Sabtu, 25 Januari 2014

{FF} The Fault - 2/2 Ending Part




 Author                     : Ima {@Imasitinoorc | twitter}
 Tittle                          : The Fault
 Genre                        : Fantasy, Romance
 Length                       : 2 part
 Cast                           : Cho Kyuhyun as Marcus Cho
                                      Jasselyn Park as You
 Other Cast                : Kim Jongwoon as Jeremy Kim (Marcus’s cousin)
  Can you see by your self

 Author Note :
            Author back with author’s fantasy again. As reader wish, the main cast in this story is Cho Kyuhyun. I try to give all of my best to finish this story. All of POV in here is Author POV. I hope you can like it. Leave your comment because it’s so important for me. Inspired by The Titans (Indonesian band) MV – Rasa Ini.
            Warning! Typo always everywhere. And I’m so sorry if my english is weird.
            Happy reading ^^



Previous part



“Sial!! Beraninya ia membunuh orang suruhanku!! Tunggu saja pembalasanku Marcus Cho! Mungkin sang pengendali halusinasi itu telah kau hancurkan tapi halusinasi itu akan terus menyiksamu sampai kau mati. HAHAHAHA!!” ujar seseorang yang dipanggil hyung tadi oleh Spencer sesaat sebelum ia menghilang.#

The Fault Ending part

Panas yang makin menjalar kembali menghinggap keseluruh tubuh Marcus. Seluruh tubuhnya terasa terbakar oleh kobaran api. Ia hampir sekarat saat ini. Ditengah situasi yang sangat menyulitkannya ini, Marcus memilih berlari dengan sisa kekuatannya kedalam kubangan air itu walaupun lokasinya sedikit jauh dari tempatnya terkapar sekarang. Dengan memantapkan hati dan pikirannya untuk masuk kedalam kubangan air. Tapi hal itu merupakan suatu pilihan yang salah karena ia baru saja masuk kedunia asing yang tak pernah terpikir oleh Marcus sekalipun. Oceania.
-//-
Sinar mentari yang masuk melalui tralis besi itu mengusik tidur Marcus. Tapi. Tunggu dulu. Tralis? Kenapa Marcus bisa berada dibalik tralis besi?
Marcus segera menormalkan penglihatannya dan mengumpulkan kembali sisa-sisa kesadarannya yang belum terkumpul sepenuhnya. Mata Marcus kemudian terbelalak lebar ketika ia baru saja menyadari kalau dirinya berada dibalik trali besi. Segera ia berdiri dan menuju tralis itu. Marcus mencari suatu petunjuk yang akan menunjukkan alasan ia berada ditempat itu. Pertanyaan yang memenuhi pikirannya saat ini adalah siapa yang membawanya ketempat ini. Hal terakhir yang dia ingat, ia masuk kedalam kubangan air yang berada tak jauh dari tempatnya terkapar malam sebelumnya. Ia seperti tersedot sebuah pusaran air dengan arus yang sangat kuat.
Hal yang lebih membuatnya tercengang adalah, letak tempat dimana Marcus ditahan berada di sebuah bukit dalam lautan. Tunggu. Bagaimana caranya Marcus bisa bernapas dalam air sebelum ia sadarkan diri? Marcus bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ia sendiri pun tak ingat apapun yang terjadi padanya setelah ia tersedot dalam pusaran air. Hal ini benar-benar aneh. Samar-samar Marcus melihat siluet seseorang yang seperti berjalan kearahnya.
“Kau sudah sadar rupanya?”
“Who are you?”
“Kau tak mengenaliku? Sungguh menggelikan. Bahkan akupun datang dan berada di Lorong Peradilan saat hukuman konyol itu dijatuhkan padamu.” Ujar seseorang yang mulai nampak jelas saat sinar bulan dari permukaan air menyorot tepat wajah orang itu.
“Wajahmu sepertinya tak asing?”
“Ah, baguslah kalau kau mulai menyadarinya. Kukira kau akan hilang ingatan hanya karena pusaran air yang kubuat di Lorong halusinasi. Bukankah akan benar-benar lucu bila itu terjadi. Hahahaha.”
Marcus hanya bisa terdiam sembari mengingat-ingat siapa yang saat ini tengah berada dihadapannya. Lebih tepatnya dibalik trali besi.
“Kau benar-benar tak mengenaliku, Marcus Cho. Kau. Adik sepupu dari Jeremy Kim yang agung, pemimpin tertinggi Blue World saat ini. Bahkan aku tidak yakin kau akan bisa memimpin rakyatmu saat kakakmu itu kembali keistananya.” Orang itu melemparkan tatapan jengahnya pada Marcus. “Oh, ayolah Marcus. Sebegitu banyaknya kah orang yang kau permainkan dimasa kecilmu hingga kau melupakanku.”
“Baik, kuberikan kau satu petunjuk. Masih ingatkah kau seorang bocah laki-laki dimasa lalumu yang entah sengaja atau tidak kau patahkan sayapnya dengan kekuatanmu hanya karena aku tak mau meminjamkan pearl sapphire blue milikku.” Lanjut orang itu. Kini tangan orang itu memegang tralis besi itu. Menyesap kembali rasa dingin dari besi itu agar ia bisa mengontrol emosinya.
“K..ka..kau.. Aiden. Aiden Lee.”
“Oh God. Finally, Marcus Cho. It’s me.” Tatapan orang itu yang diketahui bernama Aiden Lee, berubah menjadi tajam dan begitu menusuk. Tatapan yang penuh rasa marah yang sedang berusaha ia tahan sekarang.
“Sebegitu dendamnya kah kau atas ketidaksengajaanku saat itu?” ujar Marcus lirih. Ia menyadari betul kesalahannya. Saat ini rasanya ia tengah terlempar kemasa lalunya. Masa dimana ia benar-benar merasa bersalah terhadap Aiden.
“Cih, kau bertanya seberapa dendamku padamu?”
“AARRGGHHH”
Seketika muncul sebuah aliran listrik pada trali besi itu dan Marcus dapat merasakannya karena ia tengah memegang trali itu sama  seperti Aiden. Anehnya, Aiden sama sekali tak merasakan listrik itu. Mungkin ini adalah kekuatan terpendam Aiden. Aiden yang ada dihadapan Marcus saat ini benar-benar berbeda dengan Aiden yang ia kenal dimasa lalu.
Kekuatan Aiden yang sebenarnya adalah mengendalikan air. Jadi apabila Aiden pada emosi yang stabil, air di sungai dan lautan akan tenang dan damai. Dan sebaliknya. Marcus ingat betul akan kekuatan yang dimilikki Aiden yang pada masa lalu tak sengaja ia hilangkan karena mantranya mengenai sasaran yang salah. Telah puluhan kali Marcus meminta maaf pada Aiden. Tapi apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur. Kekuatan Aiden yang telah terlanjur hilang tak akan bisa kembali lagi.
“Bagaimana kau mendapat kekuatan ini Aiden? Dan kenapa kau bisa ada disini?”
“Kau tak perlu tahu darimana aku mendapat kekuatan ini. Yang pasti, kau harus membayar semua perbuatanmu yang membuatku terasing ditempat ini!!!” geram Aiden dengan sedikit aliran listrik yang muncul dari telapak tangannya. Beruntung tangan Marcus telah lepas dari trali besi itu.
“Jangan bilang kalau ini Lembah Putus Asa?”
“Smart boy.” Tangan Aiden mengacak pelan rambut Marcus. “Ah ya, kau pilih mana aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri atau membusuk ditempat ini?”
“Kumohon, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan membayar semua kesalahanku dimasa lalu. Kali ini aku harus menyelamatkan nyawa seseorang. Aku yakin dengan sangat kau tahu dimana letak danau Harapan. Jadi kumohon bantulah aku.”
“Semudah itu kah aku harus melepaskanmu. Bahkan kau sendiri yang datang padaku. Apakah aku juga yang harus melepaskanmu? Beruntung tempat ini kuberi oksigen untukmu bernapas. Jika kau datang ketempat ini sendiri, keluarlah sendiri.” Kata Aiden. Kemudia Aiden berbalik, hendak meninggalkan Marcus. “Itupun kalau kau bisa lolos dari tempat ini.” Lanjut Aiden sebelum ia benar-benar pergi.
“YA!! KAU! AIDEN, KEMBALI KAU! LEPASKAN AKU!!” Teriak Marcus hampir putus asa.
Marcus terduduk seketika. Ia berpikir bagaimana cara keluar dari tempat ini. Berharap Aiden akan melepaskannya itu adalah suatu kemustahilan mengingat ia kenal siapa Aiden dan bagaimana wataknya.

“Marcus-ah, waktumu tak banyak. Kondisi Jasselyn makin menurun. Kau harus segera bawa air itu ke mansion secepatnya.”

Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menggema dalam pendengaran Marcus. Itu suara Jeremy, kakak sepupunya.

“Hyung-ah, bagaimana caranya aku lepas dari sini? Ikan amis itu benar-benar tak mau melepaskanku.”

“Aku tak bisa membantumu. Kau yang pergi kedanau itu dengan kemauanmu sendiri. Kau pergi bukan karena tugas dariku, jadi kau hanya bisa melepaskan dirimu dari tempat itu dengan usahamu sendiri.”

