Jumat, 18 April 2014

{FF} The Secret Agent - It Isn't Over




Tittle                           : The Secret Agent
Author                        : Imasitinoorc
Genre                         : Action
 Length                       : Series
Rated                          : PG-16
 Cast                           : Kim Jongwoon
                                      Lee Sungmin
                                      Kim Ryeowook
 Other Cast                : Kim Yesung (Kim Jongwoon’s twins)
                                      Can you see by yourself


Author Note              :
            Hello readernim, I’m back? Do you remember this story? I hope you say yes ^^v. After my long hiatus because of national exam, I bring this story. I hope you’ll like it. Warning! Typo everywhere so becareful :P
            Your RCL is very important for me ^^
            Happy reading all...
 
THE SECRET AGENT

-         It isn’t Over –

Author POV
Suara senapan yang begitu memekakan telinga menggema disetiap penjuru rumah itu. Terdengar banyak derap langkah yang mulai berdatangan dengan sebuah senapan yang tetap siaga didalam genggaman masing-masing orang yang menghampiri tempat itu. Kepulan asap masih terlihat disekitar lokasi lepasnya peluru senapan. Entah siapa yang menari pelatuk itu terlebih dahulu. Tak ada yang tahu. Yang mereka tahu saat itu adalah tergeletaknya 2 orang manusia. Dan salah seorang diantaranya adalah bos mereka sendiri. Salah seorang dari mereka melihat pemuda yang bernasib sama dengan bos mereka. Tertembak pada bagian bahu dengan darah segar yang masih mengalir.
“Akan kita apakan orang ini?” tanya seorang yang diketahui sebagai anak buah yang menjaga rumah itu.
“Tinggalkan saja dia disini. Kurasa lokasi ini sudah mulai terkepung oleh polisi. Samar-samar suara sirine mulai terdengar mendekati area ini. Kita bawa bos pergi dari sini. Sekarang!” perintah salah seorang pria berkulit putih yang baru saja tiba dirumah itu.
Tanpa mereka sadari bahwa dilokasi tersebut tak hanya terdapat 2 orang yang terkapar dilantai koridor lantai 2. Seorang pemuda yang berwajah sama dengan pemuda yang tengah tak sadarkan diri itu muncul dari tempat persembunyiannya. Pemuda itu menatap nanar wajah saudara kembarnya.
“Aku harus membawamu kemana? Keadaanmu sangat menghawatirkan. Kenapa kau ceroboh sekali.” Ujar pemuda itu sembari memapah saudara kembarnya keluar dari rumah itu.

...

