Minggu, 26 Mei 2013

Mystery of The Empty Room

Mystery of The Empty Room


 Author           : Ima
 Genre            : Horror, mystery
 Length           : Oneshoot, short fiction
 Cast               : Raisya, Pradith, Satria, Sesile, and other cast
 
 Authoer Note:
            Author minta maaf apabila alur dalam cerita ini tidak jelas atau bahkan terlalu cepat. Atau mungkin karena hampir tidak ada percakapannya. Harap dimaklumi saja. Sebagai warning aja, ini adalah cerita yang author buat saat masih duduk dibangku kelas 2 SMP (± 4 tahun yg lalu). Disini, author hanya sekedar reshare saja dengan sedikit editan.
Typo everywhere!! Thanks
 ,
,
,
 
~~~
            Disuatu malam yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara jeritan dari sebuah rumah. Dan ternyata dirumah tersebut ada 2 orang pencuri yang sedang beraksi. Si penghuni rumah berusaha untuk menyelamatkan harta mereka tetapi yang terjadi malah mereka dibunuh. Untuk menghilangkan jejaknya, pencuri tersebut menyembunyikan mayat seluruh anggota keluarga pemilik rumah itu. Setelah menutup dengan rapat tempat itu, pencuri tadi lantas meninggalkan rumah itu. Tak lama setelah itu, rumah mewah milik keluarga tadi dikosongkan.
~~~
20 tahun berlalu. Kini rumah tersebut telah berpenghuni. Sebelum membeli rumah tersebut, si pemilik rumah yang baru telah diwanti-wanti oleh pak RT bahwa dirumah tersebut terdapat sebuah ruangan yang terkunci rapat. Beliau juga berpesan, jangan pernah sekalipun membuka dan masuk kedalam ruangan itu. Mendengar cerita tersebut, terbesit niat dibenak Pradith untuk membuka dan masuk keruangan tersebut.
Malam itu juga Pradith mencari-cari ruangan tersebut. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya ia menemukan ruanga itu. Letaknya di sudut paling belakang rumah itu. Karena ia merasa tertantang untuk masuk keruangan itu, ia berpikir untuk mengajak Satria, teman sekolahnya menginap dirumahnya sekaligus menyelidiki misteri diruangan yang terkenal angker itu.
~~~
Keesokan harinya disekolah, ia langsung mencari Satria. Pradith akhirnya menemukan Satria yang sedang duduk dibangku paling belakang kelasnya.
“Sat, nanti malam nginep dirumahku ya. Aku punya misi rahasia nih.” Kata Pradith. Karena tertarik, Satria pun setuju.

Pukul 7.15 malam, terdengar suara ketukan pintu. Setelah dibuka ternyata Satria sudah datang. Pradith segera mengajaknya masuk kerumah, kemudian menuju kekamarnya sekaligus menceritakan misi rahasianya.
“Jangan gila kamu! Kalau ada orang yang mengatakan jangan dibuka ya jangan dibuka.” Jelas Satria.
“Hey bro, bukan berarti kamu mengatakan seperti itu... Kau takut ya...” goda Pradith.
“Yang benar saja, siapa bilang aku takut. Oke tererah kamu kalau itu dapat membuatmu puas.”
“Nah gitu dong, itu baru namanya teman.”
Pradith berencana untuk masuk menjalankan misi rahasia itu tepat pada pukul 12 malam nanti.

Tak lama setelah menunggu, akhirnya jam dinding menunjukkan pukul 11.59 malam. Pradith dan Satria langsung bergegas menuju keruangan itu. Belum sempat ia mendekati ruangan itu. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat jelas kalau didepan ruangan itu tengah ada sesosok wanita berambut panjang hingga ketanah, sedang duduk didepan pintu ruangan itu dan tak lama kemudian sosok itu berjalan digelapan malam dan menghilang. Melihat itu, Pradith dan Satria mengurungkan niat mereka untuk masuk kedalam ruangan itu. Namun, saat mereka berbalik, tiba-tiba sosok tadi sudah berada didepan mereka. Saat mereka melihat sosok tadi, wajah sosok itu tertutup rambut, tapi yang sedang mereka lihat sekarang ini adalah sebaliknya. Tak bisa berbuat apa-apa, Satria dan Pradith hanya dapat terduduk ditempatnya berdiri tadi.
Pagi harinya, saat Sesile, adik Pradith, akan pergi kedapur, ia melihat Satria dan Pradith terduduk dilantai dengan tatapan kosong dan nampak seperti orang yang trauma akan suatu hal. Wajah mereka nampak memucat dengan tubuh yang menggigil. Sesile segera berlari dan memanggil kedua orang tuanya. Setelah mereka datang, mereka langsung membopong Pradith dan Satria kekamar Pradith.
Setelah diselidiki, ternyata terungkap sudah rencana Pradith dan Satria yang mencoba masuk keruangan kosong disudut rumah. Dan hal yang membuat keduanya nampak trauma yaitu munculnya hantu Raisya yang memang kerap kali muncul pada tengah malam. Menurut warga, sebelum rumah itu ditempati, memang sering terdengar suara orang yang membuka pintu, satpam komplek perumahan pun pernah melihat sosok Raisya ditempat itu. Sepertinya, arwah Raisya masih penasaran dengan kejadian 20 tahun lalu. Atau mungkin ia ingin membalaskan dendamnya pada pencuri sekaligus pembunuh ia dan keluarganya.

Tak disangka, bahwa si pencuri sekaligus si pembunuh keluarga Raisya adalah tukang kebun yang tengah bekerja dirumah itu sekarang. Alasan yang membuat Raisya sering muncul akhir-akhir ini karena ia mengenali betul wajah orang yang telah membunuhnya sedang berada dirumah itu. Misteri yang belum terkuak adalah, dimana tukang kebun itu menguburkan mayat Raisya dan seluruh anggota keluarganya.

Malam harinya, Pak Modin (pelaku) pergi kedapur untuk mengambil air minum. Setelah sampai didapur, ia melihat Sesile sedang berjalan menuju ruangan itu. Pak Modin menghampiri Sesile dan memanggil namanya, sosok yang dipanggilnya hanya menoleh sebentar dan kembali berjalan dikegelapan lalu menghilang.
~~~
Keesokan harinya, Pak Modin mengakui semua perbuatannya pada majikannya dan menceritakn apa yang dialaminya tadi malam.
“Non, tadi malam apakah non Sesile pergi keruangan belakang?” tanya Pak Modin.
“Tidak, semalaman aku bermain laptop dikamarku hingga aku tertidur. Memangnya ada apa pak?” Pak Modin hanya diam.
‘Lalu siapa yang aku lihat tadi malam?’ gumam pak Modin.