“Hyung? Hyung-ah, jebal.”

Lalu suara itu menghilang. Marcus tak punya ide sama sekali. Seluruh pikirannya terpusat pada kondisi Jasselyn yang makin menurun. Gadis itu mungkin akan mati kalau ia tak segera kembali ke mansion Blue World dan membawa air dari danau yang belakangan ia ketahui bernama danau Harapan.
Marcus melihat keadaan sekitarnya kemudian tangannya tergerak meraih trali besi yang sudah kembali mendingin itu.
“Mungkinkah kekuatan itu bisa kupergunakan saat ini?” tanya Marcus pada dirinya sendiri. “Tak ada salahnya kan kalau dicoba.”
Kemudian Marcus memejamkan matanya, memfokuskan pikirannya pada 1 tujuan. Digenggamnya trali besi itu dengan erat, dan dengan sekuat tenaga Marcus berusaha menarik trali besi itu. Awalnya memang tak membuahkan hasil sama sekali, tetapi perlahan-lahan trali itu mulai membengkok. Marcus sendiri sempat tak percaya bahwa ia bisa mempergunakan kekuatan ini tanpa campur tangan dari Jeremy.
“Great.” Ujar Marcus ketika trali itu sudah benar-benar membengkok dan memberinya jalan keluar.
Tanpa buang waktu Marcus segera berlari mencari jalan keluar dari tempat ia ditahan yang ternyata berada didalam sebuah karang dalam dasar laut. Seketika Marcus tak dapat bernapas dengan normal ketika ia berhasil menemukan jalan keluar. Ia lupa kalau ia tak bisa bernapas dalam air. Marcus segera kembali ketempat ia ditahan dan menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa. Tak ada jalan lain selain berenang. Setelah memantapkan keyakinannya, Marcus kemudian segera berlari kembali keluar dan berenang mencari danau itu. Masih tersisa sedikit keraguan dihati Marcus, karena ia tak pernah berenang dalam waktu yang lama.
-//-
Persediaan oksigen dalam paru-paru Marcus sudah sangat sedikit. Marcus mulai lelah. Tak heran, karena ia telah berenang dalam jarak yang tidak pendek. Namun, danau itu tak kunjung ditemukan. Marcus melihat sekelilingnya, berharap ia menemukan sebuah tempat untuk mendapatkan oksigen. Memilih untuk naik kepermukaan sama saja menyerahkan nyawanya pada penghuni dunia yang ada tepat diatas Oceania atau lebih dikenal dengan Lembah putus asa.
Marcus melihat sebuah lubang dalam karang yang terlihat bercahaya sangat terang. Merasa tertarik, ia berenang menuju lubang itu dan melihat apa yang ada didalam sana. Setelah sampai di mulut lubang itu, mata Marcus silau oleh cahaya yang sangat terang itu. Cahaya yang benar-benar terang didalam lembah putus asa yang gelap. Dengan memejamkan matanya, Marcus mulai berenang masuk kedalam lubang itu. Betapa terkejutnya Marcus ketika ia melihat sebuah kubangan sebesar danau dengan air yang ditutupi sinar. Cahaya itulah yang memisahkan air dalam danau itu dengan air dari laut lembah putus asa.
“Inilah danau harapan.” Batin Marcus.
Segera ia mempercepat kecepatan berenangnya. Sesampainya ia disamping danau itu, Marcus mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengambil air dari danau itu dan membawanya ke mansion. Ditengah persediaan oksigen yang makin menipis dalam paru-parunya, Marcus memilih jalan nekat, yaitu dengan mengambil air itu melalui mulutnya sendiri. Dengan mata tertutup Marcus berenang mendekati air itu dan menyimpan airnya dalam mulut kemudian berenang keluar menuju permukaan air.
-//-
Sesampainya ia dipermukaan air, Marcus tetap tak bisa menghirup oksigen karena ia masih menyimpan air danau harapan itu didalam mulutnya. Marcus takut kalau air itu akan tertelan olehnya ketika ia menarik napas. Marcus mencari sesuatu yang bisa ia jadikan tempat untuk menaruh air danau itu mengingat didaratan banyak benda yang bisa ia pergunakan. Diambilnya sebuah tempurung kelapa, kemudian ia membuka mulutnya. Anehnya, air itu tak mau keluar dari dalam mulutnya. Apa mungkin ia tak bernapas selama dalam perjalanan menuju mansion sedangkan ia sudah benar-benar kehabisan pasokan oksigen dalam paru-parunya. Kepala Marcus pun mulai pening. Hingga pada akhirnya pandangannya menggelap.
Tubuh Marcus serasa melayang. Dibukanya perlahan kedua matanya.
“Apa mungkin inilah tempat yang bangsa manusia sebut dengan surga?” batin Marcus.
Tapi, pikirannya salah. Kini ia tengah berada dipunggung pegasus kesayangannya yang tengah terbang diangkasa. Terlukis sebuah senyuman manis dibibir Marcus.
-//-
Kini, sampailah Marcus dan pegasusnya di gerbang mansion Blue World.
“Akhirnya kau kembali Marcus-ah, Jasselyn benar-benar membutuhkan air itu saat ini.” Ucap Jeremy seraya memapah Marcus merasa kakinya tak kuat lagi untuk menompang tubuhnya mengingat ia sama sekali tak bernapas sejak berada didalam lembah putus asa. Dan Jeremy meninggalkan Marcus berdua sesaat setelah mereka sampai diruangan tempat tubuh Jasselyn berada.
Didekatilah tubuh Jasselyn yang mulai memucat dalam sebuah tabung berisi ramuan buatan Jeremy. Marcus masih bingung harus memberikan air dalam mulutnya dengan cara apa. Tak ada jalan lain. Dengan sisa energi yang masih dimiliki Marcus, ia menarik tubuh Jasselyn, kemudia disatukannya bibir mereka untuk menyalurkan air itu dari bibir ke bibir. Setelah air itu telah terminum semua oleh Jasselyn, Marcus mengecup singkat bibir Jasselyn sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh tepat disamping tubuh Jasselyn.
-//-
“Marcus-ssi, wake up please.” Ujar seseorang yang terdengar sangat lembut ditelinga Marcus.
“Oppa, apakah keadaannya benar-benar memburuk?” tanya seseorang pada Jeremy.
“Kurasa tak begitu, lihatlah jarinya.” Jawab Jeremy sembari menyandar pada tembok dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.
“You’re right, oppa.”
“Jas.. Jasselyn.” Lirih Marcus.
“Yes, it’s me.”
“Sepertinya aku harus meninggalkan kalian berdua disini.” Ujar Jeremy kemudian beranjak pergi dari kamar Marcus.
“A.. ak.. aku berhasil menyelamatkanmu.”
“Thank you oppa, thank you for safe me.” Kata Jasselyn sembari menyunggingkan senyum terbaik miliknya.
“Kau memanggilku apa tadi?”
“Ah, tidak, bukan apa-apa.” Kata Jasselyn yang mulai salah tingkah kemudian memalingkan wajahnya kearah lain.
“Aku hanya bercanda. Senang bisa mendengarmu memanggilku dengan sebutan itu.” Ucap Marcus dengan mencoba mendudukkan dirinya bersandar pada sandaran tempat tidur. “Oh ayolah Jasselyn, aku baru saja sadar tapi kau malah mengacuhkanku.”
Merasa tak mendapat tanggapan dari Jasselyn, Marcus menarik tangan Jasselyn kemudian meraih tengkuk Jasselyn sembari mencium bibir Jasselyn. Mata Jasselyn terbelalak ketika menyadari saat ini Marcus tengah menciumnya. Lambat laun Jasselyn mulai membalas ciuman Marcus yang ternyata memabukkannya.

