mereka lagi.
Disisi lain aku juga tak ingin berpisah dengan Yesung oppa yang dalam beberapa bulan ini sudah mau menampungku dan memperlakukanku dengan baik. Apa aku mulai menyukainya? Ya, sepertinya begitu. Tapi, Jungsoo oppa, sepupu dari Yesung oppa terlihat tidak terlalu menyukai kehadiranku didekat Yesung oppa. Entah apa alasannya. Ketika aku memberanikan diri bertanya padanya, ia selalu menjawab kalau kami berbeda. Sebenarnya apa perbedaan yang dimaksud Jungsoo oppa...
 “Sungyo~ah, mengapa kau disini, ayo masuk! Udara diluar sangat dingin.” Ujar Yesung oppa yang tiba-tiba sudah berada di belakangku yang tengah duduk tenang didahan pohon.
“Oppa, ada yang ingin kutanyakan padamu.”
“Apa yang ingin kau tanyakan hum, sepertinya sangat serius.” Kata Yesung oppa sembari duduk disampingku.
“Oppa...”
“Ne”
“Aku merasa ada yang aneh dengan badanku akhir-akhir ini.” Ujarku lirih bahkan nyaris seperti orang berbisik.
“Maksudmu? Aku tidak mengerti.” Ujar Yesung oppa sembari memposisikan duduknya menghadap kearahku.
“Kau tahu oppa, akhir-akhir ini badanku terasa sangat aneh. Pernah, tubuhku serasa transparan dan saat itu terjadi, rasanya seperti ada yang menyedot badanku. Aneh bukan.”
...
DEG...
Apa yang baru saja dikatakannya. Apa ini sudah saatnya dia kembali. Kenapa hal ini harus terjadi saat aku hendak mengatakan perasaanku padanya. Bisakah kuhentikan waktu sebentar saja hingga aku bisa memperlihatkan ketulusan perasaanku untuknya...
“Oppa, kenapa melamun?” tanyanya sambil mengibaskan tangannya didepan wajahku.
“Ah... an..aniyo, a.. aku tak sedang melamun.”
“Lalu...”
“Ah... it.. itu...” ujarku gugup. Bagaimana aku harus menjelaskannya.
“Sepertinya waktumu untuk kembali sudah semakin dekat Sungyo~ah.” Seketika terdengar suara seseorang menginterupsi, lalu aku dan Sungyo segera berbalik.
“Jungsoo oppa, sejak kapan kau ada disini? Aku bahkan tak tahu kalau kau sudah berada disana.”
“Itu tak penting. Yang harus kau tahu, waktumu sudah dekat.”
“Waktu? Waktu untuk apa?” tanya Sungyo penasaran. Aku hanya menatap Jungsoo hyung dengan tatapan yang seolah memberinya kode untuk tidak memberitahu masalah ini. Namun hanya dibalas dengan tatapan Jungsoo hyung yang seolah berkata tidak untuk saat ini Yesung~ah.
...
Untuk kesekian kalinya, keheningan kembali menyelimuti mereka. Tak ada seorangpun yang berani memulai percakapan. Sementara Sungyo hanya bisa menatap Jungsoo dan Yesung bergantian dengan sorot mata yang menunjukkan rasa penasarannya. Dan 2 orang yang tengah ditatap pun malah saling melempar pandang satu sama lain tanpa berniat untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tadi empat tertunda.
“Sebaiknya kita bicarakan masalah ini didalam.” Kata Jungsoo yang akhirnya angkat bicara. Yesung dan Sungyo pun melangkah mengekori Jungsoo yang memang sudah berjalan mendahului mereka.
--
Mereka duduk disamping tempat tidur Sungyo secara melingkar. Yesung pun terus menggenggam tangan Sungyo. Sungyo pun hanya diam dalam kebingungannya.
“Kau memang harus tahu tentang semua ini Sungyo~ah.” Kata Jungsoo mengawali pembicaraan.
“Hyung...”
“Biarkan dia tahu Yesung~ah, alam ini terlalu berbahaya untuk jiwa sepertinya.”
“Tapi dia tidak sama dengan Jinhee noona, hyung.”
“Apa yang sedang kalian bicarakan? Aku tidak mengerti.” Ucap Sungyo.
“Ya, kau tahu, mereka memang berbeda. Karena... karena... karena raga Jinhee memang sudah meninggal saat pertama kali aku bertemu dengannya. Maka dari itu Hangeng bisa dengan mudah menyerap energinya. Sedangkan Sungyo, raganya masih hidup Yesung~ah, kumohon kau jangan egois!!” papar Jungsoo panjang lebar.
“...” Sungyo hanya terdiam dan mencoba mencerna apa yang baru saja Jungsoo katakan.
“Aku tahu semua resikonya hyung, tapi bukankah Hangeng hyung sudah dihukum dan tinggal ditempatnya yang seharusnya.”
“Dia bisa saja lolos kapanpun ia mau Yesung~ah. Kali ini dia berniat mengurung jiwa Sungyo dan tidak ada seorangpun yang bisa menemukan jiwanya termasuk aku sekalipun.”
“Mengurung jiwaku? Sebenarnya ada dimana aku?” ujar Sungyo dengan wajah yang semakin kebingungan.
“Sebernarnya kau koma Sungyo~ah. Dan kau berada dialam perantara sekarang.” Kata Jungsoo dengan tatapan datar miliknya.
“Ak... ak.. aku semakin tidak mengerti.”
“Aku akan menjelaskannya padamu Sungyo~ah. Kajja ikut aku. Hyung kami pergi dulu.” Kata Yesung lalu menggenggam lengan Sungyo dan membawanya kesuatu tempat. Sementara Jungsoo hanya bisa menghela napasnya.
...
Segera kulangkahkan kakiku menuju ke pantai sambil terus menggenggam tangan Sungyo yang saat ini tengah berusaha mengikuti langkahku yang sengaja kupercepat. Ini mungkin akan menjadi 24 jam terakhirku bersama Sungyo. Andaikan bisa aku memperlambat waktu, pasti aku akan melakukannya agar kau bisa tinggal lebih lama lagi bersamaku disini.
“Oppa, kenapa kau malah membawaku kesini?”
