Mystery
of The Empty Room
Author :
Ima
Genre :
Horror, mystery
Length :
Oneshoot, short fiction
Cast :
Raisya, Pradith, Satria, Sesile, and other cast
Authoer Note:
Author minta maaf apabila alur dalam cerita ini tidak
jelas atau bahkan terlalu cepat. Atau mungkin karena hampir tidak ada percakapannya.
Harap dimaklumi saja. Sebagai warning aja, ini adalah cerita yang author buat
saat masih duduk dibangku kelas 2 SMP (± 4 tahun yg lalu). Disini, author hanya
sekedar reshare saja dengan sedikit editan.
Typo everywhere!!
Thanks
,
,
,
~~~
Disuatu malam yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara
jeritan dari sebuah rumah. Dan ternyata dirumah tersebut ada 2 orang pencuri
yang sedang beraksi. Si penghuni rumah berusaha untuk menyelamatkan harta
mereka tetapi yang terjadi malah mereka dibunuh. Untuk menghilangkan jejaknya,
pencuri tersebut menyembunyikan mayat seluruh anggota keluarga pemilik rumah
itu. Setelah menutup dengan rapat tempat itu, pencuri tadi lantas meninggalkan
rumah itu. Tak lama setelah itu, rumah mewah milik keluarga tadi dikosongkan.
~~~
20
tahun berlalu. Kini rumah tersebut telah berpenghuni. Sebelum membeli rumah
tersebut, si pemilik rumah yang baru telah diwanti-wanti oleh pak RT bahwa
dirumah tersebut terdapat sebuah ruangan yang terkunci rapat. Beliau juga
berpesan, jangan pernah sekalipun membuka dan masuk kedalam ruangan itu.
Mendengar cerita tersebut, terbesit niat dibenak Pradith untuk membuka dan
masuk keruangan tersebut.
Malam
itu juga Pradith mencari-cari ruangan tersebut. Setelah beberapa saat mencari,
akhirnya ia menemukan ruanga itu. Letaknya di sudut paling belakang rumah itu.
Karena ia merasa tertantang untuk masuk keruangan itu, ia berpikir untuk
mengajak Satria, teman sekolahnya menginap dirumahnya sekaligus menyelidiki
misteri diruangan yang terkenal angker itu.
~~~
Keesokan
harinya disekolah, ia langsung mencari Satria. Pradith akhirnya menemukan
Satria yang sedang duduk dibangku paling belakang kelasnya.
“Sat,
nanti malam nginep dirumahku ya. Aku punya misi rahasia nih.” Kata Pradith.
Karena tertarik, Satria pun setuju.
Pukul
7.15 malam, terdengar suara ketukan pintu. Setelah dibuka ternyata Satria sudah
datang. Pradith segera mengajaknya masuk kerumah, kemudian menuju kekamarnya
sekaligus menceritakan misi rahasianya.
“Jangan
gila kamu! Kalau ada orang yang mengatakan jangan dibuka ya jangan dibuka.” Jelas
Satria.
“Hey
bro, bukan berarti kamu mengatakan seperti itu... Kau takut ya...” goda
Pradith.
“Yang
benar saja, siapa bilang aku takut. Oke tererah kamu kalau itu dapat membuatmu
puas.”
“Nah
gitu dong, itu baru namanya teman.”
Pradith
berencana untuk masuk menjalankan misi rahasia itu tepat pada pukul 12 malam
nanti.
Tak
lama setelah menunggu, akhirnya jam dinding menunjukkan pukul 11.59 malam.
Pradith dan Satria langsung bergegas menuju keruangan itu. Belum sempat ia
mendekati ruangan itu. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat jelas kalau didepan
ruangan itu tengah ada sesosok wanita berambut panjang hingga ketanah, sedang
duduk didepan pintu ruangan itu dan tak lama kemudian sosok itu berjalan
digelapan malam dan menghilang. Melihat itu, Pradith dan Satria mengurungkan niat
mereka untuk masuk kedalam ruangan itu. Namun, saat mereka berbalik, tiba-tiba
sosok tadi sudah berada didepan mereka. Saat mereka melihat sosok tadi, wajah
sosok itu tertutup rambut, tapi yang sedang mereka lihat sekarang ini adalah
sebaliknya. Tak bisa berbuat apa-apa, Satria dan Pradith hanya dapat terduduk
ditempatnya berdiri tadi.