-THE END-

Fiuh... *lap keringat*
Akhirnya selesai juga fanfiction ini.
Terima kasih buat yang udah baca. Ditunggu responnya ya
See you in next ff.. ^-^
 
 

4 komentar:

  1. iwak peyek ku sayang yak wae waeyo !! >< kyu nakal sih u,u
    engga nyangka trnyata si Aiden jadi ksalahannya si kyu dmasa lalu. dan jadi mbyanging si haebb pas diskybeat deh-_-
    endingnya ngebut........tapi ok untuk romance.
    yah ditunggu ff slanjutnya saeng...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku suka karakternya donghae di skipbeat
      ending yg tercipta dari kesuwungan saya... mian ^.^

      Hapus
  2. hahahha xD yaampun, Marcus. kamu emang prajurit sejati. kamu kok nyiksa kyuhyunku to im! tak tutuk ke...
    tapi makasih ya udah happy ending ;)
    ih, bisa ya bertahan nggak bernapas selama itu... keyeeeeeen
    love you muah

    BalasHapus
    Balasan
    1. ihhh, apa ini cium-cium -.-

      semuanya bisa terjadi dan dimaklumin kalau ada di genre fantasi ^^

      untuk penyiksaannya kyu, jujur aku nggak rela ini ff kelar. aku jadi nggak bisa nyiksa kyu lagi. aku suka nyiksa dia di ffku soalnya ^-^v

      makasih buat semuanya yg udah baca :)

      Hapus