Yang dilihat oleh pak Modin semalam sebenarnya memang Sesile, hanya arwah Raisya masuk ketubuh Sesile jadi dengan leluasa Raisya mengendalikan tubuh Sesile. Tujuan utama Raisya adalah menggunakan tubuh Sesile untuk membantunya membunuh Pak Modin. Dendam Raisya selama ini akhirnya terbalaskan 3 hari kemudian. Pak Modin tewas karena tertusuk oleh pisau yang ternyata ia gunakan untuk membunuh keluarga Raisya dulu.
Raisya menulis sebuah pesan kepada seseorang yang nantinya akan melihat mayat pak Modin.
Dia yang membunuhku dan keluargaku. Ia dengan tega menguburkan tubuh kami ditembok dekat pintu ruangan kosong itu. Tolong kuburkan kami dengan layak...”
-Raisya-
Esoknya, mayat pak Modin dimakamkan. Semenjak saat itu semua hal yang terjadi dirumah itu sudah kembali normal dan ruangan kosong itu akhirnya dihancurkan.
-END-

*Bagaimana menurut kalian hasil karya lamaku? Apakah cukup mengecewakan?
Bolehkah author bertanya, apakah perbedaan yang dapat reader simpulkan setelah membaca fiksi ini dengan fiksi yang biasa author publish? Jika reader menemukannya, silakan tulis dikolomkomentar atau mungkin di acc pribadiku.
Terima kasih...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar