Sabtu, 01 Maret 2014

{Songfict} A Good Bye (헤어지는 날)



Author            : Ima
Tittle               : A Good Bye (헤어지는 )
Genre             : Romance
Length            : Oneshoot
Cast                : Choose one of member SJ up to you at the beginning and at ending,
   Song Rae Na as you


Author note:
            Hai reader, nice to meet you again. I don't know from where this idea come. So, I'm sorry if the storyline will be absurd. All POV here is your second bias POV. You can meet your first bias at the end.
I can't say anything so Happy Reading ^^






A Good Bye


No matter the pain, (I) still like it, because now (I’m) going to
see you

            Hari ini, mungkin bagi sebagian besar orang hanya menganggap hari ini hari yang biasa saja. Atau bahkan ada yang menganggap bahwa hari ini hari yang sangat menyebalkan. Ya, semua orang boleh memiliki penilaian tersendiri tentang hari ini. Tapi tidak untukku. Hari ini terasa sangat spesial untukku. Hari dimana aku akan bertemu denganmu lagi setelah 5 tahun kau pergi jauh dari sisiku. Song Rae Na.
            Pertemuan pertama setelah hari dimana hal yang paling kusesali terjadi. Hari dimana aku harus melepasmu karena kebodohanku. Aku tak tahu harus menunjukkan ekspresi yang seperti apa. Antara rasa bahagia haru dan rasa sakit yang amat menyesakkan dada. Apakah aku harus menunjukkan senyum getir saat melihatmu nanti? Tidak. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku harus menunjukkan kalau aku bisa bertahan tanpamu walau nyatanya hal itu sulit untuk kujalani.

Because this time spent living apart, (I’ve) missed you so
With the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being touched once again one day


            Tak peduli seberapa besar usahaku untuk melupakanmu, menghapus bayangmu dan menghapus semua memori-memori indah yang pernah kita lalui bersama. Tapi hati ini lebih memilih untuk merindukanmu. Waktu yang telah memisahkan kita tidak bisa dibilang lama, tapi juga tidak mungkin dikatakan waktu yang singkat. Aku tak lagi memikirkan apa yang terjadi dimasa lalu. Yang memenuhi hati dan pikiranku saat ini adalah rasa bahagia yang begitu membuncah ketika kau secara tiba-tiba menghubungiku dan meminta agar kita bisa bertemu. Benar-benar suatu hal yang sangat menggembirakan.
            Pertemuan singkat ini harus kumanfaatkan sebaik mungkin. Karena aku tahu, mungkin saja setelah hari ini, kesempatan untuk menatapmu lagi tak akan datang untuk yang kedua kalinya. Sama mustahilnya dengan kembalinya hubungan kita seperti 5 tahun yang lalu. Aku hanya bisa tertawa getir apabila membayangkan hal itu benar-benar terjadi.
           
Though my heart may hurt, my lips will still smile on that day

            Kulajukan mobilku dengan kecepatan sedang membelah kepadatan arus lalu lintas di kota Seoul. Cuaca hari ini pun begitu cerah, seakan turut memberikusemangat dan rasa bahagia. Kau mungkin tak akan pernah tahu apa yang saat ini begitu membahagiakan hatiku. Mungkin sajakau akan menganggapku gila jika kau melihat ekspresi wajahku saat ini. Senyum yang tak henti-hentinya kutunjukkan. Senandung kecil yang berasal dari bibirku dan banyak hal lain yang kulakukan untuk mengekspresikan rasa bahagiaku. Hatiku yang sakit dan terasa menyesakkan tak mungkin kutunjukkan dihadapanmu. Aku hanya tak ingin menjadi seorang lelaki yang lemah dihadapanmu.

On that day, unable to express my love for you
This is the day my heart cannot be stilled
This is the of the break up


            Kini sampailah aku ditempat dimana kau mengajakku untuk bertemu. Dari dalam mobil pun aku sudah bisa melihatmu terus menatap jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganmu. Kau terus menatapnya seakan waktu akan memakanmu jika kau terlambat 1 detik saja. Dengan senyum yang senantiasa terukir indah dibibirku, kubuka pintu mobil dan mulai mendekatimu. Mendekati gadis yang selama ini memenuhi hati dan pikiranku. Ingin rasanya aku mengatakan padamu, Song Rae Na, bahwa aku sangat mencintaimu. Tapi, apakah kejadian di masa lalu akan kembali terulang? Penyesalan terdalamku selama ini adalah, tak mampu membalas ucapan sayangmu yang dulu sering kali kau ucapkan padaku. Jika aku masih diberi satu permintaan, aku ingin kembali ke 5 tahun lalu. Aku ingin agar perpisahan ini tidak benar-benar terjadi. Aku ingin semua ini hanya mimpi buruk dari tidur panjangku.
           
With the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being touched once again one day
Though my heart may hurt, my lips will still smile on that day


            “Ah oppa, you come. Nice to see you again?” sapamu yang seketika meruntuhkan lamunanku.
“Oh, eh, me too, nice to see you.”
“...”
Kini sebuah keheningan mulai tercipta. Entah aku ataupun kau sama sekali tak berniat untuk memulai percakapan ini terlebih dahulu. Haruskah aku yang harus memulainya terlebih dahulu? Ah, baiklah, sepertinya tidak terlalu buruk.
“Na-ya.” “Oppa.”
Suasana kembali canggung ketika tanpa sengaja secara bersamaan kita hendak mengeluarkan kalimat yang mungkin akan memulai pembicaraan ini.
“Oppa dulu yang bicara.”
“Kau saja. Kau kan yang mengajakku kemari.” Ujarku tersenyum.
“Ah, memang seharusnya aku yang berbicara dahulu.” RaeNa terkekeh kecil. Oh Tuhan, aku sangat merindukan tawa ini.

