Author :
Ima
Tittle :
A Good Bye (헤어지는 날)
Genre
: Romance
Length
: Oneshoot
Cast :
Choose one of member SJ
up to you at the beginning and at ending,
Song Rae Na as you
Author
note:
Hai reader, nice to meet you again.
I don't know from where this idea come. So, I'm sorry if the storyline
will be absurd. All POV here is your second
bias POV.
You can meet your first bias at the end.
I
can't say anything so Happy Reading ^^
A Good Bye
No
matter the pain, (I) still like it, because now (I’m) going to
see
you
Hari ini, mungkin
bagi sebagian besar orang hanya menganggap hari ini hari yang biasa saja. Atau bahkan
ada yang menganggap bahwa hari ini hari yang sangat menyebalkan. Ya, semua
orang boleh memiliki penilaian tersendiri tentang hari ini. Tapi tidak untukku.
Hari ini terasa sangat spesial untukku. Hari dimana aku akan bertemu denganmu
lagi setelah 5 tahun kau pergi jauh dari sisiku. Song Rae Na.
Pertemuan pertama
setelah hari dimana hal yang paling kusesali terjadi. Hari dimana aku harus
melepasmu karena kebodohanku. Aku tak tahu harus menunjukkan ekspresi yang
seperti apa. Antara rasa bahagia haru dan rasa sakit yang amat menyesakkan
dada. Apakah aku harus menunjukkan senyum getir saat melihatmu nanti? Tidak.
Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku harus menunjukkan kalau aku bisa
bertahan tanpamu walau nyatanya hal itu sulit untuk kujalani.
Because
this time spent living apart, (I’ve) missed you so
With
the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being
touched once again one day
Tak peduli
seberapa besar usahaku untuk melupakanmu, menghapus bayangmu dan menghapus
semua memori-memori indah yang pernah kita lalui bersama. Tapi hati ini lebih
memilih untuk merindukanmu. Waktu yang telah memisahkan kita tidak bisa
dibilang lama, tapi juga tidak mungkin dikatakan waktu yang singkat. Aku tak
lagi memikirkan apa yang terjadi dimasa lalu. Yang memenuhi hati dan pikiranku
saat ini adalah rasa bahagia yang begitu membuncah ketika kau secara tiba-tiba
menghubungiku dan meminta agar kita bisa bertemu. Benar-benar suatu hal yang
sangat menggembirakan.
Pertemuan singkat
ini harus kumanfaatkan sebaik mungkin. Karena aku tahu, mungkin saja setelah
hari ini, kesempatan untuk menatapmu lagi tak akan datang untuk yang kedua
kalinya. Sama mustahilnya dengan kembalinya hubungan kita seperti 5 tahun yang
lalu. Aku hanya bisa tertawa getir apabila membayangkan hal itu benar-benar
terjadi.
Though
my heart may hurt, my lips will still smile on that day
Kulajukan mobilku
dengan kecepatan sedang membelah kepadatan arus lalu lintas di kota Seoul.
Cuaca hari ini pun begitu cerah, seakan turut memberikusemangat dan rasa
bahagia. Kau mungkin tak akan pernah tahu apa yang saat ini begitu
membahagiakan hatiku. Mungkin sajakau akan menganggapku gila jika kau melihat
ekspresi wajahku saat ini. Senyum yang tak henti-hentinya kutunjukkan.
Senandung kecil yang berasal dari bibirku dan banyak hal lain yang kulakukan
untuk mengekspresikan rasa bahagiaku. Hatiku yang sakit dan terasa menyesakkan
tak mungkin kutunjukkan dihadapanmu. Aku hanya tak ingin menjadi seorang lelaki
yang lemah dihadapanmu.
On
that day, unable to express my love for you
This
is the day my heart cannot be stilled
This
is the of the break up
Kini sampailah aku ditempat dimana
kau mengajakku untuk bertemu. Dari dalam
mobil pun aku sudah bisa melihatmu terus menatap jam tangan yang melingkar
dipergelangan tanganmu. Kau terus menatapnya seakan waktu akan memakanmu jika
kau terlambat 1 detik saja. Dengan senyum yang senantiasa terukir indah dibibirku,
kubuka pintu mobil dan mulai mendekatimu. Mendekati gadis yang selama ini
memenuhi hati dan pikiranku. Ingin rasanya aku mengatakan padamu, Song Rae Na,
bahwa aku sangat mencintaimu. Tapi, apakah kejadian di masa lalu akan kembali
terulang? Penyesalan terdalamku selama ini adalah, tak mampu membalas ucapan
sayangmu yang dulu sering kali kau ucapkan padaku. Jika aku masih diberi satu
permintaan, aku ingin kembali ke 5 tahun lalu. Aku ingin agar perpisahan ini tidak
benar-benar terjadi. Aku ingin semua ini hanya mimpi buruk dari tidur
panjangku.
With
the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being
touched once again one day
Though
my heart may hurt, my lips will still smile on that day
“Ah oppa, you come. Nice to see you
again?” sapamu yang seketika meruntuhkan lamunanku.
“Oh,
eh, me too, nice to see you.”
“...”
Kini sebuah keheningan mulai tercipta. Entah aku
ataupun kau sama sekali tak berniat untuk memulai percakapan ini terlebih
dahulu. Haruskah aku yang harus memulainya terlebih dahulu? Ah, baiklah,
sepertinya tidak terlalu buruk.
“Na-ya.” “Oppa.”
Suasana kembali canggung ketika tanpa sengaja
secara bersamaan kita hendak mengeluarkan kalimat yang mungkin akan memulai
pembicaraan ini.