Pagi
harinya, saat Sesile, adik Pradith, akan pergi kedapur, ia melihat Satria dan
Pradith terduduk dilantai dengan tatapan kosong dan nampak seperti orang yang
trauma akan suatu hal. Wajah mereka nampak memucat dengan tubuh yang menggigil.
Sesile segera berlari dan memanggil kedua orang tuanya. Setelah mereka datang,
mereka langsung membopong Pradith dan Satria kekamar Pradith.
Setelah
diselidiki, ternyata terungkap sudah rencana Pradith dan Satria yang mencoba
masuk keruangan kosong disudut rumah. Dan hal yang membuat keduanya nampak
trauma yaitu munculnya hantu Raisya yang memang kerap kali muncul pada tengah
malam. Menurut warga, sebelum rumah itu ditempati, memang sering terdengar
suara orang yang membuka pintu, satpam komplek perumahan pun pernah melihat
sosok Raisya ditempat itu. Sepertinya, arwah Raisya masih penasaran dengan
kejadian 20 tahun lalu. Atau mungkin ia ingin membalaskan dendamnya pada
pencuri sekaligus pembunuh ia dan keluarganya.
Tak
disangka, bahwa si pencuri sekaligus si pembunuh keluarga Raisya adalah tukang
kebun yang tengah bekerja dirumah itu sekarang. Alasan yang membuat Raisya
sering muncul akhir-akhir ini karena ia mengenali betul wajah orang yang telah
membunuhnya sedang berada dirumah itu. Misteri yang belum terkuak adalah,
dimana tukang kebun itu menguburkan mayat Raisya dan seluruh anggota
keluarganya.
Malam
harinya, Pak Modin (pelaku) pergi kedapur untuk mengambil air minum. Setelah
sampai didapur, ia melihat Sesile sedang berjalan menuju ruangan itu. Pak Modin
menghampiri Sesile dan memanggil namanya, sosok yang dipanggilnya hanya menoleh
sebentar dan kembali berjalan dikegelapan lalu menghilang.
~~~
Keesokan
harinya, Pak Modin mengakui semua perbuatannya pada majikannya dan menceritakn
apa yang dialaminya tadi malam.
“Non,
tadi malam apakah non Sesile pergi keruangan belakang?” tanya Pak Modin.
“Tidak,
semalaman aku bermain laptop dikamarku hingga aku tertidur. Memangnya ada apa pak?”
Pak Modin hanya diam.
‘Lalu
siapa yang aku lihat tadi malam?’ gumam pak Modin.
Yang
dilihat oleh pak Modin semalam sebenarnya memang Sesile, hanya arwah Raisya
masuk ketubuh Sesile jadi dengan leluasa Raisya mengendalikan tubuh Sesile.
Tujuan utama Raisya adalah menggunakan tubuh Sesile untuk membantunya membunuh
Pak Modin. Dendam Raisya selama ini akhirnya terbalaskan 3 hari kemudian. Pak Modin
tewas karena tertusuk oleh pisau yang ternyata ia gunakan untuk membunuh
keluarga Raisya dulu.
Raisya
menulis sebuah pesan kepada seseorang yang nantinya akan melihat mayat pak
Modin.
“Dia yang membunuhku dan keluargaku.
Ia dengan tega menguburkan tubuh kami ditembok dekat pintu ruangan kosong itu.
Tolong kuburkan kami dengan layak...”
-Raisya-
Esoknya,
mayat pak Modin dimakamkan. Semenjak saat itu semua hal yang terjadi dirumah
itu sudah kembali normal dan ruangan kosong itu akhirnya dihancurkan.
-END-
*Bagaimana
menurut kalian hasil karya lamaku? Apakah cukup mengecewakan?
Bolehkah
author bertanya, apakah perbedaan yang dapat reader simpulkan setelah membaca
fiksi ini dengan fiksi yang biasa author publish? Jika reader menemukannya, silakan
tulis dikolomkomentar atau mungkin di acc pribadiku.
Terima
kasih...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar