Author : Ima {@Imasitinoorc |
twitter}
Tittle : The Fault
Genre : Fantasy, Romance
Length : 2 part
Cast :
Cho Kyuhyun as Marcus Cho
Jasselyn Park as You
Other Cast : Kim Jongwoon as Jeremy Kim
(Marcus’s cousin)
Can you see by your self
Author Note :
Author back with author’s fantasy
again. As reader wish, the main cast in this story is Cho Kyuhyun. I try to
give all of my best to finish this story. All of POV in here is Author POV. I
hope you can like it. Leave your comment because it’s so important for me.
Inspired by The Titans (Indonesian band) MV – Rasa Ini.
Warning! Typo always everywhere. And
I’m so sorry if my english is weird.
Happy reading ^^
Previous part
“Sial!! Beraninya ia membunuh orang
suruhanku!! Tunggu saja pembalasanku Marcus Cho! Mungkin sang pengendali
halusinasi itu telah kau hancurkan tapi halusinasi itu akan terus menyiksamu
sampai kau mati. HAHAHAHA!!” ujar seseorang yang dipanggil hyung tadi oleh
Spencer sesaat sebelum ia menghilang.#
The Fault Ending part
Panas
yang makin menjalar kembali menghinggap keseluruh tubuh Marcus. Seluruh
tubuhnya terasa terbakar oleh kobaran api. Ia hampir sekarat saat ini. Ditengah
situasi yang sangat menyulitkannya ini, Marcus memilih berlari dengan sisa
kekuatannya kedalam kubangan air itu walaupun lokasinya sedikit jauh dari
tempatnya terkapar sekarang. Dengan memantapkan hati dan pikirannya untuk masuk
kedalam kubangan air. Tapi hal itu merupakan suatu pilihan yang salah karena ia
baru saja masuk kedunia asing yang tak pernah terpikir oleh Marcus sekalipun.
Oceania.
-//-
Sinar
mentari yang masuk melalui tralis besi itu mengusik tidur Marcus. Tapi. Tunggu
dulu. Tralis? Kenapa Marcus bisa berada dibalik tralis besi?
Marcus
segera menormalkan penglihatannya dan mengumpulkan kembali sisa-sisa
kesadarannya yang belum terkumpul sepenuhnya. Mata Marcus kemudian terbelalak
lebar ketika ia baru saja menyadari kalau dirinya berada dibalik trali besi. Segera
ia berdiri dan menuju tralis itu. Marcus mencari suatu petunjuk yang akan
menunjukkan alasan ia berada ditempat itu. Pertanyaan yang memenuhi pikirannya
saat ini adalah siapa yang membawanya ketempat ini. Hal terakhir yang dia
ingat, ia masuk kedalam kubangan air yang berada tak jauh dari tempatnya
terkapar malam sebelumnya. Ia seperti tersedot sebuah pusaran air dengan arus
yang sangat kuat.
Hal
yang lebih membuatnya tercengang adalah, letak tempat dimana Marcus ditahan
berada di sebuah bukit dalam lautan. Tunggu. Bagaimana caranya Marcus bisa
bernapas dalam air sebelum ia sadarkan diri? Marcus bergelut dengan
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ia sendiri pun tak ingat
apapun yang terjadi padanya setelah ia tersedot dalam pusaran air. Hal ini
benar-benar aneh. Samar-samar Marcus melihat siluet seseorang yang seperti
berjalan kearahnya.
“Kau
sudah sadar rupanya?”
“Who
are you?”
“Kau tak mengenaliku? Sungguh
menggelikan. Bahkan akupun datang dan berada di Lorong Peradilan saat hukuman
konyol itu dijatuhkan padamu.” Ujar seseorang yang mulai nampak jelas saat
sinar bulan dari permukaan air menyorot tepat wajah orang itu.
“Wajahmu sepertinya tak asing?”
“Ah, baguslah kalau kau mulai
menyadarinya. Kukira kau akan hilang ingatan hanya karena pusaran air yang
kubuat di Lorong halusinasi. Bukankah akan benar-benar lucu bila itu terjadi.
Hahahaha.”
Marcus
hanya bisa terdiam sembari mengingat-ingat siapa yang saat ini tengah berada
dihadapannya. Lebih tepatnya dibalik trali besi.
“Kau benar-benar tak mengenaliku, Marcus
Cho. Kau. Adik sepupu dari Jeremy Kim yang agung, pemimpin tertinggi Blue World
saat ini. Bahkan aku tidak yakin kau akan bisa memimpin rakyatmu saat kakakmu
itu kembali keistananya.” Orang itu melemparkan tatapan jengahnya pada Marcus.
“Oh, ayolah Marcus. Sebegitu banyaknya kah orang yang kau permainkan dimasa
kecilmu hingga kau melupakanku.”
“Baik, kuberikan kau satu petunjuk.
Masih ingatkah kau seorang bocah laki-laki dimasa lalumu yang entah sengaja
atau tidak kau patahkan sayapnya dengan kekuatanmu hanya karena aku tak mau
meminjamkan pearl sapphire blue milikku.” Lanjut orang itu. Kini tangan orang
itu memegang tralis besi itu. Menyesap kembali rasa dingin dari besi itu agar
ia bisa mengontrol emosinya.
“K..ka..kau.. Aiden. Aiden Lee.”
“Oh God. Finally, Marcus Cho. It’s me.”
Tatapan orang itu yang diketahui bernama Aiden Lee, berubah menjadi tajam dan
begitu menusuk. Tatapan yang penuh rasa marah yang sedang berusaha ia tahan
sekarang.
“Sebegitu dendamnya kah kau atas
ketidaksengajaanku saat itu?” ujar Marcus lirih. Ia menyadari betul
kesalahannya. Saat ini rasanya ia tengah terlempar kemasa lalunya. Masa dimana
ia benar-benar merasa bersalah terhadap Aiden.
“Cih, kau bertanya seberapa dendamku
padamu?”
“AARRGGHHH”
Seketika
muncul sebuah aliran listrik pada trali besi itu dan Marcus dapat merasakannya
karena ia tengah memegang trali itu sama
seperti Aiden. Anehnya, Aiden sama sekali tak merasakan listrik itu.
Mungkin ini adalah kekuatan terpendam Aiden. Aiden yang ada dihadapan Marcus
saat ini benar-benar berbeda dengan Aiden yang ia kenal dimasa lalu.
Kekuatan
Aiden yang sebenarnya adalah mengendalikan air. Jadi apabila Aiden pada emosi
yang stabil, air di sungai dan lautan akan tenang dan damai. Dan sebaliknya.
Marcus ingat betul akan kekuatan yang dimilikki Aiden yang pada masa lalu tak
sengaja ia hilangkan karena mantranya mengenai sasaran yang salah. Telah puluhan
kali Marcus meminta maaf pada Aiden. Tapi apa mau dikata, nasi telah menjadi
bubur. Kekuatan Aiden yang telah terlanjur hilang tak akan bisa kembali lagi.
“Bagaimana kau mendapat kekuatan ini
Aiden? Dan kenapa kau bisa ada disini?”
“Kau tak perlu tahu darimana aku
mendapat kekuatan ini. Yang pasti, kau harus membayar semua perbuatanmu yang membuatku
terasing ditempat ini!!!” geram Aiden dengan sedikit aliran listrik yang muncul
dari telapak tangannya. Beruntung tangan Marcus telah lepas dari trali besi
itu.
“Jangan bilang kalau ini Lembah Putus
Asa?”
“Smart boy.” Tangan Aiden mengacak pelan
rambut Marcus. “Ah ya, kau pilih mana aku yang akan membunuhmu dengan tanganku
sendiri atau membusuk ditempat ini?”
“Kumohon, beri aku kesempatan sekali
lagi. Aku akan membayar semua kesalahanku dimasa lalu. Kali ini aku harus
menyelamatkan nyawa seseorang. Aku yakin dengan sangat kau tahu dimana letak
danau Harapan. Jadi kumohon bantulah aku.”
“Semudah itu kah aku harus melepaskanmu.
Bahkan kau sendiri yang datang padaku. Apakah aku juga yang harus melepaskanmu?
Beruntung tempat ini kuberi oksigen untukmu bernapas. Jika kau datang ketempat
ini sendiri, keluarlah sendiri.” Kata Aiden. Kemudia Aiden berbalik, hendak
meninggalkan Marcus. “Itupun kalau kau bisa lolos dari tempat ini.” Lanjut Aiden
sebelum ia benar-benar pergi.
“YA!! KAU! AIDEN, KEMBALI KAU! LEPASKAN
AKU!!” Teriak Marcus hampir putus asa.
Marcus
terduduk seketika. Ia berpikir bagaimana cara keluar dari tempat ini. Berharap Aiden
akan melepaskannya itu adalah suatu kemustahilan mengingat ia kenal siapa Aiden
dan bagaimana wataknya.
“Marcus-ah,
waktumu tak banyak. Kondisi Jasselyn makin menurun. Kau harus segera bawa air
itu ke mansion secepatnya.”
Tiba-tiba
terdengar sebuah suara yang menggema dalam pendengaran Marcus. Itu suara
Jeremy, kakak sepupunya.
“Hyung-ah, bagaimana
caranya aku lepas dari sini? Ikan amis itu benar-benar tak mau melepaskanku.”
“Aku tak bisa
membantumu. Kau yang pergi kedanau itu dengan kemauanmu sendiri. Kau pergi
bukan karena tugas dariku, jadi kau hanya bisa melepaskan dirimu dari tempat
itu dengan usahamu sendiri.”