Kuminta ia untuk duduk dan aku mulai menceritakan semuanya padanya. Aku sudah bisa memastikan apa reaksinya saat aku sudah selesai menceritakan semua padanya. Dan benar saja, wajahnya begitu terlihat shock setelah aku mengakhiri ceritaku. Ia bahkan menuduhku hanya mempermainkannya dan ini hanya sekedar lelucon. Tapi kujelaskan padanya kalau inilah kenyataan yang terjadi. Lalu setelahnya kami hanya terdiam sembari menatap deru ombak di pantai yang sangat tenang.
“Oppa, apa kau tahu tempatku kembali jika saatnya tiba?” ucap Sungyo tiba-tiba.
“Ditempat pertama kali kita bertemu.” Jawabku. Kulihat tubuhnya mulai bergetar, kurasa ia mulai menangis. Kurengkuh tubuhnya dalam dekapanku. “Menangislah Sungyo~ah.”
--
Tadi malam Sungyo ingin aku mengabulkan permintaannya. Namun, ia tak memberitahukan permintaannya itu. Ia malah menyuruhku pergi ketaman tempat pertama kali aku bertemu dengannya dulu. Dan kini aku sendirian tengah dalam perjalanan ketaman itu karena Sungyo tak ingin kujemput. Tak lupa kubawa hadiah yang dulu kubuatkan untuknya. Sebuah gelang kaki dari kerang.
Kulihat dari kejauhan, Sungyo sudah duduk tenang dibangku taman sembari sesekali mengayunkan kakinya. Melihat senyum manis yang tergambar jelas diwajahnya, semakin membuatku berat untuk melepasnya. Kuhampiri ia, dan segera duduk disebelahnya. Sungyo pun terkejut saat mengetahui aku sudah duduk disampingnya.
“Oppa, sejak kapan kau sampai, kenapa aku sampai tidak melihatmu.”
“Kau melamun, pantas saja kau tak menyadari kehadiranku.” Kataku sambil terkekeh. “Oh ya, aku ingin memberikan sesuatu padamu?”
“Mwoya oppa?”
Tanpa aba-aba, aku segera berlutut didepannya kemudian kuangkat kakinya hingga menopang pada kakiku. Kukeluarkan gelang itu dari dalam sakuku dan memasangkannya dipergelangan kakinya yang putih bersih.
“Yeppeuda.” Gumamnya saat gelang itu sudah melingkar sempurna dikakinya.
“Kau suka?”
“Ne oppa, neomu johae. Gomawo oppa.” Kemudian ia memelukku. Akupun membalas pelukannya. Pelukan yang sebentar lagi tak bisa kurasakan.
“Oppa, bisakah kau mengabulkan permintaanku?” ujarnya saat dia melepaskan pelukannya.
“Apapun Sungyo~ah.”
“Bisakah oppa tetap menggenggam tanganku sampai saatnya tiba oppa?” ucapnya sambil meneteskan air mata.
“Ne, tentu saja.” Jawabku sembari menghapus air matanya.
Aku kembali duduk dan menggenggam tangannya yang mulai dingin entah sejak kapan. Senyum dari bibirnya yang tadi sempat hilang kini muncul kembali. Bahkan lebih manis bila dibanding sebelumnya.
Hari makin malam, Sungyo terus saja menolak ajakanku pulang. Dia hanya ingin datang dan pergi ditempat yang sama dan bersama orang yang sama pula. Kuturuti permintaannya itu tanpa berkomentar. Dia masih saja betah menatap langit kelam diatas sana.
“Kau tidak tidur oppa?” tanyanya.
“Aniyo, aku akan menemanimu. Jika kau lelah tidurlah.”
“Ani, aku masih ingin seperti ini.”
--
Hari ini, dedaunan dari pohon yang tumbuh ditaman mulai berguguran. Kupererat genggaman tanganku pada tangan Sungyo tanpa pernah berniat untuk melepaskannya. Kulihat ia terus menatapku dengan senyuman manisnya yang seakan tak pernh pudar.
Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang aneh pada genggaman tanganku. Perlahan tapi pasti tangan Sungyo tak bisa kurasakan lagi. Air mata yang sudah sekuat tenaga kubendung akhirnya runtuh. Sungyo yang menyadari hal itu menatapku dengan tatapannya yang sendu.
“Kau masih bisa merasakan tanganku kan oppa?” tanyanya dengan air mata yang siap meluncur dipipi putihnya.
“Ne, aku masih bisa merasakan tanganmu Sungyo~ah.” Bohongku. Tangisnya pun makin pecah.
“Sungyo~ah, uljima. Kau lihatkan aku masih memegang tanganmu. Kumohon berhentilah menangis.” Lanjutku. Padahal nyatanya, kini aku benar-benar tak bisa merasakan tangannya dalam genggamanku. Tapi, aku masih bisa melihat wajah cantiknya yang sudah ditembus cahaya putih yang menyilaukan.
“Apakah kau akan melupakanku oppa?”
“Tak akan pernah, selamanya aku akan tetap mengingatmu. Because you... my memories, Sungyo~ah. Saranghae.”
“Oppa, kumohon ucapkan sekali lagi kata yang indah itu oppa.” Kulihat kini ia makin samar dan bahkan aku nyaris tak bisa melihatnya lagi sekarang.
“Sungyo~ah, saranghae... jeongmal saranghae.” Kembali air mataku menetes. Lalu angin tiba-tiba berhembus pelan. Kuberanikan diri untuk mengecup bibirnya lembut untuk menunjukkan ketulusan perasaanku padanya.
“Nado saranghae oppa. Jeongmal gomawo.” Ujar Sungyo untuk terakhir kalinya setelah ia melepas ciuman kali sesaat sebelum ia benar-benar menghilang dari jarak pandangku.
Semilir angin makin berhembus sesaat setelah jiwa Sungyo menghilang dari penglihatanku. Air mata yang berusaha kutahan, jatuh begitu saja. Apakah rasanya sesesak ini? Kenapa ini rasanya begitu sakit?
Kini aku telah benar-benar kehilangannya. Kehilangan seseorang yang benar-benar berarti dihidupku.
Goodbye my love... my kiss... my memories...






Epilog

Seorang gadis yang kini bagaikan putri tidur diatas ranjangnya, perlahn mulai membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.
“Sungyo~ah, kau sudah sadar.” Ujar seorang wanita paruh baya yang setia menungguinya selama ini.
“Eom... eomma...” ujar yeoja itu lirih. Ya, yeoja itu adalah Sungyo.
Seakan mengingat sesuatu, Sungyo segerak menyibak selimutnya perlahan. Air matanya menetes saat ia masih melihat gelang itu melingkar dikakinya.
‘Aku akan selalu mengingatmu oppa... yeongwonhi...’
 

-END-

akhirnya selesai juga. mian kalau alurnya terlalu cepat atau mungkin tidak nyambung. kritik dan saran reader sangat dibutuhkan

Thank you^^



6 komentar:

  1. Yuhuu~~ wuaah *elapeluh
    sprti yg kau critakan kmaren yg sprtinya endingnya terinspirasi drma Gumiho/Roftop Prince, tapi dg suasana yg lbh menarik pastinya ^^
    kereeenn !! ^^
    tapi ya itu alur & fellnya kecepetan ><;; nek ndak ngebutt bisa dibwt lbh kena dan ngehh !! :D
    daan sprtinya si author dikit udah gede keke~ okeh tdk usah dprjelas, ngartikan ? *abaikan
    dbuat squelnya gtu, Sungyo ketemu Yesung di dunia nyata #plakk entar ndak slese2 malah kyak sinetron hihi
    okeh2 bagus saeng, ditunggu karya2mu selanjutn

    BalasHapus
    Balasan
    1. mian kalo masalah alurnya, memang sengaja dicepetin, ntar klo nggak gitu jadinya malah continue bukan twoshoot...

      gomawo kritik dan sarannya ^-^

      kedepannya diperbaiki lagi deh, janji :D

      Hapus
    2. aku kan hampir 17 tahun, jadi adegan kayak gitu udah lumrah dibaca, yang penting bukan NC ya kan?
      tak perlu kuberitahu adegannya pasti udah ngerti kan hehe

      Hapus
  2. Tuh kan, yesung itu raja angst. Huwahaha
    Kasian juga sih mereka nggak bisa bersatu. Tapi yoong pasti bakalan inget yesung selalu. Selamat ya ff nya lancar im

    BalasHapus
  3. Tuh kan, yesung itu raja angst. Huwahaha
    Kasian juga sih mereka nggak bisa bersatu. Tapi yoong pasti bakalan inget yesung selalu. Selamat ya ff nya lancar im

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ndak raja angst juga kali pik, yang secret agent full action og nanti ndak ada acara sedih-sedihnya...
      oh ya, disecret agent ada kyu nya lho jadi pemain band di part 2, ditunggu ya...

      makasih kunjungannya
      harapanku semoga ff 'Us' cepet diselesein sama authornya *nyenggol authornya*
      ^-^

      Hapus