Beberapa saat berselang, puluhan mobil polisi pun mengepung rumah tempat Yesung disekap. Dengan Sungmin dan Ryeowook yang berada dibarisan paling depan, mereka memimpin puluhan polisi yang siap menangkap dalang dibalik peristiwa ini. Disaat situasi genting semacam ini, Ryeowook masih mencari seseorang yang seharusnya ada disini bersamanya.
“Kau mencari siapa?” tanya Sungmin.
“Tadi Bryan pamit denganku untuk pergi duluan ketempat ini. Tapi, aku tak melihatnya sejak kita tiba ditempat ini. Kemana perginya anak itu.”
“Sudahlah, biarkan saja. Untuk saat ini, Ye- maksudku Jongwoon hyung lah yang terpenting. Kajja, masuk kedalam.” Hampir saja Sungmin mengatakan hal yang tak seharusnya ia katakan pada Ryeowook. Dia hanya berjalan mengikuti Sungmin tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi.
Pintu rumah yang sedikit terbuka, menimbulkan sedikit kecurigaan bahwa telah terjadi sesuatu ditempat ini. Puluhan polisi yang mendatangi tempat itu pun menyebar kesemua penjuru guna menemukan target mereka. Sungmin dan Ryeowook pun tak tinggal diam. Mereka juga turut andil berpencar agar cepat menemukan sahabat mereka. Atau lebih tepatnya adik dari sahabat mereka.
In other place still author POV
Seorang pemuda tengah bersusah payah memapah saudara kembarnya yang kini kian melemah akibat kekurangan darah. Pemuda itu tak tahu harus membawa saudaranya pergi kemana karena letak rumah penyekapan yang berada ditengah hutan.
“Kau harus bertahan. Kumohon jangan tinggalkan aku.” Ujar pemuda itu sembari memperbaiki posisi tubuh saudaranya agar memudahkannya untuk terus berjalan.
Rasa letih yang semakin menjadi dan bekas luka yang tertiup angin membuat pemuda itu memutuskan untuk beristirahat. Diletakkannya tubuh saudaranya itu disebelahnya. Disandarkan tepat pada punggung pemuda itu. Deru napasnya pun masih tersengal-sengal. Lama ia berkutat dengan pikirannya sendiri membuat ia sedikit terkejut kala tak merasakan beban dipunggungnya. Saudaranya tergeletak tepat disampingnya dengan tubuh yang mulai mendingin.
“Kau jangan bercanda. Aku tak suka dengan bercandaanmu kali ini. Jangan membuatku takut. Bertahanlah!” ucap pemuda itu sembari mengguncang tubuh saudaranya kemudian berdiri untuk kembali memapahnya, tapi ia terjatuh karena rasa letih disekujur tubuhnya. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan saudaranya dibawah pohon dan pergi mencari bantuan.
Tepat ketika ia baru berjalan beberapa langkah, sebuah mobil berhenti tak jauh dari sana. Seorang lelaki dengan jaket kulitnya terlihat berlari menghampiri pemuda itu.
“Jongwoon-ah.” Panggilnya.
“Siapa kau? Aku bukan Jongwoon hyung. Aku Yesung.” Lelaki itu terlihat heran hingga akhirnya menjawab pertanyaan pemuda itu –Yesung- ditengah kebingungannya.
“Nanti akan aku ceritakan siapa aku sebenarnya dan bagaimana bisa aku mengenal Jongwoon. Tapi kalau kau bukan Jongwoon lalu dimana dia? Aku tak pernah tau kalau ia memiliki seorang kembaran.”
“Sepertinya hyungku menyembunyikan identitasku demi keselamatanku. Siapapun kau, bisakah kau menolongku untuk membawa hyungku kerumah sakit terdekat sebelum ia benar-benar kehabisan darah?” pinta Yesung pada lelaki yang baru saja memanggilnya dengan nama kakaknya.
“Dimana dia sekarang?”
“Follow me.” Lelaki itu kemudian mengekor dibelakang Yesung hingga berhenti tepat didepan sebuah pohon. Disana terdapat Jongwoon yang masih belum sadarkan diri akibat kekurangan darah. Wajahnya pun nampak sangat pucat.
“Astaga! Apa yang dilakukan penculik itu padanya?”
“Selamatkan dia dulu. Baru kuceritakan kejadian sebenarnya.” Sempat terlintas dibenak Yesung bagaimana bisa lelaki ini mengetahui tentang penculikan ini. Apa mungkin ia teman Jongwoon dikepolisian? Siapa yang tahu.
“Kau berhutang penjelasan padaku Yesung-ah.”
 Diboponglah tubuh Jongwoon kedalam mobil dan mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan dihutan itu. Berharap dapat menemukan sebuah rumah sakit ataupun klinik dengan tenaga medis yang dapat menolong Jongwoon.
Sementara itu, dirumah yang digunakan untuk menyekap Yesung, Sungmin menemukan ring dan tali yang digunakan Jongwoon untuk masuk kedalam rumah itu.
‘Hyung, sudah masuk kesini tapi kenapa aku tak bisa menghubungimu?’ batin Sungmin.
“Hyung, apa yang sedang kau lakukan disitu?” tanya Ryeowook. Sungmin buru-buru menyembunyikan ring dan tali itu kedalam saku blazzer nya agar tak menimbulkan kecurigaan Ryeowook. Jika lelaki bertubuh imut tahu, maka hancurlah rencana Jongwoon yang hanya diketahui olehnya.
“Ani, aku hanya mencari petunjuk tentang keberadaan Jongwoon hyung. Rumah ini nampak sepi-sepi saja. Aku curiga mereka telah membawa pergi Jongwon hyung dari tempat ini.”
“Aku pun berpikir seperti itu. Apa kau memberitahukan hal ini pada Yesung?”
“Belum, aku tak ingin membuatnya cemas akan kondisi kakaknya.” Ujar Sungmin. ‘bagaimana mungkin aku memberitahu Yesung sedangkan yang diculik adalah dia.’
Author POV End
...
Yesung POV
Aku tak tahu harus berbuat apa. Kini aku hanya bisa terduduk lemas disebuah bangku klinik kecil tempat lelaki yang belakangan kuketahui adalah sahabat hyungku semasa kuliah membawa hyungku untuk mendapat perawatan medis. Semoga kau selamat hyung. Kurasakan sebuah tangan memegang pundakku ketika aku tertunduk lesu didepan ruang perawatan Jongwoon hyung.
“Maaf aku tak memanggilmu dengan embel-embel hyung tadi.”
“Tak apa, lagipula aku tak terlalu suka dipanggil dengan hyung selagi usia kita hanya terpaut beberapa bulan saja. Kau cukup memanggilku dengan namaku saja.”
“Ah baiklah. Bagaimana keadaannya?” tanya lelaki itu sembari memberiku sekaleng kopi dan sebungkus roti. Aku pun tersenyum dan menerimanya.
“Aku tak tahu, dokter belum keluar dari ruangan itu.” Ujarku sembari menutup mataku. Badanku terasa lemas, bahkan luka ditanganku pun masih terasa sedikit perih.
“Bisa kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?”
“Aku bahkan tak tahu harus mencertakan kejadian ini mulai darimana. Aku hanya ingat ketika tiba-tiba ada kepulan asap yang muncul diatas panggung. Dan setelahnya aku terbangun dengan keadaan terikat hingga akhirnya Jongwoon hyung datang menyelamatkanku ketika aku hendak melarikan diri.”
“Sudah kuduga kalau yang diculik itu bukan Jongwoon hyung. Aku sempat menonton mini konsermu sampai akhirnya suasana menjadi ricuh akibat asap itu. Kau melihat siapa orang yang menculikmu?”
“Aku tak tahu. Tapi kurasa aku tahu siapa dalang dibalik semua ini.”
“Who is he?”
“Aku tak tahu nama lengkap bahkan wajahnya. Hanya saja Jongwoon hyung sering memanggilnya dengan sebutan JT atau Mr.J saat kami sedang membicarakannya. Jongwoon hyung pun tak pernah memperlihatkan wajahnya padaku walau kami sering berdiskusi tentang kasusnya.”
“Sepertinya aku dan hyungmu mengincar orang yang sama. Tapi kenapa kau bisa sebegitu mencurigainya?”
“Dia musuh bebuyutan hyungku.”
Lelaki itu hanya mengangguk sekilas kemudian menatap pintu tempat Jongwoon hyung dirawat. Kulirik lelaki itu, dia nampak tengah memikirkan sesuatu. Kusesap kopiku untuk mengusir rasa kantukku mengingat hari mulai malam. Sesekali lelaki itu menggelengkan kepalanya. Aku bingung melihat lelaki itu. Kini ia memainkan handphone nya. Sepertinya ia menghubungi seseorang. Kuharap ia menghubungi Sungmin atau Ryeowook guna memberitahu mereka kalau aku dan hyung baik-baik saja walau nyatanya hyung belum pasti bagaimana keadaannya.
Beberapa saat setelah aku berkutat dengan pikiranku. Pintu ruang rawat dihadapanku pun terbuka dan muncullah seorang dokter. Semoga tak terjadi hal yang serius.
“Keluarga pasien?”
“Saya dokter. Bagaimana keadaan hyungku?” Lelaki yang semenjak tadi sibuk dengan ponselnya itu pun ikut menghampiri dokter itu setelah memutuskan sambungan teleponnya. Dokter itu menceritakan keadaan Jongwoon hyung. Aku bahkan tak habis pikir kalau terdapat racun didalam peluru yang sejak tadi bersarang ditubuh hyungku. Kepalaku mendadak pening.
“Yesung-ah. Aku punya rencana untuk menangkap Mr.J dan kembali menjebloskannya kepenjara.”
Yesung POV End
...
Author POV
Malam itu setelah mengetahui keadaan Jongwoon, Yesung kembali pulang kerumahnya dengan mengendarai mobil milik kakaknya yang ditemukan oleh anak buah sahabat kakaknya. Pikirannya kalut. Ia tak tahu harus berbuat apa serat menjelaskan keadaan hyungnya saat ini pada teman-temannya dan teman-teman kakaknya dikepolisian mengenai kondisi Jongwoon, kakanya. Diraihnya ponsel milik hyungnya yang tergeletak diatas dasbor. Ia tak mungkin menghubungi ponselnya yang tertinggal dibackstage saat ia menghilang.
Ditengah kebingungannya, Yesung memutuskan untuk menghubungi seseorang yang terakhir dihubungi hyungnya.
“Yoboseyo. Sungmin-ah?”
“...”
“Ani, aku bukan Jongwoon hyung. Aku Yesung.”
“...”
“Terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Aku tak apa-apa tapi tidak dengan Jongwoon hyung. Bisakah kita bertemu sekarang? Aku akan menjelaskan semuanya. Kutunggu di kafe dekat rumahku.”
“...” dimatikannya sambungan telepon itu kemudian memacu mobil yang dikendarainya menuju sebuah kafe.
...
Yesung pun terlihat gelisah dan bingung setibanya ia di kafe itu. Suasana kafe yang cukup sepi mengingat ini sudah hampir pukul 11 malam membuat ia bebas bergerak sesuka hatinya sembari menunggu Sungmin datang. Tak sampai 15 menit setelahnya, Sungmin tiba dengan sedikit tergesa-gesa.
“Hyung! Apa yang terjadi dengan Jongwoon hyung?” tanya Sungmin saat ia sudah duduk dihadapan Yesung.
“He.. he.. he was gone.”
“I don’t understand. How can he gone? Don’t make me confuse, hyung!”
“He was died.”
“What!! Don’t make joke to me hyung!”
“It isn’t joke Sungmin-ah!”
...
Berita mengenai meninggalnya Jongwoon pun cepat menyebar keseluruh Seoul. Tepat sehari setelah Yesung menceritakan keadaan Jongwoon pada Sungmin, diselenggarakanlah upacara penghormatan. Tidak ada acara pemakaman. Acara itu sudah diurus oleh sahabat hyungnya yang tempo hari membawanya ke sebuah klinik. Semua sahabat bahkan atasan Jongwoon pun larut dalam kesedihan, terkecuali Yesung. Ia hanya terdiam menatap fotonya bersama kakaknya dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
“Mohon perhatiannya.” Ucap Mr.Park yang seketika membuat Yesung menatap atasan kakaknya itu.
“Peristiwa ini merupakan berita yang cukup mengejutkan kita semua. Peristiwa yang tidak terduga oleh kita. Kami akan terus mengenangmu, Kim Jongwoon yang gugur saat bertugas. Dia adalah karyawan, sahabat, dan kakak yang terbaik bagi kita semua. Silakan bagi para hadirin untuk memberikan penghormatan.” Ujar Mr.Park yang kemudian menutup pidatonya dengan meletakkan setangkai bunga mawar putih didepan foto Jongwoon.
Satu per satu para tamu yang hadir meletakkan setangkai mawar putih sebagai simbol penghormatan. Yesung menatap wajah para tamu itu dengan tatapan bersalah. Ia lebih memilih pergi menuju kamar kakaknya.
“Yesung hyung.” Panggil seseorang.
“Ne. Ada apa?” ternyata itu Ryeowook.
“Aku tahu bagaimana sedihnya kau. Tapi aku merasa ada suatu keganjalan disini.” Yesung menatap Ryeowook heran. “Apa maksudmu?”
“Kurasa Jongwoon hyung belum meninggal!” sebuah kalimat singkat yang membuat Yesung terlonjak kaget.
“Bagaimana bisa kau mengatakan itu?”
“Entah lah. Aku hanya merasa kalau ia masih berada disuatu tempat dan dia masih hidup.” Yesung terdiam. ‘Suatu saat nanti kau akan mengetahui yang sebenarnya. Maafkan aku.’
 
TBC...

2 komentar:

  1. Annyeong!!new reader here!!!
    Aku sangat amat menyukai ff genre action and detective story,,apalagi maincastnya biasku,,
    Aaaa,,,kim jongwoon!!!
    #gila XD
    Oh,y eonnie,salam kenal..hehehe...
    Aku sangat amat berharap next partnya cepet dipublish,,
    Sekian bacotan dari new reader tak tau diri ini,,
    #ngilang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Annyeong juga buat kamu, makasih juga udah baca sekaligus komen. bias kita samaan dong ^^

      next part lagi proses ya, ditunggu aja.
      ditunggu kunjungan selanjutnya ^^

      Hapus