“Hyung? Hyung-ah,
jebal.”
Lalu
suara itu menghilang. Marcus tak punya ide sama sekali. Seluruh pikirannya
terpusat pada kondisi Jasselyn yang makin menurun. Gadis itu mungkin akan mati
kalau ia tak segera kembali ke mansion Blue World dan membawa air dari danau
yang belakangan ia ketahui bernama danau Harapan.
Marcus
melihat keadaan sekitarnya kemudian tangannya tergerak meraih trali besi yang
sudah kembali mendingin itu.
“Mungkinkah kekuatan itu bisa
kupergunakan saat ini?” tanya Marcus pada dirinya sendiri. “Tak ada salahnya
kan kalau dicoba.”
Kemudian
Marcus memejamkan matanya, memfokuskan pikirannya pada 1 tujuan. Digenggamnya trali
besi itu dengan erat, dan dengan sekuat tenaga Marcus berusaha menarik trali
besi itu. Awalnya memang tak membuahkan hasil sama sekali, tetapi
perlahan-lahan trali itu mulai membengkok. Marcus sendiri sempat tak percaya
bahwa ia bisa mempergunakan kekuatan ini tanpa campur tangan dari Jeremy.
“Great.” Ujar Marcus ketika trali itu
sudah benar-benar membengkok dan memberinya jalan keluar.
Tanpa
buang waktu Marcus segera berlari mencari jalan keluar dari tempat ia ditahan
yang ternyata berada didalam sebuah karang dalam dasar laut. Seketika Marcus
tak dapat bernapas dengan normal ketika ia berhasil menemukan jalan keluar. Ia lupa
kalau ia tak bisa bernapas dalam air. Marcus segera kembali ketempat ia ditahan
dan menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa. Tak ada jalan lain selain
berenang. Setelah memantapkan keyakinannya, Marcus kemudian segera berlari
kembali keluar dan berenang mencari danau itu. Masih tersisa sedikit keraguan
dihati Marcus, karena ia tak pernah berenang dalam waktu yang lama.
-//-
Persediaan
oksigen dalam paru-paru Marcus sudah sangat sedikit. Marcus mulai lelah. Tak heran,
karena ia telah berenang dalam jarak yang tidak pendek. Namun, danau itu tak
kunjung ditemukan. Marcus melihat sekelilingnya, berharap ia menemukan sebuah
tempat untuk mendapatkan oksigen. Memilih untuk naik kepermukaan sama saja
menyerahkan nyawanya pada penghuni dunia yang ada tepat diatas Oceania atau
lebih dikenal dengan Lembah putus asa.
Marcus
melihat sebuah lubang dalam karang yang terlihat bercahaya sangat terang. Merasa
tertarik, ia berenang menuju lubang itu dan melihat apa yang ada didalam sana. Setelah
sampai di mulut lubang itu, mata Marcus silau oleh cahaya yang sangat terang
itu. Cahaya yang benar-benar terang didalam lembah putus asa yang gelap. Dengan
memejamkan matanya, Marcus mulai berenang masuk kedalam lubang itu. Betapa terkejutnya
Marcus ketika ia melihat sebuah kubangan sebesar danau dengan air yang ditutupi
sinar. Cahaya itulah yang memisahkan air dalam danau itu dengan air dari laut
lembah putus asa.
“Inilah
danau harapan.” Batin Marcus.
Segera
ia mempercepat kecepatan berenangnya. Sesampainya ia disamping danau itu,
Marcus mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengambil air dari danau itu
dan membawanya ke mansion. Ditengah persediaan oksigen yang makin menipis dalam
paru-parunya, Marcus memilih jalan nekat, yaitu dengan mengambil air itu
melalui mulutnya sendiri. Dengan mata tertutup Marcus berenang mendekati air
itu dan menyimpan airnya dalam mulut kemudian berenang keluar menuju permukaan
air.
-//-
Sesampainya
ia dipermukaan air, Marcus tetap tak bisa menghirup oksigen karena ia masih
menyimpan air danau harapan itu didalam mulutnya. Marcus takut kalau air itu
akan tertelan olehnya ketika ia menarik napas. Marcus mencari sesuatu yang bisa
ia jadikan tempat untuk menaruh air danau itu mengingat didaratan banyak benda
yang bisa ia pergunakan. Diambilnya sebuah tempurung kelapa, kemudian ia
membuka mulutnya. Anehnya, air itu tak mau keluar dari dalam mulutnya. Apa mungkin
ia tak bernapas selama dalam perjalanan menuju mansion sedangkan ia sudah
benar-benar kehabisan pasokan oksigen dalam paru-parunya. Kepala Marcus pun
mulai pening. Hingga pada akhirnya pandangannya menggelap.
Tubuh
Marcus serasa melayang. Dibukanya perlahan kedua matanya.
“Apa mungkin inilah tempat yang bangsa
manusia sebut dengan surga?” batin Marcus.
Tapi,
pikirannya salah. Kini ia tengah berada dipunggung pegasus kesayangannya yang
tengah terbang diangkasa. Terlukis sebuah senyuman manis dibibir Marcus.
-//-
Kini,
sampailah Marcus dan pegasusnya di gerbang mansion Blue World.
“Akhirnya kau kembali Marcus-ah,
Jasselyn benar-benar membutuhkan air itu saat ini.” Ucap Jeremy seraya memapah
Marcus merasa kakinya tak kuat lagi untuk menompang tubuhnya mengingat ia sama
sekali tak bernapas sejak berada didalam lembah putus asa. Dan Jeremy
meninggalkan Marcus berdua sesaat setelah mereka sampai diruangan tempat tubuh
Jasselyn berada.
Didekatilah
tubuh Jasselyn yang mulai memucat dalam sebuah tabung berisi ramuan buatan
Jeremy. Marcus masih bingung harus memberikan air dalam mulutnya dengan cara
apa. Tak ada jalan lain. Dengan sisa energi yang masih dimiliki Marcus, ia
menarik tubuh Jasselyn, kemudia disatukannya bibir mereka untuk menyalurkan air
itu dari bibir ke bibir. Setelah air itu telah terminum semua oleh Jasselyn,
Marcus mengecup singkat bibir Jasselyn sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh tepat
disamping tubuh Jasselyn.
-//-
“Marcus-ssi, wake up please.” Ujar seseorang
yang terdengar sangat lembut ditelinga Marcus.
“Oppa, apakah keadaannya benar-benar
memburuk?” tanya seseorang pada Jeremy.
“Kurasa tak begitu, lihatlah jarinya.” Jawab
Jeremy sembari menyandar pada tembok dan melipat kedua tangannya didepan
dadanya.
“You’re right, oppa.”
“Jas.. Jasselyn.” Lirih Marcus.
“Yes, it’s me.”
“Sepertinya aku harus meninggalkan
kalian berdua disini.” Ujar Jeremy kemudian beranjak pergi dari kamar Marcus.
“A.. ak.. aku berhasil menyelamatkanmu.”
“Thank you oppa, thank you for safe me.”
Kata Jasselyn sembari menyunggingkan senyum terbaik miliknya.
“Kau memanggilku apa tadi?”
“Ah, tidak, bukan apa-apa.” Kata Jasselyn
yang mulai salah tingkah kemudian memalingkan wajahnya kearah lain.
“Aku hanya bercanda. Senang bisa
mendengarmu memanggilku dengan sebutan itu.” Ucap Marcus dengan mencoba
mendudukkan dirinya bersandar pada sandaran tempat tidur. “Oh ayolah Jasselyn,
aku baru saja sadar tapi kau malah mengacuhkanku.”
Merasa
tak mendapat tanggapan dari Jasselyn, Marcus menarik tangan Jasselyn kemudian
meraih tengkuk Jasselyn sembari mencium bibir Jasselyn. Mata Jasselyn
terbelalak ketika menyadari saat ini Marcus tengah menciumnya. Lambat laun
Jasselyn mulai membalas ciuman Marcus yang ternyata memabukkannya.
-THE
END-
Fiuh...
*lap keringat*
Akhirnya
selesai juga fanfiction ini.
Terima
kasih buat yang udah baca. Ditunggu responnya ya
See
you in next ff.. ^-^
.jpg)
iwak peyek ku sayang yak wae waeyo !! >< kyu nakal sih u,u
BalasHapusengga nyangka trnyata si Aiden jadi ksalahannya si kyu dmasa lalu. dan jadi mbyanging si haebb pas diskybeat deh-_-
endingnya ngebut........tapi ok untuk romance.
yah ditunggu ff slanjutnya saeng...
aku suka karakternya donghae di skipbeat
Hapusending yg tercipta dari kesuwungan saya... mian ^.^
hahahha xD yaampun, Marcus. kamu emang prajurit sejati. kamu kok nyiksa kyuhyunku to im! tak tutuk ke...
BalasHapustapi makasih ya udah happy ending ;)
ih, bisa ya bertahan nggak bernapas selama itu... keyeeeeeen
love you muah
ihhh, apa ini cium-cium -.-
Hapussemuanya bisa terjadi dan dimaklumin kalau ada di genre fantasi ^^
untuk penyiksaannya kyu, jujur aku nggak rela ini ff kelar. aku jadi nggak bisa nyiksa kyu lagi. aku suka nyiksa dia di ffku soalnya ^-^v
makasih buat semuanya yg udah baca :)