“Oppa dulu yang bicara.”
“Kau saja. Kau kan yang mengajakku kemari.” Ujarku
tersenyum.
“Ah,
memang seharusnya aku yang berbicara dahulu.” RaeNa terkekeh kecil. Oh Tuhan,
aku sangat merindukan tawa ini.
On
that day, unable to express my love for you
This
is the day my heart cannot be stilled
This
is the of the break up
“Na-ya, sebelum kan
mengatakan apa yang ingin kukatakan, bolehkah aku mengatakan suatu hal yang
selama ini selalu menyesakkan hatiku.”
“Eh?”
“...” entah mengapa
kata-kata yang sudah kurangkai sedemikian rupa seakan menguap begitu saja.
“Oppa, apa yang
sebenarnya ingin kau katakan, hm?” tanyanya. Aku tahu sekarang kau memusatkan
telinga dan pikiranku pada sesuatu yang akan kukatakan.
“Kau tahu, ini
memang mungkin terasa tak mungkin untukmu. Bisa jadi kau menganggapku gila karena
akan mengatakan semua ini. Tapi...”
“But what?” tanya
Raena, dia terlihat sangat penasaran. Baiklah, aku akan mengatakan semuanya.
“Tapi, aku selalu
berharap jika aku tidak terlampau terlambat untuk mengatakan ini. Raena-ya,
a..aku.. aku mencintaimu. Aku tahu aku terlambat menyadari semua ini. Aku
begitu terlambat Na-ya. Seandainya...”
“Kita tak mungkin
membuat keadaan ini seperti 5 tahun yang lalu, oppa. Sekalipun kita berpisah secara
baik-baik saat itu.” Ucap Raena menyela ucapanku. Sepertinya ia tahu kemana
arah pembicaraan ini.
“A..aku berhasil menemukan penggantimu, oppa. Pengganti
yang mungkin lebih baik darimu. Bukan berarti kau tak baik untukku. Hanya saja,
saat ini, dialah yang sangat terbaik untukku. Aku kembali hanya untuk
memastikan kau tetap menjadi seorang lelaki seperti yang kutemui 7 tahun lalu.”
Dia memberi jeda sejenak sebelum akhirnya kembali
melanjutkan apa yang hendak ia ucapkan padaku.
“Jujur, aku lebih
merasa bahagia dengan pilihanku saat ini, oppa. Kumohon, hapus semua bayangku
dari dalam benakmu. Cobalah cari gadis diluar sana yang jauh lebih baik
dibanding aku.”
“Apakah aku begitu
terlambat menyadari semua ini?” tanyaku tersenyum getir. Kulihat ia mengangguk
kecil sambil tertunduk. Kuyakin air matanya akan jatuh sebentar lagi.
There’s
no need for a headache, now (I) love you this way
Kulihat ia mulai mendongakkan kepalanya
kembali kemudian menatapku dengan senyuman getirnya. Senyum yang sangat amat
kubenci seumur hidupku. Aku sama sekali tak penah berkeinginan untuk melihat
senyum ini. Senyum yang syarat akan rasa sakit yang begitu mendalam. Dan hampir
sebagian besar akulah penyebabnya.
“Sebenarnya
tujuanku menemuimu, tidak untuk mengatakan semua ini, oppa. Tapi, kau membuatku
memulai dan mengerti semuanya. Terima kasih untuk itu. Aku senang mendengar semua
pengakuanmu. Sudah saatnya aku pergi. Kau harus berjanji padaku kalau kau akan
menemukan gadis terbaik dimasa yang akan datang. Seseorang telah menungguku di
dalam mobil sport hitam di bawah pohon mapple itu.”
Kuikuti arah pandangnya. Terdapat seorang
tengah menatap kami dari dalam mobilnya. Seseorang yang dengan sabarnya
merelakan kekasihnya untuk menemui mantan kekasih yang pernah menyakiti hati
sang kekasih hati. Kulihat ia tersenyum kearah kami. Aku hanya membalas dengan
senyuman kecil seolah memberikan pertanda jika kekasihnya baik-baik saja selama
bersamaku.
Perlahan tapi pasti, Raena mulai beranjak
pergi menjauhiku menuju mobil itu. Aku hanya bisa terpaku menatap punggungnya
yang mulai menjauh. Mungkin aku memang tak bisa bersanding denganmu. Yang hanya
bisa kulakukan saat ini adalah tetap mencintaimu dengan caraku sendiri. Terima kasih
Raena, kau sempat memberikan warna dalam kehidupanku. Dulu.
With
the passing of a period of time, (I’ll) be able to see you
being
touched once again one day
Though
my heart may hurt, my lips will still smile on that day
La
la la la la
No
matter how painful it is, I will still like it
This
is a blessed moment
(Super
Junior – A Good Bye)
Hai, reader, how are you? Long time no see ^^
Leave your comment here.
Thank you ^^

Imaaa T.T arti lirik lagunya kok gitu banget sik? mana kyuhyun nyanyinya menjiwai banget lagi.
BalasHapushaaaaaaaaak
sad ending. yang pasti itu bukan kyuhyun. /mojok di kamar/
thanks udah baca...
Hapusmaafkan aku, liriknya emang bener-bener bikin nyesek
duh, menyayat nyayaat iiiiikkkk
BalasHapusngebacanya ikutan sakit atiii tau, imaaa daebak buat genre angst nya haha,
mending ginian drpada horor sumpah :D
thanKyu tang udah mampir.
Hapusaku juga rada nyesek gitu pas baca liriknya. entah kenapa malah jadi pengen bikin angst.
tapi aku kangen bikin horor walaupun banyak resikonya -,-v