On that day, unable to express my love for you
This is the day my heart cannot be stilled
This is the of the break up

“Na-ya, sebelum kan mengatakan apa yang ingin kukatakan, bolehkah aku mengatakan suatu hal yang selama ini selalu menyesakkan hatiku.”
“Eh?”
“...” entah mengapa kata-kata yang sudah kurangkai sedemikian rupa seakan menguap begitu saja.
“Oppa, apa yang sebenarnya ingin kau katakan, hm?” tanyanya. Aku tahu sekarang kau memusatkan telinga dan pikiranku pada sesuatu yang akan kukatakan.
“Kau tahu, ini memang mungkin terasa tak mungkin untukmu. Bisa jadi kau menganggapku gila karena akan mengatakan semua ini. Tapi...”
“But what?” tanya Raena, dia terlihat sangat penasaran. Baiklah, aku akan mengatakan semuanya.
“Tapi, aku selalu berharap jika aku tidak terlampau terlambat untuk mengatakan ini. Raena-ya, a..aku.. aku mencintaimu. Aku tahu aku terlambat menyadari semua ini. Aku begitu terlambat Na-ya. Seandainya...”
“Kita tak mungkin membuat keadaan ini seperti 5 tahun yang lalu, oppa. Sekalipun kita berpisah secara baik-baik saat itu.” Ucap Raena menyela ucapanku. Sepertinya ia tahu kemana arah pembicaraan ini.
 “A..aku berhasil menemukan penggantimu, oppa. Pengganti yang mungkin lebih baik darimu. Bukan berarti kau tak baik untukku. Hanya saja, saat ini, dialah yang sangat terbaik untukku. Aku kembali hanya untuk memastikan kau tetap menjadi seorang lelaki seperti yang kutemui 7 tahun lalu.”
Dia memberi jeda sejenak sebelum akhirnya kembali melanjutkan apa yang hendak ia ucapkan padaku.
“Jujur, aku lebih merasa bahagia dengan pilihanku saat ini, oppa. Kumohon, hapus semua bayangku dari dalam benakmu. Cobalah cari gadis diluar sana yang jauh lebih baik dibanding aku.”
“Apakah aku begitu terlambat menyadari semua ini?” tanyaku tersenyum getir. Kulihat ia mengangguk kecil sambil tertunduk. Kuyakin air matanya akan jatuh sebentar lagi.

There’s no need for a headache, now (I) love you this way


Kulihat ia mulai mendongakkan kepalanya kembali kemudian menatapku dengan senyuman getirnya. Senyum yang sangat amat kubenci seumur hidupku. Aku sama sekali tak penah berkeinginan untuk melihat senyum ini. Senyum yang syarat akan rasa sakit yang begitu mendalam. Dan hampir sebagian besar akulah penyebabnya.
“Sebenarnya tujuanku menemuimu, tidak untuk mengatakan semua ini, oppa. Tapi, kau membuatku memulai dan mengerti semuanya. Terima kasih untuk itu. Aku senang mendengar semua pengakuanmu. Sudah saatnya aku pergi. Kau harus berjanji padaku kalau kau akan menemukan gadis terbaik dimasa yang akan datang. Seseorang telah menungguku di dalam mobil sport hitam di bawah pohon mapple itu.”
Kuikuti arah pandangnya. Terdapat seorang tengah menatap kami dari dalam mobilnya. Seseorang yang dengan sabarnya merelakan kekasihnya untuk menemui mantan kekasih yang pernah menyakiti hati sang kekasih hati. Kulihat ia tersenyum kearah kami. Aku hanya membalas dengan senyuman kecil seolah memberikan pertanda jika kekasihnya baik-baik saja selama bersamaku.
Perlahan tapi pasti, Raena mulai beranjak pergi menjauhiku menuju mobil itu. Aku hanya bisa terpaku menatap punggungnya yang mulai menjauh. Mungkin aku memang tak bisa bersanding denganmu. Yang hanya bisa kulakukan saat ini adalah tetap mencintaimu dengan caraku sendiri. Terima kasih Raena, kau sempat memberikan warna dalam kehidupanku. Dulu.

With the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being touched once again one day
Though my heart may hurt, my lips will still smile on that day
La la la la la
No matter how painful it is, I will still like it
This is a blessed moment

(Super Junior – A Good Bye)


Hai, reader, how are you? Long time no see ^^
Leave your comment here.
Thank you ^^
 

4 komentar:

  1. Imaaa T.T arti lirik lagunya kok gitu banget sik? mana kyuhyun nyanyinya menjiwai banget lagi.
    haaaaaaaaak
    sad ending. yang pasti itu bukan kyuhyun. /mojok di kamar/

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks udah baca...

      maafkan aku, liriknya emang bener-bener bikin nyesek

      Hapus
  2. duh, menyayat nyayaat iiiiikkkk
    ngebacanya ikutan sakit atiii tau, imaaa daebak buat genre angst nya haha,
    mending ginian drpada horor sumpah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanKyu tang udah mampir.
      aku juga rada nyesek gitu pas baca liriknya. entah kenapa malah jadi pengen bikin angst.

      tapi aku kangen bikin horor walaupun banyak resikonya -,-v

      Hapus