Jumat, 15 Agustus 2014

{Songfict} Candle



 Tittle         : Candle
 Author         : Imasitinoorc / Csyclouds
 Genre          : it is up to you :P
 Length         : One Shot
 Main Cast      : Angella & Yuto

 Other Cast     : Can you see by yourself
 Author Note:
     Hi, I’m back. This is first songfict that according to Japanesse song. Someone ask me to make storyline about this song. So, this fiction is dedicate to Angella. Thanks for believe in me to make this story for you hehe. I hope you all will like this story.
Warning!! Typo everywhere. Becarefull ^^.

Recommended song : Hey! Say! Jump – Candle

Happy reading ^^


Candle

Looking up at the night sky, dodging the blurry light
We can no longer rewind to that day, to no longer see that sadness

            Malam terasa sama seperti malam-malam yang lalu. Sendiri menatap bentangan langit malam yang seolah mengerti akan satu hal yang kerap kali mengusik pikiranku. Langit malam dengan temaram samar cahaya bintang menemaniku melewati malam yang entah kenapa terasa melambat. Apakah karena aku merindukanmu?
Ada hal yang sedikit menggelitik pikiranku saat aku mengatakan aku merindukanmu. Bagaimana mungkin aku bisa secepat itu merindukan sosokmu yang pada kenyataannya kita baru saja bertemu 2 hari yang lalu. Aku sangat bahagia bertemu denganmu. Namun, aku sama sekali tak ingin mengulang hari itu. Hari dimana aku melihat kesedihanku.

I’m searching for my emotions through the glistening downtown
You ask, “What are you doing?” through a phone call, you laugh along with another

Semilir angin malam mulai mengusik ketenanganku menatap langit malam ditemani secercah cahaya lilin yang menggantung indah disekitar balkon kamar apartemenku. Tak terlalu terang memang. Tapi aku menyukainya.
“Aku heran, apa yang membuatmu sangat nyaman menatap gemerlap lampu perkotaan yang bagiku sedikit membosankan.”
Aku sangat mengenali suara ini. Suara yang entah sejak kapan sering kurindukan. Aku berbalik dan menatapnya yang kini tengah bersandar di pintu penghubung antara ruang santai dan balkon dengan kedua tangannya yang ia lipat didepan dada bidangnya.
“Sejak kapan kau berada disana?”
Pria itu meletakkan telapak tangannya kedalam saku celana training yang ia kenakan dan berjalan mendekat kearahku. Ia mengambil tempat kosong disisi sebelah kananku.
“Mungkin 10 menit yang lalu. Aku ingin bercerita satu hal padamu.”
“Apa?”
Ia menatap hampa gemerlap lampu perkotaan. Aku hanya menatapnya dalam diam. Kulihat sorot matanya berubah sendu. Sikapnya membuatku semakin penasaran dengan apa yang hendak ia ceritakan padaku. Sungguh, ia tak pernah bersikap seperti ini dihadapanku.
“Kurasa aku menemukan suatu hal yang kucari belakangan ini.”
“Maksudmu?”
“Ya, aku menemukan seseorang yang kubutuhkan untuk berada disisiku. Seseorang yang berhasil mencuri hatiku.”
Ucapannya yang terkesan sangat santai dan tenang sangat berbanding terbalik dengan apa yang kurasakan saat ini. Rasa tercekat ini begitu menyiksaku. Rasanya seperti terhempas dari tebing.  Tak pernahkah terbersit dalam pikirannya jika aku menyukainya.
Hening.
Tak ada suara lagi terdengar. Tak seorangpun berani berkomentar. Kita bergelut dengan apa yang kini berkecambuk didalam pikiran masing-masing. Aku bahkan tak tahu harus bersikap bagaimana atau mungkin ingin berkomentar seperti apa. Kau salah orang dan akan membuatku berpikir lebih keras jika mungkin kau menanyakan apa yang harus kau lakukan sekarang. Haruskah aku mulai melepasmu?



“I’m happy for you…Bye”

            “Hey! Angella!”
Seketika aku terkesiap dari lamunanku. Aku bahkan tak tahu pasti sejak kapan pria dihadapanku ini melambaikan telapak tangannya dihadapanku.
“Ya, apa yang baru kau tanyakan?”
“Aku bahkan belum menanyakan apapun padamu.”
Bodoh
Batinku berteriak. Mengapa dengan bodohnya aku membayangkan jika saja gadis yang kini ia-Yuto bicarakan adalah aku.
“Apa yang tengah kau lamunkan? Bukankah seharusnya sebagai sahabat yang baik, kau turut berbahagia ketika mengetahui jika sahabat baikmu ini sedang jatuh cinta?”
“Lalu aku harus bersikap seperti apa? Tertawa sekeras-kerasnya hingga penghuni apartemen yang lain terbangun?”
Lihatlah kekehan tanpa dosanya. Bagaimana mungkin aku bisa mengecap tawanya sebagai kekehan tanpa dosa jika ia sendiripun bahkan tak tahu bahwa hati seseorang yang kini ada disampingnya tengah terluka. Dan apa katanya tadi? Sahabat? Bodohnya aku menganggap kedekatan kita selama ini lebih dari itu.
Sekarang, apa yang harusnya ku lakukan? Mungkin keputusanku ini adalah keputusan yang terbaik. Ya, aku harus melupakan perasaan ini. Aku harus berbahagia untukmu.


What I can do, is wish for your happiness
The dreams you and I shared, even if the stars never fall into my hands
Even if we never meet again
In order to forever preserve that smiling face
I will wish for that fire that holds my feelings for you to disappear

Jujur aku turut berbahagia ketika melihat senyum tulus itu merekah dari bibirmu. Walaupun fakta menyakitkannya adalah senyum itu bukan untukku. Kuharap kau tak menyadari jika senyumku ini bukanlah senyum tulus seperti yang selalu kuberikan padamu.

I no longer need that sadness, within my closed eyes
See, there’s a whole new fire lighting up into your pure white figure

Menangisi kisah pilu ini merupakan hal bodoh. Dan aku tak mau melakukan hal bodoh itu. Dinginnya semilir angin malam yang berhembus, seketika membuatku menutup mata. Menutup mata pada semua yang kulihat. Menutup mata pada semua yang terjadi. Menutup mata pada semua masalah yang menghantam diwaktu yang nyaris bersamaan.
Bahkan dengan membayangkan senyummu saja dapat menghangatkan diriku. Aku merasa seperti sebatang lilin. Sebatang lilin yang tetap tegar dan utuh jauh sebelum mengenal sosokmu. Sebatang lilin yang akan bersinar terang sesaat setelah kau beri api cinta yang tulus. Sebatang lilin yang bisa meleleh jika terlalu lama terbakar api cemburu. Dan sebatang lilin yang akan sia-sia jika kau tiup api dililin itu dan kau pergi jauh dari hidupku. Tak berguna.
“Oh ya, bisakah kau bawakan handphoneku sebentar, aku ingin mengambil sesuatu didapur.”
Untuk kesekian kalinya kau membuatku terjaga dari lamunanku. Aku hanya tersenyum ringan dan mengambil alih handphone yang sejak tadi berada didalam genggaman tanganmu.
“Sure.”

“You’re so beautiful, congrats…”

Tanganku tergelitik untuk membuka galeri handphonenya. Dia tak akan marah jika aku melakukannya. Cantik. Ya, gadis itu cantik. Tak heran jika Yuto jatuh cinta padanya. Selamat. Kaulah pemenang hati Yuto saat ini.

You will be flooded with happiness, I’ll be watching over you gently
The collection of the dreams you saw, will fall lightly into flower bouquets
While gazing at your walking figure from behind, the tears surface
One day, you’ll be spending all your time laughing
It’s what I wished to this fire

“Kau sudah melihatnya? Dia cantik kan?”
Entah sejak kapan dia sudah berdiri dibelakangku. Untung saja aku tak sampai terkejut. Mungkin keterkejutanku bisa menyebabkan nyawa dari handphone ini melayang.
“Eh.. ehm ya cantik.”
“Kau tahu dia itu...”
Aku hanya menatapmu dalam diam saat kau mulai menceritakan seperti apa gadis itu dalam sudut pandangmu. Senyum getirlah yang kuberikan padamu saat ini. Aku bersyukur kau merasa bahagia saat membayangkan sosok gadis itu dalam benakmu. Setidaknya aku merasa lega melepasmu.
Mungkin saja sejak esok hari, aku hanya bisa menatap senyummu dari jauh. Dan ikut tersenyum untuk kebahagiaanmu walau sebenarnya aku harus membohongi diriku sendiri.

The feelings that shower over me, are just like tear droplets melting off a candle
I’m praying to the flickering fire, for you to remain happy
From far away, from the heart, it’s what I feel
That’s why when things get tough for you
I’ll send over your way this fire, not the fire that’s been up till now
Praying for your dreams

Aku tak tahu akan sebanyak apa air mataku menetes. Yang terpenting untuk saat ini adalah terus melihat kau tersenyum. Namun, aku masih tetap berharap. Berharap jika suatu hari nanti kita bisa kembali tertawa bersama dalam keadaan yang berbeda. Tetaplah memberi kehangatan dan kebahagiaan untuk seseorang yang ada disekelilingmu. My lovely fire.

-End-

3 komentar:

  1. Kamu tu ya, sukanya yg sad sad mulu T,T
    Aku pernah kok ngerasain yg kayak gini, cowok yg aku suka -you know who lah- nyeritain ttg cewek yg dia suka.
    Sakitnya tu dibokong T.T
    Uname-ku keren kaaaaaaan ? XD aku gitu loooh

    BalasHapus
  2. Kamu tu ya, sukanya yg sad sad mulu T,T
    Aku pernah kok ngerasain yg kayak gini, cowok yg aku suka -you know who lah- nyeritain ttg cewek yg dia suka.
    Sakitnya tu dibokong T.T
    Uname-ku keren kaaaaaaan ? XD aku gitu loooh

    BalasHapus
  3. Kamu tu ya, sukanya yg sad sad mulu T,T
    Aku pernah kok ngerasain yg kayak gini, cowok yg aku suka -you know who lah- nyeritain ttg cewek yg dia suka.
    Sakitnya tu dibokong T.T
    Uname-ku keren kaaaaaaan ? XD aku gitu loooh

    BalasHapus